(2) Nggak Ikhlas.

125 7 0
                                    

Walaupun cuma karena kasihan tapi bolehkan aku menganggap itu adalah kepedulian yang ditutupi rasa gengsi.

-Nara Sifabella.

-Nara Sifabella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Seminggu masuk di bangku SMA membuat Nara malas untuk masuk sekolah alasannya karena hujan turun dengan derasnya.

Hujan turun saat gadis itu sudah setengah perjalanan, ia bahkan tak membawa jaket atau payung. Walaupun ia tetap diantar naik Mobil tetap saja dirinya nanti akan kebasahan karena berlari dari gerbang untuk ke kelas.

Betul saja baju nya cukup basah, padahal baru berlari dari gerbang sekolah menuju koridor.

"Ihh tuh kan basah jadinya nggak suka incess tuh," gerutu Nara sambil menyentuh seragamnya dan rambutnya yang ia gerai.

"Makanya pakai jaket, kulit lo bukan kulit badak yang tebal dan tahan sama dingin," sahut suara bariton yang berada di belakang Nara.

Gadis itu pun menoleh dan tentu saja terkejut dengan cowok itu. "Eh Darren! Lo ini ngebacot atau perhatian sih?" tanyanya.

"Nggak dua-duanya,"

"Lah terus,"

"Cuma kasihan doang,"

Setelah mengatakan itu Darren memberikan Hoodie hitamnya kepada Nara.

"Biar lo nggak kedinginan," ucapnya sambil memberikan Hoodie hitamnya itu.

Nara hanya menatapnya datar untuk menutupi rasa senangnya. "Dihh ikhlas nih," sarkas Nara.

"Nggak usah gitu! Padahal dalam hati udah jingkrak-jingrak. Udah ambil lo kedinginan nanti mau masuk angin? Baru juga masuk sekolah masa langsung sakit gara-gara kehujanan," cerocos Darren.

Nara cengo sebenarnya apa mau cowok ini? Nara menganggap ini perhatian tapi cowok ini menganggapnya kasihan. Tapi apakah ia tak mimpi si jantan ketus ini meminjamkan hoodienya.

"Heii jangan ngelamun, muka lo udah jelek tambah jelek kalau cengo gitu," tegur Darren.

"Iyain yang ganteng disegala kondisi," balas Nara sambil mengambil hoodie itu.

"Makasih yah Darren terceunah," kata Nara dengan nada yang dibuat semanis mungkin.

Darren kemudian menatapnya datar. "Besok dikembaliin harus dicuci jangan sampai keringat lo nempel di situ!" pesannya lalu melongos pergi.

NADAR [UPDATE SETIAP HARI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang