(15) Pasrah!

32 5 0
                                    

Modelan cewek kaya lo memang nggak sepantasnya buat dikhawatirin.

-Darren Mahesa

-Darren Mahesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Matanya membulat sempurna saat membaca isi pesan itu.

Dedemit:
Ren, tolongin gue!

Dengan sigap Darren memasukkan ponselnya di saku celana abu-abunya dan memakai tas ranselnya. Bahkan ia meraba-raba permadani untuk mencari kunci motornya, tetapi ia tak menemukannya. Darren memegang bokong satu-satu keempat temannya dan meraba kantong bagian belakang membuat mereka bergidik ngeri.

"Anjay, wanjay, gurijay, bragajay! Nggak normal lo? Pegang-pegang gue," protes Azri.

"Ihh abang pegang-pegang aww," kata Ferdan.

"Jangan sentuh aku bang! Aku jijik ahh," Eza dengan suara menjijikannya.

Darren sama sekali tidak memperdulikan ucapan nyeleneh para manusia kampret itu.

Sedangkan Kenzo hanya membiarkan Darren meraba pantatnya, balasannya yaitu saat tangan Darren menyentuh pantatnya saat itu juga ia sedang buang angin. Walaupun Darren sadar ia tak memperdulikannya.

"ANJING! KUNCI MOTOR GUE LO PADA SEMBUNYIIN DIMANA WOYY?" keempat manusia kampret itu hanya menatap Darren tanpa berkutik, apalagi melihat raut wajah Darren yang sangat dingin dan menyeramkan bagi mereka.

Ferdan menelan salivanya sambil mengambil sesuatu dari saku seragam berlambang OSIS itu, ia menyerahkan kunci motor Darren dengan hati-hati. Darren langsung merampasnya dengan raut wajah yang masih menyeramkan.

"Kenapa lo sembunyiin?" tanya Darren pelan tapi sangat menusuk.

"Yah supaya lo cariin lah, karena muka lo udah kaya singa gue balikin," jawab Ferdan terkesan nyolot.

Kenzo mengerutkan dahinya melihat perubahan Darren. "Lo kenapa sih Ren? Buru-buru gitu!"

Darren menghela nafas. "Si Nara minta tolong sama gue," nada Darren terdengar cemas.

Membuat keempatnya menahan tawa. "Pffttt,"

"Wahh udah mulai luluh yah Ren?" ledek Kenzo.

Darren menatapnya dingin. "Nggak lah dia kan tetangga gue, wajib dong gue bantuin!" sewot Darren.

"Ehmm ada bau-bau nih," cibir Eza. Seketika Darren melotot ke arahnya, membuat Eza gelagapan mendapatkan pelototan itu. "Eh maksud gue ini si Azri mulutnya ada bau-bau jigong," jelas Eza. Darren langsung tak menatapnya dan berjalan menuju pintu utama.

NADAR [UPDATE SETIAP HARI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang