(16) Ceroboh.

60 5 0
                                    

Bahagia banget bisa sedekat ini sama lo.

-Nara Sifabella.

-Nara Sifabella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Bipp...bipp...bipp

Terdengar suara bunyi klason di depan rumah. Dengan segera Darren membuka pintu dan melihat siapa yang menyapanya sepagi ini.

Darren yang sudah siap dengan seragam putih abu-abunya pun, keluar membuka pagar rumahnya. Ia mengerutkan dahinya saat melihat mobil pajero putih di depan rumahnya. Tanpa menunggu lama keluar lah Novan dengan tampang datar seperti biasa.

Darren semakin bingung di buatnya. "Ada apa?" tanyanya.

Novan yang sudah rapi ingin berangkat ke kampus pun tak langsung menjawab, ia menoleh ke arah mobilnya dan keluar lah Nara yang juga sudah rapi menggunakan seragam putih abu-abunya.

"Nanti sepulang sekolah boleh nggak kasih tebengan buat Nara? Tapi jangan langsung lo antar ke rumah! Biar aja dulu dia di rumah lo," jelas Novan dengan nada dingin dan wajah datar.

Darren hanya manggut-manggut walaupun tak terlalu mengerti karena Novan belum memberikan alasannya. Apes dah satu hari gue kalau selalu sama nih anak, ia membatin.

Jangan lupakan Nara yang sudah kegirangan mendengarnya. Ia bahkan tersenyum ke arah Darren.

Karena Novan melihat Darren tak mengatakan sepatah kata pun, ia melanjutkan perkataannya. "Soalnya gue pulang kuliah mungkin lebih lama dari kemarin-kemarin, terus Mama gue juga minta di antar ke rumah temannya yang jaraknya cukup jauh. Gue harap lo mau nolong gue," jelas Novan terdengar seperti permohonan, tapi dengan nada dingin. Ini kedua kalinya Novan berbicara panjang lebar hanya demi adiknya.

"Oke, gue nggak keberatan! Lagipula gue nggak ada urusan OSIS apapun nanti," balas Darren sambil sesekali melirik ke arah Nara. Puas kan lo dedemit seharian sama gue, batinnya.

Nara yang mendengarnya tak henti-hentinya tersenyum, dan Novan mengangguk sambil tersenyum kecil saat mendengarkan balasan Darren.

Darren memperhatikan Nara dan Novan secara bergantian, ia pun bingung kenapa mereka berdua memiliki banyak perbedaan, bahkan wajah mereka tidak mirip. Novan lebih mirip ke Nasha sedangkan Nara wajahnya lain sendiri. Sifat Nara pun bahkan berbeda dengan Novan yang dingin dan Nasha yang ramah dan lemah lembut. Sangat berbeda dengan Nara yang selalu cengegesan dan tidak tahu malu.

Kayanya si Nara anak pungut deh. Darren membatin dan menahan tawa dengan apa yang ia ucapkan dalam hati.

🌻🌻🌻

Sesuai janjinya terhadap sahabatnya. Nara menceritakan semua kejadian di mana, dengan liciknya Selin merencanakan untuk menghabisinya malam itu. Zahra, Uvi dan Fany yang awalnya tak percaya. Akhirnya mereka melongo sendiri, setelah mendengar penjelasan Nara yang terlihat sekali cerita yang tidak dibuat-buat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NADAR [UPDATE SETIAP HARI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang