[١٩] Santri's Spirit [5] (Yeay Day 2)

2.6K 507 339
                                    

Ku tyda usah banyak bacod ya. Langsung aja.

Ohiya jangan lupa lagu yang di mulmed di putar ya supaya lebih kerasa adrenalin dan perjuangan anak-anak ayam kesayangan kita.

Selamat membaca.

"Oke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke. Today is the puncak of perjuangan kita. Kita harus bisa membawa pulang piala itu dengan bermodalkan masalah," pungkas Ustadz Cahyo seraya menunjuk piala indah yang telah dipamerkan di pusat auditorium milik tuan rumah.

"Lah? Kok bermodal masalah?" tanya Chendana.

"Iya. Kan kalian semua pembawa masalah di pesantren," jawab Ustadz Cahyo enteng.

"As--tagfirullah Yaa Allah," balas Chakra seraya mengusap dadanya.

Tadinya sih Chakra mau bilang asu. Tapi alhamdulillah, lidahnya berhasil bengkok dan akhirnya yang keluar itu istigfar.

"Hahaha, dasar kalian semua pembawa masalah," celetuk Felix seraya menunjuk teman-temannya.

"Elu kan juga nyantri di pesantren yang sama dengan kita cuk. Berarti elu juga termasuk pembawa masalah," Haikal meringis pelan.

"Lah iya juga sih," Felix mengernyit pelan.

"Lix, mau nanya gua." Halil menepuk pelan bahu Felix.

"Apa, Lil?" balas Felix masih dengan dahi yang mengernyit.

"Kenapa sih kenapa? Kenapa goblok banged coba?" tanya Halil dengan tatapan mendalam.

"Karena dia gak gojek. Jadi dia memilih goblok saja. Ya gak, Lix?" timpal Lian seraya merangkul bahu Felix.

Felix tambah bingung. Kerutan di dahinya semakin bertambah.

"Elu, udah tau anak orang otaknya kecil kayak upil, makin lu bikin pusing," Chandra menoyor pala Lian.

"Sambil nungguin Felix pintar, kita ke masjid dulu, yuk. Pengumuman pemenang adzan sama tartil bentar lagi mau dimulai," Ustadz Cahyo berucap.

"Nah. Cocoki tawwa," balas Lian dengan logat Makassarnya.

Mereka pun akhirnya berdamai-ramai menuju masjid. Di tengah perjalanan terbesit obrolan-obrolan dari para santri.

"Bang, tawwa itu apa?" tanya Jovi pada Lian yang tadi sempat menggunakan logat Makassarnya.

"Yang gini nih, Jov. HAHAHAHA," Han tertawa heboh.

"ITU TAWA, KUMIS KAMBING!" Maheza menoyor kepala Han.

"Canda gua, palu arit!" balas Han sinis.

"Hehe iya, Bang. Lucu kok," Jovi nyengir ganteng.

"Tawwa itu kayak apa ya? Kalimat yang mendukung suatu objek ataupun asumsi. Misalkan nih ya kayak tadi kan gua bilangnya cocok tawwa. Itu sama aja dengan nah cocok tuh Ustadz Cahyo. Jadi, dia itu cuman sebagai bumbu pelengkap aja tapi maknanya dahsyat, khas gitu," jelas Lian serius.

[1] pesantren abnormal; stray kids ft. nct dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang