[٢٦] Maheza berulah, lagi

1.8K 466 194
                                    

Seneng banget di part sebelumnya, ternyata banyak yg kangen avv
˚̩̥̩̥( ͡ᵔ ͜ʖ ͡ᵔ )*̩̩͙✩˚̩̥̩̥( ͡ᵔ ͜ʖ ͡ᵔ )*̩̩͙✩

Anda semua pasti tahu 'kan bagaimana cara menghargai sebuah karya.

"Gak kerasa ya, sebulan lagi kita udah graduate dari pesantren ini," Woozak berucap seraya menarik napas dalam-dalam, menghirup segarnya udara di taman belakang asrama ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak kerasa ya, sebulan lagi kita udah graduate dari pesantren ini," Woozak berucap seraya menarik napas dalam-dalam, menghirup segarnya udara di taman belakang asrama ini.

Syahfi yang duduk di sebelah Woozak, sontak mengulas sebuah senyum tipis.

"Nikmatin aja, bang," tuturnya.

"ASSALAMU'ALAIKUM YAA WOOZAK YAA SYAHFII!"

Woozak dan Syahfi yang mendengar seruan tersebut sontak terkejut, bahkan Woozak hampir saja terjungkal jika tidak ditahan oleh Syahfi.

"Emang ya lu iblis kerjaannya gangguin orang-orang yang beriman," Rezky yang muncul di belakang Halil sontak menoyor kepala pemuda itu menggunakan batako.

Yakali, enggak lah.

Bisa mati si Halil digetok palanya pake batako.

Pake tangan doang kok mukulnya.

"Iblis mana ada seganteng ini," Halil merapihkan rambutnya.

"Iya, yang ada sejelek ini 'kan," Rezky menunjuk wajah Halil.

"Tak punya hati kau, Roma! Kau jahad!" Halil menunjuk-nunjuk dada Rezky lalu berlari pergi dengan dramatis.

"Anaknya siapa sih itu jijik banget gue. Ish," Rezky bergidik ngeri.

Woozak dan Syahfi hanya bisa tersenyum melihat kelakuan dua makhluk asing di hadapannya ini.

"Ngomong-ngomong ada apa, Ky? Kok ke sini tadi bareng Halil?" tanya Syahfi.

"Ah itu tuh. Pembagian ponsel. Ustadz Syauqi udah manggil kita buat ngumpul di ruang tamu. Langsung cabs deh. Ayo buru."

🍼🍼🍼

"Mungkin ini akan menjadi pembagian ponsel terakhir kalian di pondok ini. Yaa bulan depan pun dibagikan juga sih, tapi 'kan tidak akan dikumpulkan kembali lagi seperti biasa," Ustadz Syauqi berucap seraya membagikan satu-satu ponsel milik santri.

"Pasti pada seneng 'kan soalnya udah mau left?" lanjut Ustadz Syauqi.

"Heh siapa bilang?!" balas anak-anak spontan.

Ustadz Syauqi kaged. Siapa yang kaged coba kalo di gas barengan.

"Gausah pencitraan, atuh," Ustadz Syauqi berucap lagi.

"Siapa yang pencitraan?!" anak-anak spontan lagi balas bersamaan.

Ustadz Syauqi kaged lagi.

Dia akhirnya ngusap-usap dadanya, "iya-iya, tau dah kalian ini udah sayang sama pesantren ini. Jadi gak tega buat pergi ninggalin."

[1] pesantren abnormal; stray kids ft. nct dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang