[1] pesantren abnormal; stray kids ft. nct dream ✓

[٩] Sefruit Story

"Felix, jumlah semua rakaat sholat fardhu berapa?"

"Sepuluh, Ustadz," jawab Felix dengan pedenya

"Hah? Sepuluh?" Ustadz Januar mengernyitkan dahinya.

"Iya, Ustadz."

"Siapa yang ngajarin kalo jumlah rakaat sholat fardhu itu sepuluh, Felix?"

"Kan sholat subuh dua rakaat, Ustadz. Otomatis dzuhur, ashar, maghrib, isya, juga dua rakaat. Nah, kalo semuanya dijumlah jadi 10. Saya bener 'kan, Ustadz?"

Sontak Ustadz Januar menepuk pelan dahinya.

Untung saja saat ini mereka cuman berdua di kelas. Soalnya anak-anak semua pada keluar istirahat. Baru saja jam mengajar tarikh Ustadz Januar selesai di kelas ini.

Sebelum meninggalkan kelas menuju ruang guru, dia iseng-iseng aja nanyain Felix yang gak berniat buat keluar kelas di jam istirahat. Siapa sih muslim baligh yang gak tau jumlah rakaat sholat? Anak-anak aja udah pada tau. Tapi, jawaban Felix barusan berhasil mematahkan persepsi Ustadz Januar.

"Felix, nak. Belajar agama di mana kamu sebelumnya? Bukan ajaran sesat 'kan?" tanya Ustadz Januar was-was.

"Saya gak pernah belajar ilmu agama islam sebelumnya, Ustadz. Pesantren ini tempat pertama saya nuntut ilmu."

"Kamu juga belum belajar dasar agama? Rukun iman, rukun islam?"

"Belum, Ustadz. Saya 'kan mualaf baru."

"Justru karena kamu itu mualaf, kamu harusnya lebih giat dari muslim-muslim lainnya. Jangan karena kamu mualaf, kamu malah menjadikan hal tersebut alasan kalo kamu fine-fine aja gak tau pasal ilmu agama," jelas Ustadz Januar.

"Maaf, Ustadz."

"Gini aja deh. Kamu tau gak kalo di sini juga ada Ustadz yang mualaf?"

"Siapa, Ustadz?"

"Guru Bahasa Arab kamu sama temen-temen kamu."

"Kalo boleh tahu namanya siapa?"

"Kamu belajar Bahasa Arab 'kan sebentar?Tanya langsung aja nanti."

"Ah iya, Ustadz."

"Dia juga mualaf di usia yang sama kayak kamu. Tapi, dia emang sungguh-sungguh orangnya. Tekad dan perbuatan dia itu sebanding. Alhamdulillah, dia benar-benar ahli dalam bidang Bahasa Arab sekarang," jelas Ustadz Januar.

🍼🍼🍼

"Mau makan nih?" tanya Chandra pada Chakra dan Lian.

"Pesen aja, udah," jawab Chakra.

"Soto ya, Chand," ucap Lian.

"Duain," ikut Chakra.

"Mang, sotonya tiga, ya," pesan Chakra pada si mamang di gerai tersebut.