Saya cuman mau bilang, pasti kalian tahu bagaimana cara menghargai sebuah karya.
Anak-anak sekarang pada jalan pulang dari masjid menuju asrama. Barusan aja mereka abis setor hafalan, tahfidz Qur'an sama Sholat Ashar.
"Weits, anak-anak nyasar sama sang pemimpi lagi ngapain nih rame-rame? Mau sunatan masal yak?" celetuk Ustadz Cahyo yang kebetulan emang berpapasan sama mereka.
"Mau nanem pohon keju, Ustadz," gurau Maheza.
"Pihin kiji pili kii milidik!" balas Ustadz Cahyo meledek. "Abis ini jam olahraga 'kan, ya? Langsung kumpul ya. Saya tunggu 15 menit," lanjutnya.
"Dimana, Ustadz?" tanya Felix dengan segala kepolosannya.
"Di tol cikampek." Ustadz Cahyo menatap datar Felix.
"Oh, berubah ya? Bukan di lapangan pondok lagi? Kok sekarang jauh banget mainnya?" Felix mengernyitkan dahinya.
"Lah?" Ustadz Cahyo terlihat gusar. Sedikit tidak menyangka ternyata Felix lebih goblok dari dugaannya.
Dia kemudian berjalan mendekati Felix lalu memegang kedua bahu pemuda tersebut.
"Ahmad Felix Nasution, santriku yang paling cerdas tiada tara," lirih Ustadz Cahyo.
"Iya, Ustadz?" mata Felix berbinar.
"Kamu seneng-seneng bersyukur ya. Soalnya Allah udah kasih kamu wajah yang menawan," lanjut Ustadz Cahyo.
"Pastilah, Ustadz," Felix mengacungkan jempol kakinya.
"Iya. Karena Ustadz gak tau apa jadinya kalo kamu jelek. Udah jelek, goblok, hidup lagi. Gak tau apa yang mau di harepin. Makanya banyak-banyak bersyukur ya," Ustadz Cahyo menepuk pundak Felix berulang kali lalu segera beranjak dari sana.
Kerutan di dahi Felix menjadi bukti jelas bahwa dia benar-benar bingung dengan ucapan Ustadz Cahyo barusan.
"Itu Ustadz Cahyo kenapa?" tanya Felix pada Jovi.
Jovi tersenyum tipis. "Gak papa, Bang. Dia cuman menunjukkan betapa bangganya dia sama Bang Felix."
Dan Felix kesenengan denger kalimat Jovi.
🍼🍼🍼
"Astaga jenuhnya daku selama delapan bulan ini terus beraktivitas seperti ini setiap harinya," Haikal berucap seraya mendaratkan tubuhnya di sofa.
"Tinggal empat bulan cuy," timpal Maheza yang ikut duduk di sebelah Haikal.
Haikal mendesah pelan. Entah apa yang dipikirkannya.
Selain Haikal sama Maheza, ada Han sama Chandra yang juga duduk di sofa yang sama sambil maen tebak-tebakan. Ada juga Halil sama Chakra yang duduk di sofa lainnya.
Selebihnya, ada yang ke dapur ada juga yang langsung naik ke kamar.
"Han, tebak ya. Kalo kita tidur dia bangun, kalo kita bangun dia tidur. Apa tuh kira-kira?" tanya Chandra dengan senyum kadalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] pesantren abnormal; stray kids ft. nct dream ✓
Humor❝percayalah, kami tidak sesuci label pesantren kami.❞ warning ⚠ + korea rasa lokal + laugh out loud + harsh words (a little) + be careful, this is an addicted story [020220] #1 in leeknow [100420] #3 in parkjisung [070320] #4 in IN [010820] #4 in j...