Chapter 0.1 🌱

259 98 22
                                    

-Aku Alaiza bukan Alayza-

🌱🌱

Menginginkan Segalanya sempurna namun kenyataannya garis takdir tak menginginkannya, kamu bisa apa? Apa yang bisa kamu lakukan selain berusaha dan berdoa.

Terkadang hidup tak semudah yang kita bayangkan, kita tidak bisa mengetahui kapan bahagia datang atau Kapan sedih tiba. Terkadang perjalanan waktu menjadi indah jika kita berjalan dengan landasan keyakinan, keikhlasan dan kekuatan.

Begitu juga dengan seorang perempuan yang terlahir di keluarga yang hidup tanpa seorang ibu bukanlah hal mudah percayalah itu sulit untuk dilalui, kita tidak pernah bisa berkeinginan untuk lahir di keluarga seperti yang kita inginkan dan orang tua yang seperti kita harapkan tapi percayalah kita bisa menjadi orangtua yang seperti apa. Seperti hidup, sebuah kalimat tentang hidup yaitu 'hidup adalah pilihan' dan kalimat itu membenarkannya.

Hidup itu pilihan, kita bisa memilih mau jadi apa dan mau seperti apa. Mau jadi baik atau buruk itu pilihan bukan takdir selebihnya adalah karena hasutan oranglain.

Seorang perempuan yang usianya masih cukup remaja itu sempat kecewa dengan takdirnya, saat itu kehidupannya nyaris sempurna namun tiba-tiba nyawa merenggut sesosok perempuan yang paling berarti dalam hidupnya dan setelah kejadian itu dia merasa ada hal yang ada hilang dari dirinya, sesuatu yang Tuhan ambil untuk selamanya tak bisa hentikan.

Tuhan merenggut nyawa wanita yang sangat berarti dalam hidupnya, Alisya Amira nama Ibu dari perempuan itu, kepergiannya membuat perempuan itu menjadi bersedih dan berkepanjangan namun sekarang dirinya telah sadar, ia sadar tidak bisa melawan garis takdir serta sedihnya tidak akan pernah bisa membangunkan Ibunya kembali.

Walaupun dirinya memiliki seorang kakak laki-laki dan sesosok Papah yang menyayangi namun hal itu belum cukup bagi dirinya, bisa disebut terlalu egois menginginkan segalanya untuk sempurna padahal kenyataannya kita tidak bisa, garis takdir tidak menginginkan itu.

Setelah beberapa tahun Ibu pergi kini perempuan itu mulai menyadari dan mengerti kenapa sosok Papah bisa berperan dua orang dalam satu tubuh, dan kini dia juga paham serta merasakan Ibu masih ada pada satu tubuh yang sama, Ibu seperti berada di tubuh Papah, dan hal itu berhasil membuat dirinya serta sang kakak tidak merasakan kehilangan kasih sayang. Tapi itu tidak bisa mengubah posisi Ibu dihati mereka, Ibu ya tetap Ibu.

Tak jarang Papah kesal terhadap sikap kami namun Papah paling bisa mengontrol emosi, dirinya lebih memperlihatkan bahwa yang kami lakukan itu salah lalu mencoba dan mengajak kami memperbaiki bersama dengan perlahan.

Menjadi wanita satu-satunya di dalam keluarga sepertinya tidak terlalu buruk.

Perkenalkan namaku Alaiza Amora Prama. boleh memanggilku Liza, asal jangan memanggil dengan panggilan Ala. Karena aku tidak terlalu suka, tapi sayangnya Kakakku yang pintar itu memanggil dengan panggilan Ala, Ala amornya Abang!

Menurutnya panggilan itu lebih cocok untukku yang bertubuh mungil ini, dan itu memang faktanya. Kalian tau tinggi tubuh Kakakku sekitar 185cm dan aku hanya 155cm menyebalkan bukan? tinggiku hanya sebatas dadanya saja dan itu kerap menjadi bahan bully-annya.

Terkadang aku bingung dengan cara oranglain memandang Kakakku, orang lain mengenal Kakakku sebagai pria dingin, tapi aku mengenalnya sebagai pria yang tidak punya rasa malu.

Iya tidak malu untuk menjahili adiknya, untuk mengganggu adiknya atau membuat adiknya menangis,Ternyata pandangan kita berbeda.

" Abang kembalikan, aku memohon " pinta Liza memohon. Reyza Gio prama namanya, dan kerap dipanggil Eza atau Bang Eza jika sedang kesal Liza memanggil Eza dengan sebutan Elsa.

LOVE LINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang