Terungkap

133 55 40
                                    

☆Bismillahirrahmanirrahim☆

~Kalam Mutiara~

Iri aku dengan mereka yang suaranya sunyi di dunia tapi menggema keras di langit. Seluruh bumi buta akan kehadirannya, tapi namanya viral dilangit. Mereka para ahli Tahajud.

🍁🍁🍁🍁🍁

Aku hanya tersenyum ketika umi memaksa kak Davin untuk makan, padahal dia kan baru saja makan sebelum ke rumahku. Tapi dengan sabarnya kak Davin menuruti ucapan umi, walaupun makannya hanya sedikit.

"Umi, besok dirumah saya ada acara syukuran, apa umi ada waktu untuk itu?" ucap kak Davin membuka percakapan.

"Insya Allah kebetulan besok umi belum ada acara," jawab umi seraya membereskan piring kotor yang sudah dipakai.

"Alhamdulillah, kalau kamu Sa?" ucapnya seraya memalingkan wajah padaku.

"Acaranya pukul berapa kak? Aku baru bisa setelah ashar karena besok hari pelaksanaan bazar buku islami," ucapku yang sedang membantu umi.

"Tenang saja Sa, acaranya pun setelah ashar. Umi besok saya jemput Sabil ya?" Dia meminta izin pada umi.

"Yasudah boleh, kalau itu tidak merepotkanmu." Aku yang mendengar hanya bisa diam.

"Tidak merepotkan sama sekali mi, Sa besok aku jemput ya," Deg, aku melayang dan tidak ingin jatuh ... kembali.

🍁

"Nazmaaaaaaaa ..." teriakku.

"Apaan sih Sa, berisik tau ga?" gerutu Nazma sambil memandangku kesal.

"Ya maaf, kenapa kamu gak bilang kalau kak Davin pulang?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Loh, kamu sudah ketemu? Aku takut kalau bilang kamu, nanti kamu teringat masa lalu," ucapannya membuatku tertegun.

"Iya aku sudah ketemu kemarin, dia juga kemarin ke rumah," ucapku senang.

"Benarkah?" tanyanya terkejut.

"Hey teman-teman lagi pada ngapain nih? kayaknya seru banget!" ucap Ayla sambil berjalan ke arah kami tapi dia tidak sendiri, dia berjalan santai dengan kak Alif. Hatiku mencelos karena melihatnya.

"Oh tidak ada apa-apa, Aku duluan ya!" Akupun berlalu dari kerumunan itu, dan lebih memilih perpustakaan.

"PENGUMUMAN! UNTUK SELURUH PANITIA BAZAR BUKU ISLAMI, SEGERA BERKUMPUL DI STAND MASING-MASING. TERIMA KASIH!" Itulah bunyi speaker yang terdengar di telingaku ketika berjalan, dan aku bergegas untuk pergi ke stand dan mengurungkan niat untuk ke perpustakaan. Aku mendapatkan kelompok 2 dengan Ayla, Tari, Fuzi, Adit, dan kak Alif. Kami membereskan buku-bukunya di rak yang sudah tersedia. Alhamdulillah hasilnya banyak yang berminat dan kami sangat kerepotan, sudah pasti itu membuat kami kelelahan. Sebelum adan ashar berkumandang, bazarnya telah berakhir.

"Bil, mau pulang denganku?" Suara kak Alif yang menimbulkan semua mata tertuju padaku.

"Enggak kak, aku pulang bareng Nazma. Iya kan Ma?" Aku mengedipkan mata memberi kode padanya dan dia mengerti.

"I ... ya ... kak Sabila pulang bareng aku," ucap Nazma gelagapan karena terkejut.

"Oh oke," jawabnya pasrah.

"Kak Alif kalau aku yang ikut boleh?" Suara Ayla yang membuat aku dan Nazma saling pandang. Kak Alif mengerutkan dahinya, seolah dia sedang berpikir.

"Nah iya kak sama Ayla saja. Aku duluan ya, ayo Ma!" timpalku pada kak Alif yang sedang bingung dan langsung menarik tangan Nazma yang masih terdiam.

Kekasih Halal di Bumi Cordoba (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang