Part 24 - Clara & Riane Story.

783 73 5
                                    

Clara pergi menuju tempat latihan yang diberitahu Adra. Tempat latihan itu berada di dekat gedung sekolah, Ethan dan Orion sudah sampai di sana lebih dahulu, karena sebelumnya kedua laki-laki itu habis menemui guru di kantor guru.

Clara berlari melewati setiap orang yang dia lihat. Hingga sampai di tempat tujuan. Tempat ini sebenarnya adalah sebuah danau yang biasa dipakai untuk latihan para murid yang memiliki basic kekuatan Air. Terlebih lagi posisi danau ini lebih dekat dengan sekolah dibanding dengan laut. Kali ini Adra membawa mereka berlatih di sini.

"Maaf aku terlambat!"

Adra, Ethan, dan Orion langsung menoleh menatap Clara, "Tidak, kau tidak terlambat sama sekali." Balas Adra sambil mendekati Clara dan menepuk bahu gadis itu.

"Aku memanggil kalian untuk berlatih disini karena tempat ini sangat cocok untuk bermeditasi." Adra langsung menjelaskan apa yang akan mereka lakukan hari ini.

Ketiga anggota Team Lotus itu binggung dengan maksud Adra. Meditasi?

"Ujian sudah tidak lama lagi, dan aku ingin kalian melepas semua beban pikiran kalian agar kalian bisa fokus untuk ujian ini. Karena aku punya firasat aneh soal ujian ini." Kalimat yang di ucapkan Adra membuat ketiga murid bimbingannya itu binggung seketika. Apa maksud pembina nya ini?

Adra menatap raut binggung ketiga muridnya itu, "Aku ingin selama ujian kalian memperhatikan dengan fokus jika ada sesuatu yang aneh." Mengetahui maksud pendamping mereka itu ketiga murid itu hanya mengangguk mengiyakan.

Adra menyatukan kedua tangannya, "Sekarang aku ingin kalian duduk bersila di pinggir danau." Clara, Ethan, dan Orion langsung mengikuti arahan pendamping mereka itu.

Setelah ketiga muridnya itu duduk Adra terus memberikan arahan kepada ketiganya.

"Tutup mata kalian dan bayangkan kalian berada di dalam sebuah bola air." Ketiganya mengikuti arahan Adra dengan seksama. Bagaimana pun mereka tau pendamping mereka pastu tahu yang terbaik.

"Bayangkan kalian dan bola itu melayang diatas danau."

"Sekarang kosongkan pikiran kalian. Buat diri kalian tenang. Jika kalian memiliki suatu masalah, maka bayangkan kalian sedang menyelesaikan masalah itu sesuai dengan keinginan kalian.." Adra terus memberi arahan kepada ketiga muridnya itu.

Clara terdiam. Dia terus mengikuti arahan dari Adra sampai dia tiba-tiba teringat Riane dan apa yang dia ucapkan 5 tahun yang lalu.

***

Flashback On.

Rumah Regina De Octaviance, 5 Tahun yang lalu.

Selama kurang lebih dua tahun sejak Clara di latih secara khusus oleh Regina De Octaviance, gadis itu mengalami perkembangan yang cepat seperti dugaan sang nenek.

Selama dua tahun itu, Clara mulai mempelajari hal-hal seperti bertarung, Sejarah, dan juga pelajaran-pelajaran lainnya. Membuat dia tumbuh menjadi anak yang dewasa di usianya yang masih sangat kecil.

Tidak hanya Clara, Regina De Octaviance juga melakukan hal yang sama pada Riane, hanya saja karena Basic kemampuan Riane bukan air melainkan api, Regina De Octaviance meminta bawahannya yang memiliki kemampuan serupa untuk mengajari Riane. Regina tidak membatasi interaksi keduanya. Dia tidak bodoh membiarkan kedua gadis itu tumbuh berjauhan. Dia ingin Clara menjadi Calon Pemimpin Masa Depan Klan Octaviance, dan dia ingin Riane menjadi asisten Clara.

Tetapi walaupun Regina De Octaviance tidak membatasi pergaulan Clara dan Riane, kedua gadis itu tetap tidak pernah atau lebih tepatnya jarang sekali bersosialisasi dengan anak lain. Bahkan keduanya pun jarang berbicara satu sama lain.

Tapi itu tidak memungkiri kalau Clara terkadang memperhatikan Riane. Gadis itu cukup menarik menurutnya. Karena gadis itu diam saja ketika di ejek oleh orang lain di desa saat dia dan Regina De Octaviance berkeliling. Riane menerima ejekan dan maki-an karena  dia berasal dari Klan Jiarcine. Jujur Clara sedikit iba pada Riane. Dia harus mendengar ucapan yang tidak pantas di dengar oleh anak seusia nya.

Suatu hari Clara mengetahui kalau sang Nenek ingin dia menjadi Calon Pemimpin Masa Depan, dan Riane sebagai asisten nya. Ketika itu juga Clara mendengar kalau sang nenek akan mengatakan ini adalah ujian pertama Riane untuk memiliki nama Octaviance.

Ketika itu juga Clara langsung menemui Riane di kamar gadis itu. Dilihatnya Riane sedang membaca buku tentang sejarah dan juga buku politik, seperti yang dia baca. Hanya saja ada sesuatu yang membuat dia kaget. Jika dirinya membaca jilid 3 dan 4. Mana Riane sedang membaca jilid 7. Memang ada perbedaan besar dalam cara belajar mereka. Clara belajar untuk bisa menggunakan kekuatannya dengan maksimal dan menjadi sangat kuat dengan licik. Sementara Riane difokuskan untuk belajar untuk menjadi seorang intel.

"Kelihatannya ujian pertama mu akan segera di mulai, Riane Jiarcine." Ucapan Clara membuat Riane sontak menoleh menatapnya.

Riane turun dari kasurnya dan membungkuk pada Clara, "Ada apa nona tiba-tiba kemari?" Riane jujur saja takut pada Clara karena siapa dingin gadis itu tidak jauh berbeda dengan Regina De Octaviance.

"Aku tidak suka dipanggil nona oleh saudara sendiri. Walaupun sebenarnya aku heran kenapa aku harus menganggap mu saudara setelah apa yang terjadi.." Ucapan Clara benar-benar sangat menusuk dan dalam. Riane benar-benar kesal dengan semua tuduhan yang dia terima selama ini. Semua orang menuduhnya menjadi penyebab terbunuhnya Marquis Octaviance dan Hellio Octaviance.

"Bukan kan kau sendiri tahu kalau yang membunuh ayah kita adalah penghianat?" Riane menatap Clara tajam. Dia lelah dituduh terus selama ini.

Clara memiringkan sedikit kepalanya, "Lucu sekali, Aku tidak pernah mengatakan apapun tentang ayah kita?" Riane tersadar dengan apa yang dia katakan. Dia sudah terjebak kedalam ucapan Clara.

"Langsung saja Clarabelle Octaviance, apa maksudmu mendatangi ku sekarang ini? Aku tau kita tidak dilarang untuk berinteraksi oleh Mama Regina. Tetapi tidak kah aneh kau mendatangi ku duluan seperti ini?" Clara tersenyum miring. Di usia Riane yang masih muda gadis ini bisa menebak maksud seseorang. Mungkin ini maksud dari Mama Regina kalau Riane mungkin akan sedikit berguna.

"Aku hanya ingin kau tau, aku tidak pernah menyalahkan mu karena kematian orang tua kita, itu takdir dan kecelakaan. Aku hanya ingin kau tahu kalau kau menjadi intel ku, maka aku akan membantu mu mendapatkan nama keluarga kita." Riane terdiam. Apakah Clara benar-benar akan membantu dirinya?

Clara menatap raut bingung Riane, "Ingat ini, Aku tidak pernah main-main dengan ucapan ku."

"Dan aku tidak mau terlalu formal kepada mu, jika kau memang bisa menjaga ucapan mu." Riane tersenyum miring pada Clara. Mereka saling memanfaatkan satu sama lain.

Flashback Off.

***

Adra memperhatikan murid bimbingannya. Dia melihat bola air Clara bergetar. Pertanda Clara sedang memikirkan sesuatu.

Danau ini memiliki ke istimewaan sendiri. Mereka mengatakan kalau danau ini memiliki kemampuan untuk membuat ilusi menjadi nyata. Kemampuan ini membuat banyak orang menghindari danau ini ketika mereka sedang tidak dalam emosi yang baik.

Saat ini. Adra sedang mengawasi apa yang dipikirkan oleh murid bimbingannya sekarang. Dia melihat sesuatu yang mungkin sedang dipikirkan oleh muridnya. Seorang gadis bersurai silver dan gadis bersurai coklat legam sedang bertatap tajam.

*
*
*
*
*
*
*
*
*

Bersambung..

(END) Guardians Of Cherionty BOOK 1 : A Guardian Of WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang