Part 14

49 11 3
                                    

Hye So terbangun dari tidurnya. Rasanya ia baru saja bermimpi aneh. Ia seperti melihat chen dengan aura yang berbeda dari biasanya sedang menyentuhnya. Ia melihat sekeliling. sepertinya ia berada di sebuah kamar dengan corak krem dan gaya arsitektur yang elegan seperti terakhir kali ia berada di villa milik chen. Cahaya kelam yang ia lihat dari jendela menandakan kalau hari sudah berganti senja. Ada siluet jingga yang menelusup dari balik jendela. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya untuk duduk dan terkejut karena ia tak mengenakan sehelai pakaianpun pada tubuhnya. Ia merasakan sesuatu yang terasa sakit diantara tulang selangkanya. "Apa yang terjadi?"lirihnya.

Ia hanya mengingat terakhir ia menghabiskan makanan yang Chen buat. Ia merasakan sesuatu yang janggal dan menakutkan.

Ia menatap sekitar dan melihat seragam yang tadi ia kenakan tergeletak begitu saja di bawah tempat tidur. Ia segera memunggutnya dan dengan segera memakainya.

Sayup-sayup ia mendengar suara air yang berasal dari balik pintu di sebelah kanannya. Suara airya berhenti. HyeSo menjadi waspada. Ia melangkah mundur memilih menjauhi pintu tersebut dan mencari sesuatu yang bisa ia gunakan sebagai senjata. Matanya tertuju pada vas bunga di nakas samping tempat tidur. Ia bersiap dan melihat Chen yang keluar dari balik pintu dengan menggunakan kimono handuk.

Hye So masih dengan posisi sigapnya.
"Ah... kau sudah bangun ya hye So. Apa kau mau mandi juga airnya sangat segar!" Sapa Chen dengan sikap santainya.

"Chen apa yang kau lakukan?apa yag terjadi?" Marah Hye So.

"Hemmm... jangan kwawatir aku  hanya memastikan kalau kau tidak seperti yang rumor itu katakan. Tapi... hemmm...."Chen tersenyum atau hye So melihatnya lebih pada seringai.

"Aku sudah  membuktikannya sendiri dan kau ternyata masih perawan. Itu sungguh melegakan!" Jawab chen santai sambil berjalan mendekati hye So Seperti tidak terjadi sesuatu.

Hye So mencerna perkataan Chen dan sadar dari mana rasa sakit yang ia rasakan. "Kau...kau brengsek chen. Padahal aku mempercayaimu!" Air mata mulai mengalir dari pelupuk mata Hye So.

"Sst.... jangan menangis!" Chen mulai mendekat. "Aku hanya tidak suka jadi orang ke dua. Kau tahu itu menyebalkan." Chen berusaha meraih hye So. Dan Hye So dengan sigap mengambil langkah mundur.

"Hye so ya! Jangan takut. Aku janji aku akan menjagamu. Kau lihat villa ini! Kau boleh tinggal di sini. Aku juga akan membiayai kuliahmu kalau kau mau? Asal kau mau bersamaku?" Bujuk Chen. Ia mengulurkan tangan hendak mengusap rambut hye so.
Hye So mundur dan kini ia terpojok ke dinding.

"Tapi kenapa chen? Selama ini aku percaya padamu!"lirih hye So. Ia tidak percaya chen yang ramah bisa berubah drastis seperti sekarang.

"Kau ingin tahu! Aku sangat benci saat tahu kau pacaran dengan jongin. Itu membuatku benar-benar membencinya. Dia sudah mengambil posisi ketua osis dan kemudian kau. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Jongin akan kehilangan keduanya!" Papar Chen dingin.

" ayolah hye So, aku tahu kau di usir dari panti kan? Kau juga di keluarkan dari sekolah. Dan jonginmu tidak berbuat apa-apa untukmu. Hanya aku yang peduli padamu. Aku akan mengijinkanmu tinggal di villa ini. Aku juga bisa membiayai kuliahmu jika kau ambil ujian penyetaraan. Aku akan ada untukmu hye so!"
Ucapan chen melembut. Sejenak Hye So terdiam. Ia terpengaruh dengan ucapan chen. Hingga ia tak sadar kalau chen semakin dekat dan berhasil meraihnya.

"Wah hebat ternyata uang bisa membeli jung hye So." Bisik Chen di telinga Hye So.  Hye So terhenyak. Ia tersadar dari pikiran-pikirannya tentang panti sekolah dan kuliah. Ia menghempaskan tangannya yang memegang vas. Sayangnya chen lebih sigap. Ia menahannya dan mendorong hye So merapat ke dinding dengan keras. Punggung Hye So terasa sakit karena benturan. Vas di tangannyapun terlepas.

I found youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang