Part 15

57 10 3
                                    

DO baru saja membeli minuman di minimarket dekat rumah sakit. Ia berjalan di lorong sepi karena jamnya menunjukkan sudah pukul 1 pagi. Ia dan  sehun memilih menemani baekyun di rumah sakit. Sedangkan minseok mengantar Somi pulang.

Ia membuka kamar rawat Serra yang di dalamnya ada sehun yang tertidur di sofa dan baekyun yang duduk di kursi dekat dengan tempat tidur. Dan ia terkejut karena tidak melihat sosok Serra di kasur. Dengan cepat ia mengguncang tubuh baekyun agar pria itu terbangun. "Hyung...bangun! Serra kemana?"
Baekyun yang tersadar juga sangat terkejut karena Hye So menghilang. Iapun bergegas mengecek kamar mandi dan tidak menemukan siapapun di sana. Sehun yang merasakan ada keributanpun terbangun.

"Ada apa? Kenapa kalian terlihat panik?" Tanyanya bingung. Namun ketika melihat kasur pasien yang kosong iapun ikut menjadi panik.

"Hyung sebaiknya kita berpencar!"kata Do menyarankan.

"Hem... kau benar. DO tolong tanyakan petugas keamanan. Cari Serra dari layar CCTV! Sehun kau cari di luar. Dan aku akan mencari di sekitar rumah sakit."perintah Baekyun. Merekapun dengan segera berpencar. Sehun melewati lobby dan bertanya pada perawat jaga. Namun mereka tidak melihat sosok gadis yang Sehun cari. Baekyun pun sama ia berusaha mencari Serra di lantai yang berbeda. Sedangkan Do mencari petugas untuk melihat rekaman CCTV.
Baekyun mulai merasa lelah. Ia sama sekali tidak menemukan jejak keberadaan Serra. Hingga Handphonenya berdering Dari Do.
"Hyung, Hye So ada di atap. Kamera cctv menangkap gambarnya beberapa saat yang lalu menuju lantai atap!" Kata Do dari seberang telepon.
Baekyun segera berlari menaiki  tangga darurat karena atap hanya bisa di akses melalui tangga darurat.
Baekyun berusaha mempercepat langkahnya. Ia teringat akan pesan Suho bahwa psikis hye so lemah. mungkin Hye So akan melakukan bunuh diri lagi jika ia belum siap menerima kenyataan. Jantungnya berdatak sangat kencang bukan hanya karena kelelahan berlari tapi juga karena rasa khawatir yang luar biasa.
Ia menemukannya. Sesosok gadis dengan baju pasien sedang berdiri menatap kerlap-kerlip lampu malam yang nampak dari atap rumah sakit. Rambut panjangnya tertiup angin semilir yang berhembus. "Serra!" Panggil baekyun ketika yakin gadis itu adalah Hye So.
Gadis itu berbalik. Menatap sendu pria yang sedang tersenggal-senggal napasnya karena berlari begitu cepatnya. Hening. Tak ada suara yang gadis itu ucapkan.

Dengan segera baekyun berlari dan memeluk erat hye So. "Gadis bodoh, kau membuat jantungku hampir copot!" Rutuk Baekyun.
Hye So sendiri masih bingung. Apa yang harus ia lakukan. 

Baekyun melepas pelukannya. Ia memegangi pundak Hye so. Menatap matanya dan mencari jawaban atas perbuatan Hye So yang tiba-tiba saja menghilang dan berada di atap.
Dua sosok pria muncul dari arah tangga darurat. Kondisinya sama dengan baekyun. Napas keduanya tersenggal-senggal setelah berlari dengan kecepatan penuh.

Baekyun mengguncang bahu Hye So. "Serra apa yang kau lakukan di sini?kau tahu kita semua mengkhawatirkanmu!" Kata baekyun menyadarkan Hye So.

Hye So akhirya buka suara. Dengan ragu ia bertanya" hyung. Tolong katakan padaku aku benar Byun Serra kan?"
Baekyun terhenyak. Apa ingatan Hye So kembali?
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya baekyun ragu.
"Aku bermimpi buruk hyung! Aku bukan Byun Serra. Aku tidak ingat masa laluku!"
"Astaga pertanyaan macam apa itu. Tentu saja kau Byun Serra!Kau hanya bermimpi kan?" Kata baekyun sambil tertawa garing mencoba untuk mengalihkan kebohongannya.
"Aku byun serra kan?" Hye So meyakinkan kembali. Ia menatap mata baekyun dan beralih menatap Do dan Sehun. Ia sedang mencari jawaban.

"Astaga kau ini kenapa? Kau ini byun serra adik dari byun baekyun mengerti!" Tegas baekyun.

Sebenarnya hye So sudah mengingat semua masa lalunya. Dan ia bertanya bukan karena ia tidak tahu bahwa Serra bukanlah dirinya. Tapi ia mencoba membangun harapan bahwa Tuhan memberikannya kesepatan kedua. Tuhan memberikannya kehidupan baru sebagai Byun Serra. Dan pegakuan Baekyun adalah hal paling penting untuknya memulai kehidupan yang baru. Ia tahu ketulusan Baekyun. Tapi ia tidak bermaksud untuk memanfaatkannya. Ia butuh waktu perlahan menata hatinya untuk bisa menerima dirinya sendiri.

Bulir-bulir bening mulai menetes dari wajahnya.
"Syukurlah... aku benar-benar bersyukur!hiks...." ia mulai menangis. Baekyun menatapnya iba. Ia kembali memeluk hye So dengan erat. Dan menepuk pundak Hye So dengan pelan.

"Ah... syukurlah!" Teriak Sehun tiba-tiba sambil terduduk di lantai. "Aku harus melanjutkan  tidur jika tidak ingin wajah tampanku berubah jadi panda!" Kata Sehun manja.

Tingkah manjanya malah di balas dengan sebuah tendangan kecil Do. "Aish... kau ini! Mana ada panda jangkung seperti dirimu?"

Hye So melepaskan pelukan Baekyun. Ia berjalan ke arah Sehun dan memberikan uluran tangannya untuk membantu sehun bangun. "Maaf ya sehun karena aku bermimpi buruk. Kau yang harus kekurangan tidur. Dan terimakasih karena sudah mengkhawatirkanku!"
Sehun menyambut tangan Hye So dan berdiri. "Ah... kau harus membayarnya. Ku dengar kau hebat memasak. Masakkan sesuatu yang lezat untukku ya!"
Hye So tersenyum mengiyakan. Baekyun dan Do Lega melihat Hye So bisa tersenyum. Walaupun dalam hati baekyun bertanya-tanya apa benar Hye So hanya bermimpi? Apa ingatannya ada yang kembali? Tapi kenapa dia ke atap seolah-olah ia ingin mengakhiri hidupnya seperti terakhir kali?tapi kenapa dia mencoba meyakinkan dirinya kalau dia Serra? Tapi semua pikiran itu baekyun singkirkan. Pasti ingatan masa lalunya hadir dalam mimpinya tapi hanya sepenggalan. Dia masih meyakini bahwa dia adalah Serra. Jika ia mengingatnya pasti ada alasan dia belum menceritakannya. bukankah dia sudah bertekad untuk menjaga hye So. jika Hye So ingin menjadi serra maka ia akan menjadikannya Serra. Semua pilihan ada pada Hye So.

I found youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang