Part 16

86 9 4
                                    

Chanyoel masih terduduk di lorong ketika tubuh hye So di gendong oleh Baekyun. Hingga sebuah tepukan pelan mengenai pundaknya.
"Oppa, apa yang kau lakukan?" Tanya Hye Ra yang merasa aneh melihat chanyoel terduduk di lorong menuju toilet.
Bagai orang linglung chanyoel melihat sekitarnya dan baru sadar kalau tadi ia sedang bersama Hye Ra.

"Oppa apa kau baru saja membuat fansmu pingsan! Daebak!!!" Kata hye ra. Ia sempat melihat seorang gadis di bopong oleh seseorang sebelumnya.
"Tidak, tadi aku... ah sudahlah aku mungkin berhalusinasi karena bermain denganmu terlalu lama!" Chanyoel segera berdiri dan berjalan menjauh.
"Hah.... apa maksudmu!" Hye ra heran dan berlari mengejar chanyoel. Chanyoel berhenti dan berbalik.

" sepertinya hantu temanmu itu mulai mengikutiku sekarang!" Kata chanyoel dengan wajah serius. "Ah... aku jadi merinding!" Katanya sambil mengusap-ngusap kedua tangannya.

"Kau tahu, tadi aku melihat wajah gadis yang pingsan itu dan dia sangat mirip dengan temanmu Jung Hye So."

Plak... sebuah pukulan kembali mengenai bahu chanyoel.
"Au... sakit tahu!" Kata chanyoel mengaduh.
"Ya, kalau aku tinggi sedikit pasti kepalamu yang akan aku pukul. Sadarlah!" Kata hae Ra melotot.

"Berhenti bicara omong kosong!"

"Astaga aku serius. Tadi aku melihat jung Hye So!" Kata chanyoel meyakinkan.

"Ya pergilah ke neraka kalau kau mau bertemu dengannya lagi!" Hye ra sedikit gugup ia sebenarnya juga takut tapi mencoba untuk menguatkan diri. Saudaranya itu pasti sedang bercanda dengannya.

"Astaga anak ini! Ya sudah ayo kita cari makan saja aku sangat lapar!"
Iapun melangkahkan kakinya yang panjang keluar lorong.

"Hei... kau melupakan sesuatu ya!" Tanya Hye ra geleng-geleng kepala dengan tingkah chanyol.

"Apa lagi???" Kata chanyoel bingung.
"Astaga, temanmu Chen kemana?" Tanya hye ra.

Astaga chanyoel baru sadar kalau mereka tidak hanya berdua saja. Ia mengajak temannya Chen ke sini beberapa saat lalu karena ia datang berkunjung ke seoul.

"Biar ku telepon!" Kata chanyoel sambil merogoh handphonenya dari kantong hodienya.

"Hei chen kau ke mana? Apa? kau ada urusan? Kenapa tiba-tiba? Ya sudah sampai ketemu di apartmenku nanti ya? Kau masih menyimpan kode pintunya kan?baiklah!" Iapun mematikan handphonenya setelah panggilan berakhir.

"Dia tadi pergi dadakan! Dia bilang ada sesuatu yang harus ia kerjakan" kata chanyoel pada hye Ra.

"Ya sudahlah ayo kita pergi. Padahal aku berharap bisa mendapat beberapa kabar darinya?" Kata hye ra kecewa.

Sejak ia pindah ke seoul ia tidak berani menelepon teman-temannya di Tagyong. Ya sebenarnya ia hanya malu jika harus ditanya tentang kehidupannya di sekolah. Pada kenyataannya, ia jadi objek bulying di sekolahnya. Walau tidak separah saat ia membuly hye so, tapi ia merasa terasingkan di sekolah barunya. Ia bahkan tidak punya teman untuk makan siang bersama di sekolah. Dia bisa saja berbohong tapi temannya Junma, kalau tahu di sekolahnya banyak pria tampan pasti akan penasaran dan datang. Dan kebohongannya pasti akan terungkap. Ia sebenarnya sedikit frustasi di sekolah.

"Kenapa kau tidak menelepon teman-temanmu saja?" Tanya chanyoel penasaran.

"Sudahlah, ayo!. sebelum ada penggemarmu yang lain yang jatuh pingsan, melihatmu di sini"

Chanyoel hanya nyengir. Yah sejak ia menjadi terkenal memang sangat susah keluar tanpa gangguan. Ia mulai mengenakan topi hoodie dan kacamatanya.

"Hemm...  oppa sejak
kapan kau mengenal chen? Sepertinya kalian sangat akrab. Aku sampai tidak tahu kalau kalian berteman waktu aku masih di Tagyong."

"Kami berteman sejak kecil. Dia pindah ke Tagyong baru-baru saja saat masuk SMA. Dia orang yang asik juga diajak jail"

"Masa sih, kayaknya dulu waktu aku satu sekolah dengannya dia sangat kalem dan tipe murid teladan banget. Bisa ya akrab sama orang yang konyol dan jahil seperti oppa?" Tanya hae ra sarkas.

"Hehehe dia itu serigala berbulu domba. Kau harus hati-hati ya dengannya. Dia dipindahkan ke Tagyong juga karena kasus yang lumayan berat. "

"Dan kau masih berteman dengan orang seperti itu?"

"Yah.... sama seperti dirimu. Aku juga masih bermain denganmu kan Haera."

"Apa maksudmu aku dan chen sama?"
Protes haera karena disamakan dengan chen yang di katakan bagai serigala berbulu domba.

"Ah... iya kau benar. Kau tidak sama. Kalau kau itu seperti malaikat sungguh! Tapi malaikat pencabut nyawa hahaha.... " canda chenayoel.

Sayangnya candaannya tidak membuat orang di hadapannya tertawa. Hae ra justru memberikan cubitan yang amat keras pada lengan chanyoel yang membuat pria jangkung itu menjerit kesakitan.

"Aku mau pulang. Kau makan saja sendiri!" Kata Haera merajuk.

Sementara itu chen yang awalnya berjalan bersama Chanyoel dan Hye ra   merasa penasaran akan sesuatu. Ia yakin bahwa tadi ia melihat Hye So saat ia keluar dari toilet bersama chanyoel. Apalagi melihat gadis itu pingsan di hadapannya Chen tidak berani mendekat. Ia hanya melihat seorang pria yang mengangkutnya dan teman-temannya yang mengikutinya dari belakang. Hingga ia sampai di rumah sakit. Dan tetap tidak bisa mendekati gadis itu. Ia benar-benar penasaran apakah Hye So benar-benar hidup kembali?
Ia melihat seorang gadis dan pria yang tadinya mengikuti gadis yang pingsan  keluar dari ruang UGD. Dengan segera ia menghadang mereka dan bertanya.

"Nona, maaf aku ingin bertanya. Apakah gadis yang pingsan yang kalian bawa tadi adalah Jung Hye So?"
Gadis dengan paras blasteran itu menatap pria bermata kucing temannya  dengan bingung.

"Ah... bukan dia teman kami Byun serra!" Jawab pria itu yakni minseok.

"Oh... begitu ya maaf. Ku pikir dia temanku. Sudah lama aku tidak bertemu temanku itu dan sepertinya wajah temanmu mirip dengan temanku!"

"Hem... kau pasti salah orang. Memang katanya di dunia ini banyak orang yang mirip. Mungkin mereka salah satunya." Sambung Somi menambahi.

"Ah iya kau benar. Aku hanya khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada temanku itu. Kalau boleh jujur pada kalian sebenarnya aku menyukai temanku itu
Sayangnya hubungan kami tidak berjalan baik" kata Chen sambil memasang wajah sendu.

"Hey.... bung bersemangatlah!" Minsoek mencoba menyemangati.

"Ah iya terimakasih. Kalian bisa melanjutkan perjalanan kalian."
Somi dan minsoek pun melanjutkan langkahnya untuk pulang.

"Pria yang aneh! Bagaimana bisa dia curhat tentang cintanya yang bertepuk sebelah tangan pada oramg asing!" Cibir somi ketika sudah menjauh dari chen yang masih terpaku di tempatnya.

"Hei... itu artinya pria itu, pria yang lembut. Atau dia benar-benar merindukan  gadis itu." Balas Minsoek mencoba memahami.

Chen melangkahkan kakinya yang berjalan sedikit terseok mendekati ruang UGD. Kakinya belum bisa sembuh total setelah perkelahiannya dengan Jongin beberapa bulan lalu. Jongin benar-benar kalap dengan memukulinya di kelas setelah kematian Hye So. Dan sebagai akibatnya sekarang Jongin berada di lembaga rehabilitasi remaja bermasalah. Ayah dan ibunya yang menuntut Jongin di pengadilan.  Ia masih menyimpan amarah pada jongin karena membuatnya babak belur. Dan cara membuat jongin menjadi lebih buruk adalah dengan menemukan hye So. Hye So belum di nyatakan meninggal. Ia masuk dalam daftar orang hilang karena petugas tidak menemukan jasadnya saat pencarian. Dan Chen punya firasat kalau Hye So masih hidup. Ia sempat melihat seseorang ikut melompat ke sungai ketika itu. Hanya saja ia tidak melihat apakah orang itu berhasil menyelamatkan Hye So atau tidak. karena saat itu ia sedang menyetir untuk mengantarkan ibunya pulang.

"Ah... aku benar-benar penasaran dengan gadis itu!"

Sesaat dia termenung di depan ruang UGD. Sambil berharap bisa melihat kembali wajah gadis itu. Namun saat ia mencari di sekitar UGD dia tidak menemukannya. Dia bertanya pada seorang perawat yang lalu lalang. Namun karena dia menyebutkan nama Hye So perawat hanya menggeleng tanda tak ada pasien bernama Jung Hye So.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I found youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang