Gadis dengan rambut kecoklatan yang diikat rapi dan ditambah jepitan bewarna merah itu tampak lebih menawan hari ini. Netranya yang bewarna hazel menatap kedepan dengan sendu, ada pancaran kagum yang menggebu-gebu dan juga takjub yang berlebihan disana. Kedua tangannya menangkup wajah dan juga menopang kepalanya. Bibirnya terangkat menampilkan kurva sabit yang sangat cantik.
"Hei, Hyunjin? Kau sedang melihat apa, sih?" tanya Jihoon Morgan yang duduk tepat disampingnya. Mata pemuda yang sedang menikmati puding itu mengikuti arah pandang teman perempuannya ini.
"Bukan siapa-siapa," Hyunjin segera mengalihkan pandangnya kearah piala yang berisi jus labu favoritnya. Bibirnya masih menyunggingkan senyum yang tenggelam diantara berisiknya murid-murid yang menyantap makan malam mereka.
"Apa kau memperhatikan kembaranmu?" bisik Jihoon lagi, kening Hyunjin berkerut, mata indahnya menatap ke Jihoon heran?
"Kembaranku?"
"Itu Hyunjin Winston dari Slytherin," bisik Jihoon lahitakut terdengar oleh anak-anak yang lain, terutama kapten quidditch gryffindor alias Yohan McLaggen yang diketahui dengan baik menyimpan perasaan pada teman perempuannya ini.
"Apa sih?! Tentu saja bukan!" tukas Hyunjin cepat hingga membuat teman-temannya yang sedang bergosip tentang anak hufflepuff tahun pertama bernama Haruto Watanabe dari Jepang yang tampan sekali itu menatapnya heran.
"Ada apa denganmu?" tanya Seoyeon Bouwer heran.
"Lalu siapa yang kau perhatikan sampai tersenyum seperti orang gila begitu?" tanya Jihoon lagi.
Hyunjin mendekat pada pemuda gembul yang satu itu, "Junkyu Smith dari hufflepuff, sungguh kenapa wajahnya bisa setampan itu?"
Jihoon memandang lagi kearah meja Hufflepuff disebelah mereka, pemuda yang disebut Hyunjin tadi sedang tertawa bersama Haechan Reynolds—si konyol dari Hufflepuff—yang sedang memparodikan burung unta, entahlah Jihoon tidak tahu juga. Kasihan sekali Yohan, saingannya terlalu berat. Begitu pikir Jihoon sejenak
"Sejujurnya aku pikir kau memandang kearah Winston," ujar Jihoon lagi.
"Kenapa berpikir begitu? Kau tahu sendiri bahwa asrama kita dan dia mempunyai sejarah yang bisa dibilang tidak baik," ujar Hyunjin apa adanya, tak menampik fakta bahwa Gryffindor dan Slytherin susah bersahabat, apalagi menjalin hubungan.
"Kalau dilihat daei sini, dia 'kan duduk dibelakang Junkyu Smith itu, lihat saja sendiri. Lagi pula ketika aku mengikuti arah pandangmu tadi, ia sedang memerhatikanmu, tahu!" ujar Jihoon, manik hazel Hyunjin segera menatap kearah meja Slytherin yang hanya dipisahkan oleh mejanya Hufflepuff. Voila! Benar saja bahwa Winston sedang memandangnya.
Tiga detik mata mereka bertemu, Hyunjin segera memutus kontak mata itu, "Jihoon benar ternyata, kenapa aku tidak sadar?"
"Kan sudah aku bilang, makanya aku berpikir kau sedang memandangnya. Lagipula orang-orang memang begitu, memperhatikan orang lain yang tidak melirik mereka sama sekali, padahal dibelakang mereka ada yang sedang memperhatikan dengan lebih baik," Jihoon menggigit lagi paha ayamnya.
"Kenapa malah curhat, sih? Lagipula 'kan aku memandang Junkyu!"
Jihoon mengangguk saja, kemudian meneguk jus labunya sampai habis, "JUNKYU!" panggil Jihoon pada pemuda diseberang sana, membuat beberapa anak-anak yang berada disekitar sana memperhatikan mereka.
Hyunjin panik, ia menatap Jihoon nyalang, "apa yang kau lakukan, bodoh?!" desis Hyunjin tertahan. Sementara Junkyu segera melihat kearah mereka dengan tatapan seolah bertanya 'ada apa?'.
"Temanku, Hyunjin," Jihoon menarik Hyunjin mendekat kearahnya, "titip salam, katanya kau sangat tampan!"
Aula besar mendadak penuh oleh sorak-sorai murid-murid yang mendengar perkataan Jihoon. Tolong, ini Hyunjin ingin mendelep di danau hitam sekarang juga. Ia sangat malu. Dasar Jihoon, Hyunjin akan menghajarnya nanti, lihat saja.
"Aku malu! Kau gila apa?!"
"Aku sedang membantumu, berterimakasih sedikit, kenapa?" balas Jihoon lagi, Junkyu diseberang sana terkaget kemudian sedikit terkekeh sambil menunduk.
"JIHOON!" teriak seorang pemuda lagi dari basis Hufflepuff, membuat pemuda gembul yang sedang tertawa itu segera menolehkan pandangannya, "temanku Junkyu, salam balik katanya. Hyunjin juga sangat cantik!" iya, Haechan Reynolds yang berteriak.
Teman-teman Hyunjin tertawa terbahak-bahak, bahkan Renjun Evans yang jarang menunjukkan ekspresinya hari ini tampak tersenyum meledek kearah Hyunjin. Makin penuh sorak-sorai terdengar antara murid-murid.
"Kami menunggu kalian jadian!"
"Kalian sangat cocok, jangan takut!"
"Irinya aku! Aku ingin dipuji oleh Hyunjin Ashlee juga!"
Kira-kira begitu komentar para siswa, Hyunjin sudah memerah seperti kepiting rebus sekarang. Tolong nanti ingatkan dia untuk menjatuhkan Jihoon Morgan dari atas menara astronomi.
Manik matanya melirik kearah Junkyu yang tersenyum sangat manis, namun tak sengaja ia melihat pemuda slytherin yang mereka bicarakan tadi menatap kearahnya. Tatapan yang tidak dapat Hyunjin artikan, rasanya penuh dan tersirat kekesalan disana.
Apa yang ia kesalkan?
---
"Kalau mereka sampai jadian, aku tidak terpikir seberapa terkenalnya mereka," komentar Siyeon Michaels tersenyum tipis.
"Layaknya kau dan Jeno yang jadian tahun lalu, hahaha," kali ini Sunwoo Bardolf yang terkekeh.
Sementara pemuda di seberangnya hanya diam menatap lurus kedepan, seperti sedang merasa kesal. Entahlah, ekspresinya tak dapat ditebak.
"Cemburu, eh, Winston?" sahut Jaemin Addison yang duduk tepat disampingnya, "kurasa membelikannya coklat kodok tak cukup, kau harus mempunyai visual seperti Smith itu."
Kekesalan dirautnya semakin bertambah, "diamlah Addison, aku tak mungkin cemburu. Bukan gayaku sekali."
Jaemin hanya tersenyum mengejek seolah tak percaya, "ya, terserahmu saja."
Hyunjin Winston menegak jus labunya perlahan, masa sih dia cemburu?
---
---
selamat sianggg 🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Kids & Kiss ✓
FantasyKetika ketiga pentolan Slytherin (tidak) sengaja mencium tiga gadis dari Gryffindor. [Amortentia Universe; Book 1] ©winniedepuh, 2020