11. Punch

1K 181 32
                                        

Pagi jum'at hari ini adalah pelajaran ramalan dimana 4 asrama tergabung. Heejin bingung mengapa hanya pelajaran yang satu ini semua asrama digabung. Kakinya menjejal kearah lantai empat, kelas  67 dimana pelajaran ramalan untuk tingkat 4 sampai 7 dilaksanakan.

Pagi ini moodnya cukup baik, apalagi setelah menerima surat dari sang ibu. Tak lupa ibunya juga membawakan beberapa masker muggle yang dibawa oleh burung hantu keluarganya. Sebenarnya ada masker khusus dari beberapa campuran bahan-bahan herbal khas penyihir, tapi tidak cocok untuk kulit Heejin.

"Waw, Ms. Ansell sangat bersemangat pagi ini," sapa Haechan Reynolds saat melihat Heejin tiba dengan wajah riangnya.

"Apa aku terlihat seperti itu?" tanya Heejin balik, matanya terlihat berkilauan. Haechan mengangguk sebagai jawaban.

Heejin berbalik menuju kearah kursinya, namun ia tak sengaja menabrak seseorang. Kepala Heejin membentur dada bidang pemuda itu, membuat ringisan kecil lolos dari bibir mungilnya. Tersadar, Heejin segera meminta maaf atas kecerobohannya.

"Maafkan aku Mr. Barack," ujar Heejin menunduk takut. Tentu saja yang ditabraknya ini adalah pemuda dingin dari Slytherin. Hwall Barack namanya, rautnya keras dan juga tajam, sorot matanya sangat tidak bersahabat, belum lagi tubuhnya sangat kekar—dapat Heejin rasakan saat ia tidak sengaja menabrak tadi.

"No problem, be carefull," jawab Hwall singkat kemudian bergegas menuju kursinya, meninggalkan Heejin yang menghelas napas luar biasa leganya.

Teman-temannya hanya memperhatikan sambil menahan tawa, membuat Heejin luar biasa kesalnya. Ditambah kesal lagi saat ia melihat Jaemin memasuki kelas dan langsung menuju kearahnya, padahal ia baru saja senang ketika beberapa hari ini terbebas dari gangguan Jaemin Addison.

"Selamat pagi, cantik!" sapa Jaemin bersemangat.

"Ya, selamat pagi," balas Heejin cuek dan segera mengeluarkan buku ramalannya. Entah apa yang akan disuruh oleh Profesor Trelawney hari ini.

"Cuek sekali," Jaemin memajukan bibirnya cemberut, kemudian langkahnya segera menuju kearah mejanya.

Profesor Trelawney masuk dan langsung memulai kelasnya, kelas sangat hening karena Sunwoo Bardolf yang biasa membuat onar atau Haechan Reynolds yang memeriahkan kelas tertidur saat mendengar suara Profesor Trelawney yang sayup-sayup, benar-benar membuat ngantuk.

"Heejin nanti bantu aku sebentar, ya?" pinta Profesor Trelawney pada Heejin sebelum kelas benar-benar dibubarkan. Heejin mengangguk tanda setuju, kemudian menyuruh teman-temannya agar duluan menuju ke kelas mantera.

Ternyata Profesor Trelawney meminta Heejin untuk memeriksa beberapa perkamen tersisa sementara ia harus memberikan detensi ringan pada Jaemin Addison yang bermain-main di dalam kelas serta Haechan Reynolds dan Sunwoo Bardolf yang tertidur.

Tidak Heejin sangka bahwa ia selesai memeriksa bersamaan dengan selesainya Jaemin di detensi, sementara Haechan dan Sunwoo harus menunggu sedikit lebih lama. Jaemin segera menyusul langkah Heejin yang terburu keluar kelas.

"Sabar dong, cantik," ujar Jaemin membuat Heejin menghentikan langkahnya. Jujur saja, Heejin sudah amat muak dengan Jaemin yang terus-terusan mengganggu dirinya.

"Kau mau apa sih?" tanya Heejin kesal, sepertinya ia memang harus berbicara dengan pemuda ini.

"Tidak ada," jawab Jaemin apa adanya, membuat guratan kesal luar biasa muncul diwajah Heejin.

"Kuperingatkan padamu untuk berhenti menggangguku, apa tidak ada lagi yang bisa kau ganggu selain aku?" tanya Heejin mendongak karena tingginya badan Jaemin.

Kids & Kiss ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang