Hyunjin Ashlee. Seeker terbaik tim quidditch Gryffindor.
Pemuda dengan sorot mata tajam itu membenci fakta yang memang adanya begitu. Kenapa Hyunjin Ashlee sangat baik dalam menangkap snitch?
"Memikirkan apa? Bertemu dengan Hyunjin Ashlee di pertandingan final?" tanya seorang gadis dengan rambut panjang terurai. Siyeon Michaels yang duduk sambil meneguk jus labunya.
"Bisakah kau tidak menyebut-nyebut namanya? Membuat kupingku sakit saja," balas pemuda dengan manik hitam tinta itu ketus. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa jengkel sendiri, apa ia tidak ingat apa yang sudah dilakukannya diatas Hogwarts Express? Membelikan seeker Gryffindor cokelat kodok. Hah, memang tak ada yang dapat menebak jalan pikir pemuda yang satu ini.
"Oh, alright," Siyeon memilih melahap kembali pudding yang ada didepannya. Netranya melihat sang kekasih dan juga sahabatnya yang tengah berjalan kearahnya. Jeno Bryan dan Sunwoo Bardolf.
"Sudah siap untuk pertandingan besok, mate?" tanya Sunwoo sambil merangkul pemuda itu.
"Diamlah, ia sedang tak ingin membicarakannya," Siyeon memperingati pemuda dengan kulit sedikit gelap itu.
Hyunjin Winston, seeker kebanggaan Slytherin. Karena Slytherin dan Gryffindor tidak mempunyai sejarah yang begitu baik membuat pemuda itu cukup tak menyukai apapun yang berbau Gryffindor. Terlebih lagi pada seeker Gryffindor itu. Oh ya, jangan lupakan fakta bahwa Hyunjin Ashlee adalah muggle-born yang membuat Hyunjin Winston tambah kesal—meski beberapa minggu ini kerap kali ia kepikiran si gadis.
"Aku ingin mengerjakan esai ramuan, bilang ke Jaemin berhentilah berurusan dengan gadis Gryffindor itu," ujar Hyunjin kemudian pergi meninggalkan aula besar.
Sebenarnya apa alasan si bungsu Winston bisa sekesal ini pada siang hari yang cerah ini? Tentu saja, Hyunjin Ashlee.
Yup, Hyunjin Ashlee tidak sengaja menabrak Hyunjin Winston ketika keluar dari aula besar sementara Winston—begini saja biar tidak terbalik—berjalan memasuki aula. Yang membuat Winston salah fokus adalah Ashlee yang jatuh didepannya dengan rambut tergerai indah serta bibir ranumnya yang dipoles liptint pink merona berucap maaf.
Akh! Bisa gila Winston dibuatnya. Seharusnya saat ini ia sedang memikirkan cara memenangkan pertandingan bukannya malah berhalusinasi bagaimana rasanya bibir Hyunjin Ashlee.
Winston berjalan cepat menuju kearah ruang rekreasi Slytherin, ingin mendinginkan kepala dan mengusir Hyunjin yang lagi-lagi datang ke pikirannya.
"Mr. Winston!" panggil seseorang dari belakangnya, dengan gerak refleks yang cukup baik, Hyunjin Winston menoleh kearah sumber suara dan yang ia dapati adalah Hyunjin Ashlee. Ingin berbalik dan lanjut berjalan juga percuma karena kini gadis itu sudah ada didepannya.
"Ada apa?" tanya Hyunjin Winston dengan raut wajah yang yak bersahabat.
"Ucapan permintaan maaf," gadis muda itu mengeluarkan sebotol susu pisang yang dikirimkan oleh orang tuanya. Winston memandang aneh minuman itu, tentu saja ia tak dapat mengenali minuman muggle yang satu itu.
"Apa-apaan ini?" kata-kata tersebut keluar sempurna dari mulut Hyunjin Winston , gadis dengan manik karamel itu membulatkan matanya kaget. Tak menyangka akan diperlakukan seperti ini oleh Hyunjin Winston, bahkan rasanya lebih menyakitkan dari pada terkena bludger dikepalanya.
"Susu pisang. Permintaan maaf. Dan tidak ada mantra apapun," ujar Hyunjin Ashlee lalu berjalan meninggalkan Winston setelah menaruh paksa susu pisang itu ditangannya. Hyunjin Winston hanya tertegun sembari menatap susu pisang ditangannya.
---
Hari pertandingan final quidditch antara Gryffindor dan Slytherin akhirnya tiba. Entah mengapa hari ini Hyunjin Ashlee sedikit ambisius, untuk membalas perlakuan Hyunjin Winston padanya, eh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kids & Kiss ✓
FantasyKetika ketiga pentolan Slytherin (tidak) sengaja mencium tiga gadis dari Gryffindor. [Amortentia Universe; Book 1] ©winniedepuh, 2020