Ruang rekreasi Slytherin sedikit ramai malam ini, ramai dengan ocehan Siyeon Michaels maksudnya. Siyeon benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang tersimpan dalam otak ketiga temannya ini, apa otak mereka tidak bisa digunakan untuk sesuatu yang sedikit lebih berguna? Dan sialnya ia harus terjebak pula diantara mereka.
"Aku benar-benar tidak habis pikir dengan kalian, bagaimana bisa?" tanya Siyeon masih tidak percaya, sementara Jeno—kekasih Siyeon—hanya terkekeh geli.
"Kalau aku sih tidak sengaja, siapa suruh Mr. Filch lewat dan menabrakku?" seorang pemuda menjawab dengan santai omelan Siyeon. Siapa lagu kalau bukan Mr. Addison yang terhormat?
"Kalau mendengar dari ceritamu, itu seharusnya tidak terjadi kalau kau sedikit membelokkan dirimu, Jaem," ujar Jeno membuka suara, membuat Jaemin mendelik kesal pada kekasih Siyeon itu. Tampak Chaewon Mafalda dan Eunbin Alfred bergabung sehabis mengerjakan tugas esai ramalan.
"Ya, aku tidak mau menepis kesempatan yang ada," balas Jaemin membuat Chaewon benar-benar melayangkan bantal sofa kearah wajah Jaemin. Kenapa sih orang seperti dia ini banyak sekali penggemarnya? Chaewon merinding sendiri kalau mengingat betapa banyaknya siswi-siswi Hogwarts yang Chaewon kenal menitip salam pada Jaemin.
"Stupid," ujar Eunbin kemudian duduk sambil menyamankan dirinya didepan perapian. Cuaca mulai sejuk karena sudah mulai memasuki musim dingin.
"Apa-apaan kau ini?" tanya Jaemin pada Chaewon sambil melempar balik bantal sofanya.
"Belum lagi tentang Hyunjin yang mencium Ashlee dilapangan quidditch, parah sekali," ujar Siyeon berapi-api. Kenapa teman-temannya bodoh semua, sih?
"Itu kecelakaan, bukan salahku!" Hyunjin Winston yang sedari tadi hanya memainkan tongkatnya mulai membela diri.
"Jangan coba-coba membela diri, Winston. Aku melihat dengan jelas kau menahan Ashlee ketika dia menarik diri dari dirimu," ujar Chaewon sambil menunjuk Hyunjin dengan bantal. Takut-takut Hyunjin kena timpuk oleh Chaewon seperti Jaemin.
"Ah, aku lupa kau ada disana," balas Hyunjin santai seolah itu bukan apa-apa.
"Kenapa sih kau ini? Tidak mau serius dengannya setidaknya menjauh, tidak enak tahu dipermainkan!" kesal Siyeon sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Apa kau masih kesal setelah dipermainkan oleh Kak Vernon dulu, Yeon?" tanya Sunwoo Bardolf sedikit berbisik, membuat Jeno mulai menatap tajam kearah Bardolf yang satu itu.
"Kau mau kuubah menjadi tikus tanah atau burung gereja? Cepat katakan!" Jeno sudah mengeluarkan tongkatnya, membuat Sunwoo mundur perlahan sembari tersenyum jahil.
"Kau yang paling bodoh tahu tidak? Bisa-bisanya mencium anak orang hanya karena ia tidak berhenti bicara," Siyeon melayangkan tatapan sinisnya kearah Sunwoo.
"Astaga, itu jahat sekali," ujar Chaewon menatap tidak percaya kearah Sunwoo.
"Apa mencium seseorang itu termasuk salah satu kejahatan?" tanya Sunwoo.
"Kejahatan, kalau belum disetujui kedua belah pihak," ujar Eunbin ikut nimbrung kedalam obrolan.
"Minta maaf pada mereka," ujar Siyeon. Bukan apa-apa gadis ini terbilang cukup dekat dengan gadis-gadis Gryffindor itu terutama Chaeyoung, meskipun beberapa tahun kebelakang ini ia dan Chaeyoung jarang sekali berkomunikasi. Tapi Siyeon selalu tahu bahwa bagi Chaeyoung ciuman pertama itu hanya akan diberikannya untuk pujaan hatinya nanti, tapi naasnya anak laki-laki keluarga Bardolf itu telah mengambilnya.
"Apa harus? Bukan gayaku sekali," ujar Jaemin membuat Chaewon melemparnya dengan bantal sofa sekali lagi. Ringisan kecil keluar lagi dari dalam mulut Jaemin, sialan sekali Mafalda yang satu ini.
"Terserah sih, tapi kalau ingin mendapatkan hati perempuan bukankah kau harus bersikap baik padanya?" ucapan Siyeon kali ini seperti lebih ditujukan untuk Hyunjin Winston.
"Benar sekali! Sepertinya kalian harus berguru pada Jeno, deh," uhar Chaewon membuat Jeno yang sedang mengunyah permen itu tergelak.
"Kalau gitu kami ke kamar dulu, selamat malam," pamit Siyeon sambil menarik Chaewon dan Eunbin. Tidak lupa Chaewon melempar bantal kearah Jaemin, membuat pemuda itu meringis lagi. Ada masalah apa sih Chaewon dengan Jaemin? Apa dia berpikir ini tidak sakit?
Hyunjin diam saja sembari tetap memainkan tongkatnya, tampak Hwall Barack bergabung bersama mereka. Pemuda yang mempunyai ekspresi keras itu tampak jarang bergabung dengan mereka akhir-akhir ini.
"Hwall," panggil Jaemin pada Hwall yang tengah membaca bukunya.
"What?"
"Kalau kau mencium seseorang tapi itu tidak sengaja, apa yang akan kau lakukan?" tanya Jaemin.
"Meminta maaf," balas Hwall. Jaemin mengerucutkan bibirnya kesal, kenapa kau harus meminta maaf disaat itu bahkan bukan salahmu, "nikmati saja kodratnya laki-laki selalu salah," lanjut Hwall.
"Aku tidak suka kodrat itu," balas Jaemin.
Sementara Jaemin sibuk bertanya pada Hwall, bungsu Winston itu tampak hanya diam sembari berpikir apa yang harus dikatakannya untuk meminta maaf pada Hyunjin Ashlee. Ya, Hyunjin sadar sih bahwa itu juga salahnya.
Lain dengan Sunwoo yang bingung, apa ia harus meminta maaf pada Chaeyoung? Ia sudah minta maaf kemarin—meski dengan sedikit ancaman, sih. Lagi pula ia tidak menyukai Chaeyoung, tapi kenapa jantungnya selalu berdebar tiap berpapasan dengan gadis itu? Puncaknya setelah ia menarik Chaeyoung ditengah hujan deras. Sunwoo masih bingung dengan perasaannya sendiri.
----
Selamat siang semuanyaaa 🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Kids & Kiss ✓
FantasíaKetika ketiga pentolan Slytherin (tidak) sengaja mencium tiga gadis dari Gryffindor. [Amortentia Universe; Book 1] ©winniedepuh, 2020