17. Huh?

878 162 25
                                    

Kaki mereka melangkah pelan, berjalan diatas salju tidaklah semudah itu. Harus berhati-hati jika tidak ingin tergelincir. Langkah pelan dan riang itu diiringi senandung lagu oleh Heejin yang cukup awam ditelinga Chaeyoung.

"Now we in the zone~" senandung Heejin riang, sesekali Hyunjin akan menimpali dengan ikut bernyanyi. Chaeyoung kali ini merasa muggle diantara dua penyihir.

"Aku asing dengan lagunya," keluh Chaeyoung sambil menghela napas, bahunya ikut turun bersamaan dengan kepalanya yang menunduk.

"Ini lagu boyband Korea, Chaeng," Hyunjin segera merangkul bahu temannya itu.

"Aku sedikit menyesal bersekolah disini," ujar Heejin membuat kedua temannya membelalakkan kedua mata mereka.

"What do you mean?" tanya Hyunjin cepat.

"Kau tahu aku sangat menyukai boyband Korea. Dan ini Hogwarts, tak ada akses untuk melihat biasku yang mungkin saja comeback," ujar Heejin, "tapi aku bersyukur sih, cowok-cowok di Hogwarts cukup tampan," Heejin menggedikkan bahunya, membuat Hyunjin segera melayangkan jitakan gratis ke kepala gadis itu.

"Kupikir karena apa," Chaeyoung mengelus dadanya pelan, tidak paham lagi dengan kelakuan Heejin.

"Tapi jika aku tidak bersekolah disini, mana mungkin aku bisa menikmati nikmatnya butterbeer," cengir Heejin kemudian dengan kegirangan memasuki Three Broomstick. Tangannya melambai kearah Seoyeon dan Gowon yang sudah duluan berada disana. Hari ini memang kunjungan ke Hogsmeade sih.

"Hei, aku mau ke toko Ollivanders dulu sebentar. Sepertinya ada yang salah dengan tongkatku akhir-akhir ini," sambil mengeratkan parkanya, Chaeyoung berujar pada Hyunjin yang baru saja hendak memasuki Three Broomstick.

"Apa tidak apa-apa sendirian?" tanya Hyunjin yang sebenarnya menghindari Three Broomstick karena ternyata didalam ada Junkyu. Gadis itu masih tak enak hati jika nanti mendapat godaan lagi.

"Aku hanya sebentar, tak apa jika sendiri. Kau masuk saja, dah!" seru Chaeyoung kemudian berjalan menjauhi Three Broomstick, membuat Hyunjin harus pasrah jika nanti Jihoon dengan segala gurauannya kembali meledek dirinya.

Chaeyoung berjalan perlahan menuju toko cabang Ollivanders itu, tampaknya ia ingin berkonsultasi masalah tongkat. Jaraknya tak cukup jauh, tapi karena hari ini kunjungan ke Hogsmeade membuat jalanan sedikit ramai.

"Selamat pagi, Ms. Aylmer," sapa sebuah suara merdu di samping Chaeyoung. Gadis itu segera menoleh dan mendapati Yoshinori Kanemoto anak Ravenclaw sedang tersenyum manis kearahnya.

"Oh selamat pagi juga, Mr. Kanemoto," sapa balik Chaeyoung. Jujur saja, mendadak ia kegerahan ditengah cuaca begini, ditambah lagi degup jantungnya yang berpacu terlalu kencang.

"Mau kemana berjalan sendiri?" tanya Yoshi—panggilan akrabnya—pada Chaeyoung.

"Mau ke toko Ollivanders, sepertinya ada yang salah dengan tongkatku akhir-akhir ini," jawab Chaeyoung mencoba biasa saja. Hei, siapa coba yang tidak deg-degan jika berada disamping Yoshinori?

Pemuda ini memilik visual yang wow, luar biasa sekali. Tinggi dengan kulit putih serta senyum sangat manis. Hanya perempuan gila yang tak suka padanya.

"Oh, begitu. Aku temani kesana, ya?" ujar Yoshi entah apa maksudnya, tapi diangguki saja oleh Chaeyoung. Padahal toko Ollivanders sudah didepan sana, hanya berjalan sedikit lagi saja.

"Terima kasih," ujar Chaeyoung sambil menatap Yoshi.

"Yoshi!" panggil sebuah suara.

"Jiwon?"

"Ayo, Seungmin dan Nakyung sudah mencarimu sedari tadi!" ujar gadis itu kemudian segera menarik lengan Yoshi.

"Baiklah," ujar Yoshi pasrah, "Chaeyoung aku duluan, see you when i see you!" ujar pemuda itu sambil melambaikan tangannya dan menampilkan senyum manisnya.

"Dah Chaeyoung, aku mencintaimu!" ujar Jiwon yang terkenal supel.

"Hahaha, bye," tawa Chaeyoung kemudian berbalik. Hampir saja jantungnya lepas dari tempatnya saat seorang pemuda sudah berdiri dibelakangnya sambil melipat kedua tangannya, "oh, Janggut Merlin! Kau mengejutkanku!!" kesal Chaeyoung.

Hah, lagi-lagi si Bardolf. Mau apa sih dia?

"Sorry," ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"For what?" tanya Chaeyoung balik.

"Mengejutkanmu? Apa lagi?" tanya Sunwoo sambil mengerjap bingung.

"Hah, lupakan saja, Tuan Pencuri," ujar Chaeyoung malas, "permisi, aku mau masuk," ujarnya kemudian segera masuk memasuki toko, meninggalkan Sunwoo yang masih bingung.

Karena penasaran, pemuda itu madih menunggu Chaeyoung didepan sembari berpikir apa maksudnya 'Tuan Pencuri'. Tak lama, sang gadis keluar dengan tampang terkejut saat mendapati Sunwoo masih berdiri didepan toko.

"Mau kemana kau?" tanya Sunwoo melihat Chaeyoung yang sudah melengos pergi duluan.

"Three Broomstick," jawab Chaeyoung singkat.

"Tunggu!" Sunwoo segera menyamakan langkahnya dengan gadis itu, "apa maksudmu dengan 'Tuan pencuri'?"

Chaeyoung memberhentikan langkahnya, membuat Sunwoo ikutan berhenti, "ingat apa yang sudah kau curi dariku," jawab Chaeyoung kemudian berlalu.

Sunwoo dia berpikir lagi apa yang sudah ia curi dari Chaeyoung. Perasaannya ia hanya sering mencuri pie milik Chaewon atau beberapa inchi perkamen Siyeon.

Apa yang dicurinya dari Chaeyoung?

Kepalanya sudah hampir meledak berpikir apa yang sudah ia curi sampai akhirnya ia sadar bahwa yang sudah dicurinya adalah ciuman pertama gadis itu. Sial, bagaimana bisa ia melupakannya.

Segera ia berlari menyusul Chaeyoung, namun baru beberapa langkah ia malah berhenti.

"Aku pikir kau sudah kembali ke kastil."

"Ini baru akan kembali, aku harus membeli beberapa perkamen lagi."

"Oh, begitu. Apa tidak mau bergabung denganku di Three Broomstick?"

"Aku harus segera kembali, tugas esai Transfigurasi menungguku."

"Hahaha, baiklah. Hati-hati, Yoshi."

"Dah, Chaeyoung," ujar pemuda itu kemudian mengusak rambut depan Chaeyoung, membuat si empunya mendadak berubah menjadi batu.

"Iya, dah," jawab Chaeyoung singkat kemudian melambai, pipinya merasa panas kini.

Bloody hell! Yoshi baru saja mengusak rambutnya tapi kenapa hatinya yang berantakan. Chaeyoung memekik tertahan saat tiba-tiba sebuah tangan memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan.

"Aku tidak suka rambutmu berantakan," ujar pemuda itu, siapa lagi kalau bukan Sunwoo Bardolf?

Ini kedua kalinya pemuda ini merapihkan rambut Chaeyoung dan dua kali pula membuat jantung Chaeyoung berolahraga lagi.

"Tidak usah kesenangan, dia hanya mengacaukan rambutmu saja," ujar pemuda itu dingin kemudian berlalu menuju Three Broomstick. Meninggalkan Chaeyoung dengan segala kebingungannya.

Apa maksudnya? Masa sih dia cemburu?











---




selamat malam, akhirnyaaaa aku up lagi hueee t___t

janlup vomment yawww <33

Kids & Kiss ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang