25. Cinema

774 152 35
                                    

Tidak terasa, libur natal hanya tinggal dua hari lagi. Lusa, ia sudah harus kembali ke Hogwarts dan belajar lebih giat untuk Ordinary Wizarding Level atau OWL. Hah, kenapa rasanya cepat sekali, ya? Perasaan baru kemarin ia naik sekoci sambil kehujanan menuju kastil Hogwarts, sekarang sudah mau OWL saja. Meski begitu ia akan mendapat minimal nilai outstanding disetiap mata pelajaran agar tujuannya menjadi auror gampang tercapai. Diantara mereka bertiga, hanya dirinya sendiri yang ingin menjadi auror. Sementara yang lain lebih berminat menjadi pegawai kementerian.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" seru gadis yang saat ini tengah bergelung dikasurnya sembari membuka beberapa kado natal yang tak sempat ia buka kemarin. Tampak seorang wanita  paruh baya masuk kedalam kamarnya.

"Morning, sweetheart," sapa sang ibu ramah pada putrinya yang tampak berantakan sekali.

"Morning, mum," sapa gadis itu balik.

"Ibu, ayah, serta adikmu akan pergi ke Rumania. Mungkin kami akan pulang besok, kau tak apa?" tanya sang ibu sambil meletakkan sarapan di nakas samping tempat tidur putrinya.

"Yah, tidak apa-apa. Aku juga tidak mau ikut. Aku akan baik-baik saja, mum. Don't worry," ujar gadis itu sembari menyesap tehnya.

"Of course, mum will worry about you," sergah Mrs. Aylmer.

"Aku bukan anak-anak," sahut gadis itu cepat.

"Tidak. Ibu tetap mengkhawatirkanmu, oleh karenanya malam ini kau akan menginap di kediaman Bardolf. Ibu sudah bilang pada Mrs. Bardolf bahwa kau akan dititipkan semalam disana, tidak perlu khawatir karena putra bungsu mereka akan menjemputmu," ujar Mrs. Aylmer panjang lebar membuat gadis dengan rambut yang dicepol asal itu tersedak.

Apa katanya? Bardolf?

"Mum, that's not funny at all," sambar gadis itu mencoba menolak kenyataan yang ada didepannya.

"Of course, i'm not joking right now," ujar Mrs. Aylmer sembari menatap putrinya heran.

"Kenapa harus dirumah Bardolf coba? Aku bisa menginap dirumah Gowon, Heejin, Seoyeon, bahkan Hyunjin. Tidak perlu dirumahnya segala," gadis itu lagi-lagi mencoba menyanggah. Namun, sang ibu tetap keras kepala.

"Tidak ada penolakan, Chaeyoung. Kau akan tetap pergi kerumah keluarga Bardolf dan menginap disana. Bersiap-siaplah karena sebentar lagi putra mereka akan menjemputmu," ujar sang ibu benar-benar mutlak, membuat gadis—yang tak lain dan tak bukan adalah Chaeyoung Aylmer—itu menurut.

"Bahkan kenapa pada saat liburan aku harus bertemu dengan Fang Tua?!" kesal Chaeyoung sambil merampas handuknya dan bergegas mandi.

---

"Ibu akan merindukanmu, sayang," sang ibu memeluk putrinya lama.

"Apa kau mau ayah bawakan naga dari Rumania?" tanya ayahnya kali ini.

"No, thanks. Aku punya buaya," Chaeyoung hanya mengangkat bahunya acuh.

"Really?" tanya sang ayah tampak tak percaya, Chaeyoung menunjuk Sunwoo Bardolf yang sedang berbicara dengan ibunya menggunakan dagunya, "kau ini," sang ayah menyentil jidat putrinya.

"Ayo Fang Tua, kita berangkat," ajak Chaeyoung.

"Aku titip Chaeyoung, ya?" ujar sang ayah sebelum mereka menghilang menggunakan bubuk flo.

Mereka tiba di kediaman Bardolf yang juga tampak sepi, Chaeyoung mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ini kali pertamanya datang kemari. Aroma kayu manis menjalari indera penciuman Chaeyoung, manor Bardolf tampak cukup besar. Tidak gelap, tidak pula terlalu terang.

Kids & Kiss ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang