26. Back To Hogwarts

805 160 12
                                    

Deru mesin kereta api terdengar berisik, ditambah ributnya suara-suara orang tua yang sedang berpesan pada anaknya. Cuaca masih sama dinginnya, jika melepaskan mantel bisa-bisa mati membeku. Orang-orang sibuk mencari kompartemen kosong untuk tepat duduk mereka.

Tak terkecuali tiga gadis ini, Gowon dan Seoyeon sudah bergabung di kompartemen Jiwon serta Nakyung. Gadis dengan parka merah serta jeans abu-abu itu mengernyit. Sejak kapan kompartemen Hogwarts Express terasa cukup lapang begini?

"Apa menggunakan mantera perluasan?" tanyanya pada sang teman yang sudah duduk setengah tiduran dibangku.

"Bukan, jumlah kompartemen dikurangi," jawab gadis satu lagi yang mengenakan bando merah.

"Maksudnya?" tanyanya bingung.

"Satu kompartemen mungkin bisa diisi 6 orang atau lebih," jawab gadis yang setengah tiduran itu kembali memposisikan dirinya menjadi duduk manis. Tangannya sibuk membuka chips yang dibawanya dari rumah, keripik kentang favoritnya. Kali ini kompartemen mereka diberi meja, membuat sang gadis leluasa meletakkan jajanan yang dibawanya dari rumah dan yang baru saja dibelinya dari bibi penjual.

"Kapan terakhir kali kita tidak nyemil seharian?" tanya gadis dengan bando merah pada temannya, meski begitu tangannya tetap sibuk membuka bungkus cokelat kodok kesukaannya.

"Kita tidak pernah tidak nyemil, membuatku harus merasakan sedikit makan malam. Berat badanku sepertinya bertambah," ujar gadis dengan jeans itu pada kedua temannya, "kapan kereta ini akan jalan, sih?"

Terdengar bunyi pintu kompartemen yang digeser, menandakan ada seseorang yang membukanya. Kompak ketiga gadis itu menoleh pada siapa yang mau masuk.

"Boleh kami bergabung? Sudah tidak ada kompartemen kosong," ujar pemuda yang baru saja membuka pintu kompartemen pada tiga gadis dihadapannya.

"Oh ya, tentu," gadis diseberang perempuan bando merah dan jeans abu-abu segera bergeser pindah duduk diantara kedua temannya. Matanya mencoba mengarah kelain arah ketika manik karamelnya tak sengaja bertemu dengan manik hitam tinta yang berjalan dibarisan paling belakang.

Sejenak tak ada yang berbicara, mereka sibuk bergelut dengan pikiran masing-masing. Meski beberapa kali mereka saling curi pandang. Suasana muram seketika, mendung tiba-tiba datang. Gadis bando merah yang berada didekat jendela segera melihat kearah luar.

"Astaga!" pekiknya kaget segera mengeluarkan tongkat.

"Ada apa, Heejin?" tanya pemuda dengan sweater hijau yang dibalut mantel tebal itu menatap kearah Heejin.

"Ada Dementor!" ujar Heejin, kelima orang lainnya segera mengeluarkan tongkat sihir mereka. Bagaimana bisa Dementor sampai kesini dan berada jauh dari Azkaban? Sangat tidak masuk akal.

Udara membeku ketika mereka merasa tak sanggup bernapas karena ketakutan Dementor akan mendatangi mereka. Heejin memandang kearah sepupunya—Hyunjin Ashlee—yang tampak menahan napas. Lampu di kereta tiba-tiba mati, mereka benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Tenanglah, kalian aman," sebuah suara mengingatkan mereka. Itu adalah Sunwoo Bardolf dengan tatapan super dinginnya yang jarang ia perlihatkan kepada orang lain. Gadis dengan jins abu-abu alias Chaeyoung segera menatap risau kearah pemuda didepannya, membuat Sunwoo seketika merubah raut wajahnya menjadi hangat.

Lagi-lagi mereka menahan napas ketika satu Dementor melewati kompartemen mereka. Hyunjin menutup matanya, ia benar-benar takut ada makhluk gelap yang satu itu. Sementara pria didepannya yang memilik manik hitam tinta menatap khawatir pada perempuan didepannya.

Tiba-tiba suasana berubah, lampu mendadak hidup, dan awan mendung pergi dari mereka. Heejin mengintip lagi keluar jendela, matahari sudah terlihat lagi. Semua suasana mencekam tadi perlahan hilang. 

"Hah! Aku pikir aku akan terus menahan napas hingga tiba di Hogwarts," Hyunjin Ashlee berujar sembari memegang dadanya, berusaha menetralkan pikiran dan juga napasnya.

"Are you okay?" tanya pemuda didepannya.

Hyunjin mengangguk, "i'm okay, Geo."

"Tunggulah, aku akan mengecek apa yang terjadi diluar," pemuda dengan sweater hijau alias Jaemin Addison segera bangkit dan meninggalkan kompartemen mereka.

"Makanlah cokelat ini," ujar Sunwoo sembari memberikan cokelat kodok milik Hyunjin Ashlee itu pada ketiga perempuan didepannya.

Suasana kembali hening, mereka sibuk bergelut dengan pikiran masing-masing. Ada apa sebenarnya? Mengapa dementor bisa sampai kemari? Sesaat, mereka mendengar derit pintu kompartemen yang terbuka, menampilkan Jaemin dengan wajah datarnya yang langsung duduk ke bangkunya.

"Bagaimana? Apa yang sedang terjadi?" tanya Heejin cepat.

"Tenanglah," Jaemin mencoba menenangkan gadis didepannya itu, "tidak ada yang terjadi, Dementor itu sedang mencari tahanan yang kabur dari Azkaban," lanjut Jaemin.

"Bagaimana seseorang bisa kabur dari tempat itu?" tanya Hyunjin Winston.

"Entahlah, mungkin saja para Dementor saat itu sedang kekenyangan memakan roti melon sehingga tidak sadar ada seorang tahanan yang kabur," jelas Jaemin. Sunwoo segera memukul pelan kepala temannya.

"Kami bertanya serius, Addison!" pekik Chaeyoung yang langsung ditenangkan oleh Hyunjin Ashlee.

"Aku hanya mengkopi jawaban Haechan Reynolds, dia bilang begitu tadi!" bela Jaemin karena begitu adanya yang ia dengar dari Haechan.

"Hah, bagaimana bisa Haechan dipercaya?" Heejin segera menghela napasnya, "kau baik-baik saja?" tanya Heejin pada Hyunjin.

"Sure," jawab Hyunjin sambil tersenyum.

"Lagi-lagi kau mengeluarkan ekspresi Slytherin," ujar Chaeyoung pada Sunwoo.

"Aku bingung, memangnya apa bedanya ekspresi Slytherin dan ekspresi Gryffindor?" tanya Jaemin penasaran.

"Hm, bagaimana menjelaskannya, ya?" Chaeyoung menjadi bingung sendiri. Pintu kompartemen mereka kembali berderit, tampak Haechan Reynolds yang berdiri diambang pintu.

"Ini kali pertama aku melihat Slytherin dan Gryffindor duduk disatu kompartemen yang sama," ujar pemuda itu.

"Haechan keluarlah atau aku akan memberikan roti melon padamu sampai kau kekenyangan," ujar Hyunjin Ashlee, Chaeyoung, Heejin, dan Jaemin kompak tertawa, sementara Haechan nyengir.

"Maafkan aku, honey! Aku hanya bercanda," Haechan segera pergi meninggalkan kompartemen itu.

"Oh ya, bagaimana konser kalian berdua?" tanya Sunwoo. Sejak kemarin ia bertanya pada Jaemin, tapi pemuda itu menolak memberitahukan.

"It was a great time, aku senang melihat idolaku," ujar Heejin mengangkat bahunya sambil tersenyum manis. Masa dia memberitahu mereka, bahwa ia mencium Jaemin? Astaga, jangan sampai mereka tahu! Itu sebuah bencana.

"Hanya begitu saja?" tanya Sunwoo lagi.

"Lalu apa lagi?" tanya Heejin bingung, Jaemin segera memukul lengan Sunwoo atas pertanyaannya yang tak masuk akal.

"Ayo bersiap-siap, sebentar lagi kita sampai," ujar Hyunjin Ashlee mengingatkan teman-temannya.

Akhirnya mereka bersiap-siap untuk turun, kembali ke Hogwarts dan aktivitas mereka. Meski singkat, liburan natal tahun ini amat berkesan untuk sebagian orang. Heejin, Hyunjin, dan Chaeyoung contohnya.






----



hmmm dah part 26 nih.

jangan lupa vomment yaah!

Kids & Kiss ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang