Derap langkah lari yang kencang terdengar jelas dari luar aula makan perkemahan.
"SESEORANG TOLONG AKU!" ada orang yang berteriak-teriak sambil berlarian tak tentu arah. Perhatian para demigod langsung tertuju pada bunyi dentuman yang sangat kencang dari gerbang depan perkemahan.
Drew berdiri dari tempat duduknya, memicingkan matanya untuk melihat jelas apa yang sebenarnya terjadi.
"Bukankah itu V?" Jey menunjuk orang yang tengah berlarian itu."Apa yang anak itu lakukan?" Jin ikut berkomentar. "Dia, dia melepaskan Griffin!" Eric berseru dan pada waktu bersamaan nampak sesosok hewan besar yang tengah terbang melintas diatas perkemahan mereka.
"Griffin milik Mr. Robert, argh anak itu sudah hilang akal" Joon kini membereskan makananya mencoba menghampiri V yang tengah panik.
"Eric lakukan sesuatu" Drew tahu betul bahwa kemapuan Eric sangat tepat untuk masalah seperti ini. "Baik, Jey kau bisa pancing Griffin itu dengan serulingmu?" Eric masih terlihat memperhatikan hewan setengah singa itu.
"Aku usahakan" Jey mengambil seruling dari saku jaketnya, seruling mungil itu memiliki suara yang sangat nyaring. Dengan pasti Jey memainkan seruling nya, dan berhasil mengarahkan Griffin tersebut untuk datang ke arah Jey.
Jey mencoba tetap stabil, matanya memberi kode kepada Eric untuk segera menuntaskan tugasnya.
Eric melangkah maju, bocah itu mengeluarkan suara persis seperti Griffin.Lantas Jey langsung berhenti memainkan seruling nya. "Jangan mengacau disini Graaf" Eric terlihat tenang dan bahkan ia tahu nama Griffin itu.
Graaf mendekat ke arah Eric, menundukkan kepala elangnya. Eric mengusap kepala Graaf dengan lembut. "Apa yang V lakukan?" Tanya Eric.
Graaf hanya mendengkur dan sesekali mendengus. "Ah, kau tidak suka air ya?" Obrolan Eric dengan Graaf sekarang menjadi tontonan para demigod yang tengah sarapan.
Jey melihat Eric dari kejauhan dengan tatapan bagimana? Masih dengan memegangi seruling mungilnya.
Eric mengangguk, menandakan semua baik-baik saja.Drew menghela napas, syukurlah Griffin itu mengenal Eric. Kalau tidak jadwal sarapan pagi ini pasti akan kacau.
"Kembalilah, kami harus sarapan disini" Sekali lagi Eric mengelus kepala Graaf dengan hati-hati. Griffin itu pun mengepakan sayap besarnya dan terbang meninggalkan area perkemahan.
Jey berjalan mendekati Eric. "Sekarang kita harus mencari orang yang membuat Griffin itu hilang kendali" lanjutnya.
"Tak perlu dicari, ia sudah disini" Joon berjalan sambil menuntun sang tersangka menghadap Eric dan Jey."Apa kau tadi memberikan percikan air pada Graaf?" Eric mencoba meluruskan. "Yah, sebenernya aku hanya mencoba kekuatan baruku, kata Mr. G aku harus banyak berlatih" Jawab V dengan kikuk.
Eric menepuk dahinya. "Sudahlah lupakan, aku harap Graaf tidak memiliki trauma pada air setelah kejadian ini"
Dan itulah bagaimana para demigod memulai pagi. Cukup gila bukan? Alih-alih menikmati sarapan mu dengan tenang, malah mendapati teman-teman mu menjadi pawang Griffin dadakan.
Tidak ada pengumuman penting pagi itu, juga tidak ada misi yang harus dikerjakan. Selepas sarapan semuanya berjalan dengan normal.
Jimin tengah duduk melamun diatas batu besar, rasa lelah menyelimuti badanya. Bagaimana tidak? Latihan bertarung dengan Jk, salah seorang demigod Ares bukanlah hal yang bisa dianggap remeh.
"Apa kau lihat kejadian tadi pagi?" Jk membuka pembicaraan setelah selesai bermain pedang. "Apa yang aku lewatkan?" jawab Jimin heran.
"Graaf mengamuk di area perkemahan kita" Jk mengambil duduk disamping Jimin.
"Hah yang benar saja, orang bodoh mana yang mau menganggu Griffin besar itu" Jimin terkekeh.