Sore yang normal di perkemahan blasteran. Masih terbilang normal sampai munculnya suara teriakan lantang yang bersumber dari hutan belantara dibelakang pondok Demeter.
Bukan hanya demigod Demeter saja yang mendengarnya, tapi hampir setengah isi perkemahan dapat mendengar pekikan cukup nyaring tersebut.
"Graaf?" tanya Win salah satu anak Demeter. "Bukan, Graaf tidak mengeluarkan suara seperti itu" Eric yakin seratus persen kalau Griffin itu bukanlah penyebab nya.
"Lalu apa? Mahluk apa itu? Apa dia akan memangsa kita? Apa semacam Cyclops? Atau Oger?! Suaranya mengerikan.. " sahut Soobin yang terlihat begitu heboh. Lelaki itu selalu overthinking.
"Mahluk itu akan memangsa yang paling banyak bicara jadi diamlah" cerocos Win lagi. Soobin merespon dengan menunjukkan wajah masamnya.
Suara 'mahluk' yang entah apa itu kembali terdengar. Tapi kali ini dengan volume yang lebih kecil.
"Apa kita harus memeriksanya?" tanya Eric mengedarkan pandangannya kepada saudara-saudaranya yang lain.
Para demigod Demeter lainya hanya saling tukar pandang. Masih menimbang-nimbang usul Eric.
"Tunggu sebentar demigod, biarkan aku dan Mr. Robert yang mengurusnya nanti" tanpa disangka Mr. G sendiri juga datang ke pondok Demeter. Demigod yang lain mengangguk mengiyakan perintah pria pimpinan perkemahan itu.
Diumumkanlah peringatan agar para demigod tidak sembarangan pergi ke hutan. Untuk saat ini.
Hari berganti malam, hutan belakang pondok Demeter bahkan sudah diberi tanda peringatan. Setelah sesi makan malam seperti biasa, para demigod pun kembali ke pondok mereka masing-masing.
Tapi tidak untuk Eric. Rasa penasaran yang ia tahan sedari tadi sepertinya harus dikeluarkan.
"Yo! Eric cepatlah" seru Win yang sudah berada jauh dari nya. Meminta saudaranya itu untuk segera masuk pondok sebelum patroli pondok dimulai.
"Ah ya, aku ada urusan sebentar, kau duluan saja" jawab Eric sambil memberikan senyuman hambarnya seraya berlari kecil menjauh.
Urusan sebentar itu hanyalah alibi. Setelah pergi cukup jauh dan Win sudah tidak terlihat lagi. Misi dimulai.
Eric kembali berjalan ke arah pondoknya. Mengendap-endap supaya tidak ada yang mengetahui eksistensinya. Lucu kan? Kau mengendap-endap seperti pencuri di pondokmu sendiri.
Masuklah anak Demeter itu ke dalam hutan. Untungnya ia sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Eric menyalakan sebuah senter sebagai temannya dalam menjelajahi hutan itu.
"Ayolah siapa pun kau keluarlah.. "
Bisiknya pelan diantara pohon-pohon dan tanaman rimbun. Angin malam berhembus, membuat udara semakin dingin.Sudah setengah jam Eric memutari hutan itu. Dan hasilnya nihil, tidak ada apapun. Mungkin Mr. G benar tidak seharusnya dia masuk ke hutan sembarangan.
Grrr. . grrr..
Demi sabit ajaib Demeter, suara geraman kecil itu kembali menarik rasa penasaran Eric.
Pelan namun pasti, ia berjalan mendekati sumber suara yang beberapa kali terdengar itu. Sampailah Eric di sebuah semak belukar yang cukup tinggi.
"Maafkan aku, aku harus memotong mu sedikit" kata Eric seraya mengeluarkan sebilah pisau kecil dan membelah semak itu.
Betapa terkejutnya Eric, mendapati si pembuat suara mengerikan itu adalah bayi naga yang tengah tersangkut jeratan.
"Hei kawan, kenapa kau bisa sampai kesini?" Eric mendekati naga kecil itu. Naga itu mendengus, sesekali ia mengarahkan pandangannya ke kaki kecilnya yang terjerat.