Tiga minggu sudah sejak satu perkemahan di hebohkan dengan kejadian 'Pondok Ares' yang dibuat Jk.
Bagaimana kabar baju zirah itu? Well Jk masih menyimpannya. Tapi ia tidak bisa memakainya.Mr. G dan Mr. Robert sepakat untuk mengunci sementara baju zirah kuno itu. Walaupun sempat kesal, Jk mau tidak mau harus menaati kedua pengatur perkemahan itu. Jadilah ia hanya bisa memandangi baju zirah nya yang dikurung dalam lemari kaca super kuat. Sebenarnya anak-anak Hecate diperintahkan untuk membantu menambahi lemari itu dengan mantra.
"Hoi pria gila pujian! Apa kau tidak bisa membantuku untuk membujuk Mr. G membukakan baju zirah itu?" Jk berseru kepada seorang pria berbahu lebar yang jaraknya hanya beberapa langkah darinya.
"Menggunakan charmspeak itu tidak boleh sembarangan" jawabnya ketika sudah sampai dihadapan Jk."Ayolah Jin, ini masalah harga diri dan reputasi ku sebagai ketua pondok" Jin memutar matanya jengah sambil memberikan sekaleng soda dingin ke arah Jk. "Tunggu saja, mereka pasti akan mengembalikan baju zirahmu"
"Yaya, itulah yang orang-orang katakan kepadaku""Apa kalian tidak mau kutunjukkan sesuatu yang menakjubkan?" Jimin tiba-tiba muncul menghampiri mereka berdua yang tengah asik mengobrol satu sama lain. "Aku tidak tertarik" jawab Jk. "Ini akan membuat kalian terpukau" kini perhatian mereka sudah sepenuhnya ke arah Jimin. "Apa yang mau kau tunjukan?" rasa penasaran Jin sedang aktif sekarang.
Disodorkanlah sebuah buku bersampul kulit yang terlihat sangat tua kehadapan mereka. "Apa kau mencuri ini? Darimana kau menemukannya Jimin?" Jimin menggeleng atas pertanyaan Jin. "Aku menemukan nya di perpustakaan perkemahan" tanpa aba-aba Jk langsung mengambil buku tua itu dan membuka-buka asal halamnya.
"Ini buku mantra, ah bukan ini seperti jurnal seseorang" ujar Jk dengan tetap fokus pada kata-kata yang terpampang dalam buku itu.
"Jurnal siapa? Aku bahkan tidak melihat nama pemiliknya tertulis disana" Jimin kembali mengambil buku itu dari tangan Jk. "Ini dihalaman 36 bacalah" jari Jimin menunjuk ke sebuah muka halaman buku itu.Camp Half-Blood, 20 Mei
Aku terbangun pukul 5 pagi
Ini tahun ke 2 ku menjadi bagian
dari perkemahan blasteran.
Menjadi demigod, bukan
jalan terbaik untuk menikmati hidup. Tapi apa boleh buat, aku merasa lebih aman jika aku berada disini. Bahkan Mr. D sendiri yang menjemputku.Aku menemukan berbagai macam kegilaan disini. Tapi jujur, portal itu yang paling gila dari semua kejadian yang aku alami.
Portal yang berada tepat di bukit belakang perpustakaan ini menyimpan banyak hal magis. Aku bukan demigod Hecate yang sensitif akan sihir, tapi percayalah portal itu bisa kau rasakan begitu kau pergi kesana.
Bagaimana aku bisa mengetahui portal itu? Aku sebenarnya sedang latihan di bukit itu, tapi karena terlalu ramai jadi ku putuskan untuk latihan di tempat lain. Tapi sepertinya aku salah. Aku terbawa hawa portal itu, sampai tak sadar kalau aku sudah masuk ke dunia yang lain.
Sungguh ini benar-benar terjadi, jurnal ini kutulis agar aku selalu mengingatnya. Aku takut suatu hari nanti aku tak akan bisa pulang lagi ke perkemahan.
Dalam portal itu kau bisa merasakan kalau kau sedang bukan berada di bumi. Itu seperti, tempat lain yang asing. Sangat asing. Jangan coba untuk menyusul ku ke bukit belakang perpustakaan perkemahan.Aku rasa ini adalah tulisan terakhirku di jurnal ini. Semoga ayah masih memaafkanku.
—Carrol Brown.
"Siapa orang ini?" tanya Jin masih dengan memerhatikan setiap isi buku itu. "Yang jelas dia adalah seorang demigod, demigod yang menghilang" ucap Jimin. "Damigod yang hilang? Apa maksudmu?"
Jimin mengangkat bahu, entah benar atau tidak nya rumor yang selama ini ia dengar. "Rumor ini aku dengar dari beberapa Oracle, bahkan Andrea sendiri pernah membahas si demigod yang hilang itu"