Pintu toko tua itu terlihat sangat artistik. Ditambah lagi dengan debu-debu serta sarang laba-laba, menambah kesan kuno yang kuat.
Mata para demigod itu saling memandang satu sama lain.Bukan apa-apa, tapi sebenarnya mereka menunggu siapa yang akan membuka pintu toko itu duluan.
Setelah hening beberapa saat, Jin memberanikan dirinya untuk memutar gagang pintu toko tersebut.Suara lonceng kecil terdengar jelas saat tangan demigod dewi Aphrodite itu membukanya.
Walaupun pagi hari, tetap saja suasana dalam toko kuno ini terasa suram dan gelap."Permisi" ujar Jin sambil mengambil beberapa langkah lagi. "Kau bisa bahasa Perancis?" tanya Jimin. "Aku bisa" sahut Joon yang berada tepat di samping nya. Bergantilah Joon yang mulai berjalan paling depan.
Ternyata Le Lumiere itu hanya sebuah toko buku tua yang tempat nya cukup kecil. Mungkin karena masih pagi, belum ada orang yang mengunjungi toko ini.
"Apa yang kalian lakukan disini?" suara seorang wanita membuat para demigod itu terkejut. Akhirnya mereka menyadari kalau sedari tadi diperhatikan oleh seorang wanita berambut pirang yang mengenakan gaun tua. Mata hijau zamrud nya sangat tajam, bak sebuah pisau yang siap terlempar ke kepala kapan saja.
"Maaf nona, tapi kami turis disini hanya sedang mencari beberapa buku" jawab Joon setenang yang ia bisa. Wanita itu masih menatap para demigod dengan tatapan mengintimidasi nya.
"Bau kalian, sudah tercium" ujar si wanita mata zamrud itu. "Jangan berpura-pura lagi, demigod" lanjutnya membuat Joon sedikit kaget.
"Kau, siapa kau?" Jk mulai muak dengan wanita asing ini. Wanita berambut panjang itu pun memberikan senyum simpulnya.
"Aku Medea, penyihir sekaligus pengikut tuan Properion" jawabnya dengan santai. "Sialan, dimana kau sembunyikan demigod itu hah!" Jk mulai naik pitam dan untungnya langsung ditahan oleh Joon.
"Apa? Demigod? Yang mana ya aku sudah membunuh banyak demigod akhir-akhir ini" Medea tampak mengambil sesuatu dari dalam laci meja. "Oh? Carrol Brown, lama sekali aku tak melihatnya" ujar perempuan sihir itu lagi.
"Katakan saja dimana dia!" bentak Jk lagi. "Sudah aku bilang dia-"
"Kau menyembunyikan nya" tukas Jimin yang akhirnya bersuara.
Medea tertawa lagi. "Omong kosong apa itu? Untuk apa aku menyembunyikan demigod itu.. "Jk yang sudah habis kesabaran langsung menggenggam lengan Medea dengan kuat. "Katakan diamana dia atau ku pecahkan kepala mu penyihir" Medea tertegun beberapa detik sebelum ia menarik kembali tanganya.
Harusnya mereka mengajak Doyoung ke misi ilegal ini. Mereka benar-benar tidak bisa menerawang apa isi kepala Medea.
"Bagaimana kalau kesepakatan nona?" ujar Jin mendekat ke arah Medea. "Apa yang kau mau!?" Medea meninggikan nada bicaranya.
"Hanya beberapa diskusi kecil? Aku hanya ingin kau memberitahu kami tentang Carrol Brown ini, ayolah waktu ku tidak banyak" Jin masih membujuk Medea. Tentu saja dengan charmspeaknya.
Wanita itu menghela napas kasar.
"Dia, dia bisa melihat tapi dia tak terlihat" ucap Medea. Joon sudah menebak kalau wanita itu akan melakukan teka-teki seperti ini."Astaga sulit sekali, dasar wanita" Keluh Jk seraya berjalan-jalan kecil di toko itu. "Aku hanya bisa memberitahu itu, lakukan apa yang menjadi tujuan kalian demigod" terang Medea dengan senyum simpulnya.
Yang terlihat mengerikan bagi Jk.Joon yang sedari tadi hanya diam akhirnya angkat bicara. "Bisa aku lihat cermin yang ada diujung sana?"
yang lain hanya menatap Joon dengan bingung.