Roma, Italia. Sungguh tempat yang memukau. Mereka mendaratkan kapal di sebuah pantai tersembunyi yang jauh dari keramaian.
Jimin terlihat sedang mengambil botol seperti parfum dari tasnya."Kalian melupakan spray ini" Jimin menyemprotkan spray itu pada dirinya. Diikuti yang lain. "Untung kau membawa spray penyamaran ini" Joon terlihat lega.
"Karena jika tidak memakai ini kita akan terlihat aneh diantara manusia-manusia biasa" kata Eric yang tanganya masih sibuk menyemprotkan spray itu.
"Terlebih lagi dengan tangan Jackson, terkadang tanganya mengeluarkan cahaya api, itu akan sangat mengundang perhatian" Lanjut Eric.
"Dan terlebih lagi dengan wajah tampanku, bisa berbahaya kalau aku tidak menyemprotkan spray ini" Kata Jin sambil tertawa."Dasar" V memutar bola matanya menanggapi sikap Jin.
Dalam sekejap penampilan mereka sudah berubah, karena spray penyamaran. Pakaian cassual pas sekali membalut tubuh mereka.Tampilan mereka terlihat seperti segerombolan remaja biasa. Yang keren.
Spray itu juga efektif untuk menutupi aroma demigod mereka agar tidak diketahui oleh monster atau semacamnya."Bagaimana sekarang?" Tanya Yoongi yang sepertinya tidak suka dengan udara panas Roma. Bertepatan dengan musim panas yang baru saja bermula di Roma.
Joon menyunggingkan senyum simpulnya. "Kita akan ke Sacro Bosco dengan mobil" Tangan Joon membuka dedaunan kelapa yang tertunduk. Memperlihatkan sebuah mobil MPV dengan cat hitam mengkilat terparkir rapi dibalik dedaunan itu.
"Darimana kau mendapat mobil ini?" tanya Jey keheranan. Yang lain sepertinya juga akan melontarkan pertanyaan yang sama. "Ceritanya panjang, sekarang ayo kita berangkat" Terlihat tangan Joon membuka pintu mobil hitam tersebut.
Mobil melaju menuju tempat tujuan.
"Berapa lama lagi?" V seperti yang paling tidak sabar. Selama perjalanan hanya dia yang tidak bisa diam.
"Kurang lebih satu jam lagi" Jawab Jackson sembari terus memerhatikan GPS di ponsel pintarnya."Kita tidak akan langsung ke Sacro Bosco," ucap Joon yang sedang menyetir dengan serius. Jackson yang duduk disampingnya mengerutkan kening tak mengerti. "Pemberhentian pertama kita disana.. " Jari Joon menunjuk sebuah kedai kopi yang jaraknya tak jauh lagi dari mereka.
"Ini bukan waktu untuk bersantai Joon" V sama sekali tidak paham jalan pikiran si anak Athena ini. "Just follow and see V " Kata Joon dengan santai.
Mereka akhirnya masuk kedalam kedai kopi bergaya Roma yang khas itu. Aroma kopi tercium keseluruh penjuru ruangan, membuat siapapun ingin singgah walau hanya sebentar.
Seorang laki-laki berkulit cerah tinggi menghampiri segerombolan demigod yang baru memasuki kedainya. Pria bersurai pirang itu tersenyum sambil menyambut mereka. "Selamat datang, sepertinya kalian lelah, mau Espreso?" tawarnya ramah.
Joon tersenyum "anda tidak perlu berakting seperti, haha". Pria itu juga ikut tersenyum bahkan tertawa. " Maaf anak-anak aku bercanda hahaha" Yang lain hanya dibuat bingung kenapa si pemilik kedai ini bisa akrab dengan Joon.
"Hey? Ayolah apa kalian tidak mengenaliku?" Pria itu berucap. Eric dan V kompak menggelengkan kepala.
"Aku Hermes" lanjut pria itu yang direspon oleh ekspresi terkejut segerombolan demigod didepannya."Ya anak-anak aku sedang memakai wujud Romawiku, ini kerja sampinganku selain mengantarkan pesan para dewa" Jey mengerjapkan matanya beberapa kali, ia masih tidak percaya kalau pemilik kedai kopi yang beberapa menit mereka temui ini adalah salah satu dewa Olympia.
Joon menepuk tanganya, seolah membangunkan teman-temanya untuk segera sadar. "Jadi? apa anda akan membantu kami? um.. tuan?" Jimin terbata, ia tak tahu lagi bagaimana memanggil dewa Olympia ini.