EPISODE 6

49 5 0
                                    

BAGIAN 6: Sosok Cempluk dan Gendis dimata Eyang

•~Mas Jibra minta ketemu di Taman biasanya deket kampus dan aku gak mau kalau mas Bagus dan Mas Jibra nanti ujung²nya bertengkar lagi.
Disaat sore menjadi bukti sekaligus saksi bisu percintaan di hari ini menjadikan gambyangan buatku bahwa aku harus biasa saja ketika bertemu orang yg baru ke kenal. Akhirnya seperti ini deh.....😧😧

•~
~•
•~
~•
•~

Cempluk: bagaimana ini,kenapa belum ada orang disini? Padahal aku sengaja datang lebih awal agar mereka tidak bergaduh...! Dasar pria tak bisa memahami hati wanita.
Bagus:Dek,sudah dari tadi disini?
Cempluk: Baru nyampai mas mungkin 30 menit sudah disini...
Bagus: 30 menit kamu bilang baru nyampai.
Jibra: Kalian sudah datang. Bagaimana Cempluk dengan kainku?
Cempluk: Belum sempat mas aku rajut.
Jibra:Aku minta tolong dipercepat.
Cempluk: Iya,mas. Tenang saja.
Jibra: Aku ikhlas kok, kalau kalian bersama . Untuk apa cinta sepihak itu konyol kan....
Cempluk: Serius mas?, Cempluk kira mas mau....
Jibra:Cari gara² gitu.? Aku tidak mau cari gara² hanya karena wanita. Lagipula aku kesini untuk fokus penelitian ku. Mungkin kemaren aku khilaf. Ya sudah aku hanya ingin bicara itu saja. Tidak lebih. Permisi....
Cempluk: ya,mas Silahkan.
Bagus: Jadi...?
Cempluk: Mmm.... jadi gak ada penghalang diantara cinta kita lagi
Bagus: Tapi kapan kita beritahu pada keluargamu.
Cempluk: Tidak usah bicara seperti itu dulu, mas...

•~Dilain sisi
Gilbertz: Eyang eyang sedang memarut apa? Sepertinya itu bukan kelapa ?.
Eyang Marwa: Ini singkong cucuku. Eyang akan bikin timus.
Gilbertz: Timus?. Makanan seperti apa itu Eyang.
Eyang Marwa: Ini nanti bentuknya akan seperti Molen pisang.
Gilbertz: Melon pisang....?
Eyang Marwa; Molen pisang....!
Gilbertz: Makanan seperti apa lagi itu?.
Eyang Marwa: Sudahlah tak perlu banyak bicara kami ini. Bantu Eyang, kupas singkong itu lagi.
Gilbertz:Iya, Eyang aku akan melakukannya. Ngomong² kak Cempluk dimana Eyang?
Eyang Marwa: Biasa paling² pergi ketaman dekat kampis berhayal ,imajinasi itu kan kerjaan kakak kamu.
Gilbertz: Hah..? Masak kakak punya hobi Menghayal.
Eyang Marwa: Kamu tidal tahu sejak kecil.dia itu hobinya berimajinasi dari ingin jadi gadis Jawa seperti sekarang hingga yang lainnya. Yang paling Nenek ingat dia menghayal menjadi Duta Lingkungan Yogyakarta tapi pada saat dia berusia 13 tahun tak disangka² kakakmu itu dinobatkan di SMP nya sebagai murid yang berhasil membudidayakan bunga Cemara. Sebentar Eyang ambilkan pialanya, kamu lanjut kupas singkongnya.

•~Eyang pun mengambil piala tersebut.

Eyang Marwa: Ini pialanya nak. Bagaimana bagus,kan?
Gilbertz :woow bagus sekali Eyang, bahkan ini pialanya cantik sekali ornamennya.
Eyang Marwa:Hmm... kamu belum tau bagaimana banyaknya koleksi piala dia kamarnya. Sampai² gak mau dipindahin ke gudang.
Gilbertz:wah, jago sekali kak Cempluk.
Eyang Marwa: Sudah² kita kembali lagi ke timusnya. Sekarang kita bulat²in terus dibikin lonjong.
Gilbertz:Memangnya enak ,eyang?
Eyang Marwa: Kamu masih tidak percaya. Silahkan nanti cicipi sendiri.
Gilbertz: iya Eyang.

•~ Cempluk datang tiba².
Cempluk: cah gadis.... cah gadis.... ayu men rupamu. Reroncenmu........
Eyang Marwa: kamu kenapa pulang² langsung nyanyi² pasti lagi ngayal lagi.
Gilbertz: Jangan kebanyakan ngayal kak!
Cempluk:Apa sih kalian itu. Aku lagi senang juga.
Eyang Marwa: Pasti ngojeknya banyak penumpang.
Cempluk: Lebih dari itu Eyang. Pokoknya aku seneng banget. Oh,ya aku mau jahit kain punyanya mas Jibra Eyang.
Gilbertz: Jangan² Mas Jibra ngasih sesuatu ke kak Cempluk.
Cempluk: He...he...hem.... kamu itu kecil² udah bisa begitu, ya.
Eyang Marwa: bagus dong. Kan jadi agar dia tidak melamun saja gawenya. Kini dia sudah mendapatkan orang yang tepat mumgkin.
Cempluk: Eyang kenapa sih... hik..hik...hik..hik..Hehem...

•~Dan....

Cempluk: Aaaaa...... kenapa mas disini.?
Bagus: kan kita sudah menikah, kamu tidak ingat dek?....
Cempluk: gak mungkin mas...
Bagus: Apanya yg gak mungkin.
Cempluk: Terus..... apa yang mas lakuin.... sama aku.
Bagus: Mas gak ngelakuin apa² lagian kenapa sih dek, kita kan sudah menikah juga.
Cempluk: Tapi aku belum siap....he...he...he...(menangis)
Bagus: Ada apa denganmu sekarang dik?.
Cempluk: Ha...., mas Bagus.... Mas Bagus....
Eyang Marwa: Bagus.....Bagus siapa to,ndok.?
Cempluk: (ternyata khayalanku saja) gak papa Eyang aku lagi meragain dialog aja .
Eyang Marwa: Ooo eyang kira kenapa.
Gilbertz: Katanya menjahit kok malah membaca? Maksudnya bagaimana eyang jangan² kak Cempluk berbohong.
Eyang Marwa:Ha...ha...ha(tertawa terbahak²) itulah kebiasaan unik kakakmu itu dia menjahit bisa dengan membaca.
Gilbertz: Mana mungkin?....
Eyang Marwa: Maka dari itu, kamu harus belajar yang rajin biar bisa seperti kak Cempluk.
Gilbertz: Aku rasa... Maaf ya Eyang bukannya aku membicarakan kak Cempluk. Tetapi dia itu seperti orang yang aneh ya.....
Eyang Marwa: Maka dari itu... Gadia seperti kak Cempluk mu itu langka kan... jadi sayangilah dia, meskipun bukan saudara kandungmu.
Gilbertz: Pasti Eyang.... aku bangga memiliki kak Cempluk dan kak Gendis mereka berdua sama² unik.
Eyang Marwa: Kamu bisa tahu kak Gendis unik dari mananya Gilbertz?
Gilbertz: Dari ... ya dia kan sering memainkan Rubik itu, memangnya dia selalu membawa Rubik jika kemanapun eyang?
Eyang Marwa: ya, dari kecil dia membawa Rubik dan selalu memainkannya. Tapi dia berbeda dengan Cempluk. Dia selalu dibulli temannya waktu SD karena dulu dia hanya memainkan Rubrik nya itu dan selalu dalam keadaan cemas. Tapi yang Eyang herankan... ketika ia Eyang ajak ke makam R.A.Kartini dia menjadi berubah. Tiba² saja dia mudah berbaur d3ngan orang lain. Dan bertukar dengan kakakmu Cempluk yang sekarang menjadi pendiam. Eyang pernah terucap waktu dimakam itu . Ibu Kartini cucu saya jadi begini dengan kunjungan saya kesini saya mau meminta restu beserta suami saya karena suami saya akan ke New Zealand. Sekarang saya hanya bersama 2 putri hebat kebanggaan saya yaitu cucu² saya. Namun cucu saya yang satu tidak bisa datang kesini. Ya seperti inilah keadaan cucu saya yang ini.
Gilbertz: Memangnya kaitannya dengan Ibu Kartini apa Eyang?
Eyang Marwa: Ibu kartini itu merupakan Nenek buyut dari Eyang Raden Mas. Menurut silsilahnya begitu.
Gilbertz: Tapi kan, Ibu Kartini orang Jawa Timur bukan Jawa Tengah...?
Eyang Marwa: ya,betul Eyang Raden Masmu itu memang keturunan dari Jawa Timur. Sudahlah kamu itu banyak tanya.
Gilbertz: Ya sudah Eyang. Mana timusnya biar aku cicipi.
Eyang Marwa: Ini, ayo ambil satu.
Gilbertz: wah...manis sekali ya. Dan juga mempur dagingnya.
Eyang Marwa: Iya dong,Eyang yang masak.....
Gilbertz: Tapi Eyang kok bisa mereka malah ditukar sifat seperti itu?...
Eyang Marwa:Lagi² itu kehendak Tuhan. Kita tidak bisa mengubahnya. Tapi buktinya kak Cempluk sekarang sudah berbaur lagi dengan tetangganya itu, tapi kak Cempluk tetap dia adalah cucu Eyang yang dapat berkomunikasi dan selalu punya topik pembicaraan. Sedangkan Gendis itu orangnya lebih sibuk laptop dan HP walaupun dihari libur.
Gilbertz: Tapi kak Gendis terlihat akrab jika sama Eyang.
Eyang Marwa: Nanti malam kamu akan tahu seperti apa akrabnya Kak Cempluk ke Eyang.
Gilbertz: Baik Eyang. Eyang aku ingin satu set alat musik bileh tidak?
Eyang Marwa: Nanti Eyang pesankan lewat Online saja agar mudah.
Gilbertz: Terimakasih Eyang...Gilbertz sayang Eyang.
Eyang Marwa: (Meneteskan air matanya) Oalah...nang...nang... kamu masih kecil tapi sudah harus seperti ini.
Gilbertz: Eyang jangan sedih....
Eyang Marwa: Tidak kok.

•~Cempluk:Nunggu tekane magrib sengrengene tutup padang digentikke Rembulan.... citro budoyo bongso unggul ing Nusantara.. Gadis Nembang nyungkur menyang Agung... sing bisa ngabulken impianmu.... Nunggu tekane Magrib uwong-uwong podo budal ... melebu umahe. Dewe..dewe.Ngademake cerita budaya agung..... matursuwun khitmade Agung....

Gilbertz: Ye... (prok....prok...prok...prok..) kak bagus sekali tembang yang kakak nyanyikan.
Cempluk: Lagu itu seperti kakak nyanyikan waktu ada lomba kartini di sekolah kakak mewakili 8A kalau tidak salah menyanyikan lagu itu, ya lagu kakak sendiri......
Gilbertz: Wah, Hebat Eyang... kak Cempluk hebat bisa membuat lagu dan meng-Aransemen nya sendiri. Takjub deh.
Eyang Marwa: Yang lebih takjub lagi ini piala juara lomba itu... kak Cemplukmu itu jarang jika mengikuti lomba mendapat Juara II pasti satu terus. Untuk soal prestasi jangan ditanya ia Juara I kelas tetapi dia Juara II umum tidak sampai juara I.
Gilbertz: Kenapa Eyang?... memangnya siapa yang jauh lebih pintar dibanding kak Cempluk?
Eyang Marwa: Namanya Cut Imas Pratiwi.dia memang pintar bahkan, dia sekarang jadi guru Bahasa Indonesia di Australia.
Gilbertz: guru Bahasa Indonesia?.
Cempluk: iya, maka dari itu kamu harus mencintai budaya kamu sendiri. Mengapa? Karena orang asing saja mau belajar bahasa kita Kitq seharusnya cinta kepada Indonesia,bumi pertiwi kita.

•~Pesan WA:
Imas:pluk, aku besok pulang ke Indonesia aku mau mampir kerumahmu dulu, kau dirumah kan?
Cempluk: Aku tunggu imas, dirumahku.
Imas:Oke, ya ,sudah Cempluk aku akan kembali mengajar
Cempluk: Baik Imas.

Eyang Marwa: Siapa itu,nduk?
Cempluk: Imas Eyang, sepertinya dia mau pulang ke Indonesia. dan dia pengin main kesini dulu?.
Eyang Marwa: Bagaimana kalau besok kita bikinkan Sengkulun? Pasti dia suka makanan Indonesia. Apalagi berbau Jawa.
Gilbertz: Tapi,Eyang kan biasanya nama Cut dipakai orang Aceh?.
Eyang Marwa: Imas memang Ayahnya adalah orang Aceh. Tetapi ibunya orang Yogya. Makanya namanya seperti itu.
Gilbertz: Oh...begitu Eyang.
Cempluk: Kamu itu,bawel banget ya. Cowok tapi kok bawel.
Gilbertz: Hanya Ingin tahu ,kak?
Cempluk: Kepo sekali kamu...
Eyang Marwa: (weha..ha..) Biarin gak papa, Tole ini kan sudah jadi keluarga kita.

●BERSAMBUNG●

KHAYALAN GADIS JAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang