잔인한

1.2K 153 15
                                    

Dan dugaan Jisung benar adanya.

Malam saat ia tiba di dorm, Jisung memutuskan untuk memasuki kamar barunya. Ia tak lagi sekamar dengan Jaemin, melainkan kamar yang sesungguhnya adalah kamar Chenle. Namun karena Chenle sudah memiliki tempat tinggal sendiri dengan ibu dan bibinya, agensi memutuskan untuk memberikan kamar itu untuk Jisung.

Chenle sendiri, saat comeback berlangsung atau ada jadwal bersama, akan menginap di kamar Renjun yang merupakan kamar paling besar di dorm NCT Dream. Barang-barang Chenle sebagian juga dipindahkan ke apartemennya, meninggalkan satu lemari berukuran sedang guna menyimpan beberapa pakaian, jadi Chenle tidak perlu membawa pakaian apabila menginap di dorm.

Oke, soal pembagian kamar tidaklah penting untuk saat ini.

Setelah meletakkan tasnya, Jisung keluar lagi untuk membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Sempat juga bergabung dengan Renjun dan Jeno yang lagi main pubg bareng sambil merokok. Mungkin itu juga alasan pria Na tidak ada disana, karena pria itu tidak suka hal-hal berhubungan dengan menghisap tembakau tersebut.

Di meja juga berserakan beberapa kaleng beer.

"Hyung, kalian tuh ga capek apa ya nyebat mulu? Pakai minum lagi, pada nyari tiket ekpres ke neraka nih ceritanya?" Tanya Jisung yang tengah memakan sereal cokelatnya.

"Asem mulut gue kalau ga ngerokok. Lagian gue rapper, yang lo tanyain sih doi aja," ucap Jeno menuding Renjun.

"Gue ga setiap saat ye nyebat, lagi stress aja ini," kilah Renjun.

"Masalahnya nih, kalau lo pada nyebat di mari, bau-nya itu loh," protes Jisung.

"Udah gue hidupin tuh penyedot asapnya kompor," ucap Jeno asal.

Jisung memilih tidak peduli dan beranjak kembali ke kamarnya. Susah juga ngasih tahu orang-orang bebal macam Renjun dan Jeno. Mending dia main handphone aja sebelum tidur.

Namun entah mengapa, Jisung ada dorongan untuk membuka mac miliknya yang tergeletak di atas meja.

Mengikuti kata hatinya, Jisung duduk di depan meja-nya dan menghidupkan mac berukuran 13 inci itu. Secara otomatis, Jisung membuka aplikasi Instagram yang terinstal dan mengklik unggahan tiktok-nya dengan Yuna di akun Crime Scene.

Fokus Jisung bukan pada video mereka, melainkan pada kolom komentar. Di atas-atas sih mereka sibuk memuji kecantikan Yuna dan juga ketampanan Jisung, serta bagaimana bagusnya tarian mereka berdua.

Namun semakin ke bawah, Jisung semakin sering menemukan komentar kebencian yang ditujukan paling banyak untuk Yuna.

Dugaan Jisung tak meleset, hujatan ini pasti akan muncul cepat atau lambat. Jisung paling tidak suka melihat komentar kebencian, karena banyak orang di sekitar Jisung yang pergi dari dunia hanya karena sebuah komentar menyakitkan.

Mata Jisung melirik jam dinding, menghembuskan napas dengan berat saat melihat jarum jam berada di angka 12 malam.

Jisung bergerak menuju tas yang tadi ia gunakan, dengan menyeret kursi berodanya untuk mengambil handphone.

Lalu menghubungi seseorang.

"Halo! Lo dimana?"

"Coba lo analisis semua komen video-video tiktok gue sama Yuna di ig Crime Scene. Kata kunci utamanya apa?"

Setelah mendapatkan kata-kata kunci dari seseorang diseberang sana, Jisung langsung mengutak-atik laptopnya. Entah apa yang pria berusia 18 tahun itu lakukan, namun dalam hitungan menit semua komentar dengan indikasi kebencian sudah berhasil Jisung hapus tanpa perlu me-report komen-komen itu satu persatu.

runner wannabe | yunasung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang