작업

1.3K 149 19
                                    

Baru juga bangun tidur, Jisung sudah harus dihadapkan dengan berisiknya Chenle. Pria itu main masuk saja ke kamar Jisung. Memang sih itu bekas kamar dia, tapi ya tidak sampai mengganggu Jisung yang bahkan belum sadar 50 persen.

"Le, sumpah lo berisik banget! Napa sih lo?" Sungut Jisung.

"Bete gue dimarahin mama. Masa gue disalahin karena ngajak Chaeryeong jalan-jalan sampai pagi," keluh Chenle yang kini duduk di kursi beroda milik Jisung.

"Ye bego! Ya jelas aja lo dimarahin. Mentang-mentang dah bisa nyetir sama dibeliin mobil baru, pergi sama pacar sampe gatau waktu," cibir Jisung.

Jadi sebulan yang lalu Chenle baru saja mendapatkan SIM lokal di China dan juga SIM internasional. Terus dibelikanlah si Chenle mobil baru. Tidak tanggung-tanggung, orang tuanya Chenle membelikan BMW M8 yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa agar bisa menjaga privasi sang putra selama berkendara.

Tapi ya ngawur juga karena mengajak Chaeryeong kencan sampai pagi. Pantas dimarahi, sebagai seorang ibu ya takut kalau anak lakinya berbuat yang aneh-aneh ke anak perempuan orang lain. Pemikiran orang tua jaman dahulu yang kadang benar adanya.

"Ya kan gue ngehibur Chaeryeong yang abis bacain komen-komen jahat netizen ke doi. Ya udah deh kita nge-date ke sungai Han, beliin doi ramyun, hotdog lah, terus cerita-cerita banyak. Eh ga sadar ketiduran sampai pagi. Tapi serius gue ga ngapain-ngapain doi," cerita Chenle.

"Cuma morning kiss doang deh," lanjut Chenle sambil cengengesan.

Alah! Bilangnya tidak, tapi tetap saja jatah harus dapat. Dasar Zhong Chenle!

"Sama aja kampret! Gue tendang juga lo dari sini," ucap Jisung, kemudian bangun dan mendudukkan tubuhnya di atas kasur.

"Tapi bukan itu sih yang bikin gue bete, justru komen-komen jahat ke Chaeryeong itu loh. Gue ga habis pikir kok bisa orang-orang jahat gitu, segala ngatain pacar gue jelek. Yang secantik itu dikatain jelek, lah yang ngatain itu secantik apa sih? Beraninya di balik layar aja," gerutu Chenle.

Ya namanya netizen, di negara manapun mereka berada pasti akan terbagi menjadi dua, netizen baik dan netizen kurang baik. Kalau dibilang jahat bisa sih, tapi terkadang kritik dan cemooh itu bedanya tipis, jadi susah untuk diklasifikasikan sebagai netizen jahat.

"Gue tuh rasanya pingin ngapus semua komentar jahat itu biar Chaeryeong ga perlu bacain dan ga perlu sampai nangis kayak tadi. Mana dia ga bisa cerita ke membernya, soalnya komen-komennya tuh isinya always bandingin doi sama member ITZY yang lain," gumam Chenle.

Jisung jadi mengingat hal apa yang dia lakukan untuk menghilangkan semua komentar jahat tentang Yuna di internet. Bahkan sampai minggu lalu pun Jisung masih melakukannya, menghapus komentar di laman luar Korea Selatan. Walaupun agak sedikit lama karena Jisung tidak begitu pandai mencari celah untuk meretas sistem internet di negara lain.

Mendengar penuturan Chenle juga menggugah hati Jisung untuk membantu sahabatnya. Jisung tidak suka melihat Chenle yang biasanya hyper menjadi sedih seperti saat ini.

"Lo serius mau ngapusin semua komen jahat itu?" Tanya Jisung.

"Kalau bisa ya pasti gue iyain Sung. Tapi kan ga mungkin, ya kali gue buka artikel dan hapusin satu-satu. Sampai gue mati juga ga kelar, malah nambah terus yang ada," balas Chenle.

"Oh oke. Kalau gitu, lo kunci dulu pintunya," ucap Jisung, bangkit untuk menutup gorden yang sempat dibuka oleh Chenle.

"Ngapain?"

"Udah kunci aja sono. Gue mau duduk ini," ucap Jisung seraya mengusir Chenle.

Chenle pun terpaksa bangun dan mengunci pintu kamar Jisung dari dalam. Sementara Jisung mulai menghidupkan PC dengan dua layar yang terpasang di atas mejanya. Serta mengkoneksikan PC dengan Mac miliknya.

runner wannabe | yunasung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang