Jisung membuka pelan pintu kamar Lia dan Yuna. Sebuah pertarungan batin saat memutuskan untuk mencari gadis itu. Ditambah lagi pengaruh dari Jeno, Haechan, dan Yeji yang benar-benar bikin kepala Jisung pusing.
Sebenarnya Jisung tidak mengerti, kenapa juga ia harus repot mencari gadis itu perkara kejadian menghapus mayonaisse. Kan Jisung cuma membantu, kenapa malah ia iyakan saja saran ketiga orang yang masih sibuk bernyanyi dan bermain gitar di meja makan.
"Samperin gih Yuna! Malu banget pasti dia," ucap Yeji.
"Lah ngapain kak?" Tanya Jisung bingung.
"Lo sih Chan! Biarin aja mereka mesra-mesraan, malah lo ganggu," cibir Jeno.
"Salah gue lagi. Kan mereka belum pacaran, ga boleh cium-cium," ucap Haechan.
"Heh monyet! Ngomong suka ga ngaca, emang lo sama Somi ga gitu juga? Waktu itu lo belum jadian, tapi udah berani aja making out sampai pangku-pangkuan. Basi lo," cibir Yeji.
"Yang penting gue ga kayak Mark Lee ya. Ini mending cewek gue yang bule. Lah itu doi yang bule, nafsu ga pernah dikontrol. Mesti bablas kalau udah berduaan sama Koeun-noona," ucap Haechan membela diri.
"Alasan aja lo!" Sembur Jeno dan Yeji berbarengan.
"Kalau lo berdua jadian aja gimana? Seneng amat nistain gue," ucap Haechan yang langsung mendapat toyoran dari Yeji dan Jeno.
"Ngomong ngelantur lagi. Lo mau gagalin pedekate gue ke Eunbin gitu?" Balas Jeno yang bikin nyali Haechan ciut.
"Gatau. Kalau ngomong emang ga ada remnya," tambah Yeji.
Jisung bingung, apa hubungannya dia harus mencari Yuna sama ciuman yang tiga orang dihadapannya ini bahas?
Pertama, jelas tidak ada hubungan.
Kedua, dia tuh masih minor dan udah dikasih pembahasan begini. Emang semua cowok tuh kalau sama pacarnya bakal berubah mesum gitu ya? Jisung jadi ngeri. Dia tidak akan begitu nantinya kan?
Terakhir, Jisung masih mempertanyakan kenapa ia iyakan ucapan Yeji di akhir. Bahkan saat Jisung sudah di dalam kamar, lelaki itu masih mencari jawabannya.
Ah daripada pusing, mending dia dekatin aja Yuna yang tidur di kasur atas.
Jisung menaiki tangga kasur, lalu menatap Yuna yang tengah bersembunyi di balik selimut. Dengan kaki masih berpijak di tangga.
"Yuna," panggil Jisung.
Gadis itu tidak tidur rupanya, soalnya waktu Jisung memanggil, selimutnya malah tambah dieratkan. Seakan-akan tidak ingin diganggu oleh siapapun.
"Lo kenapa sih? Ngehindar dari gue? Emang gue ada salah apa?" Tanya Jisung saat mendapat balasan tak bersahabat dari Yuna.
"Ga ada! Tapi gue gamau lihat muka oppa," balas Yuna dari balik selimut.
Sudah bingung, makin bingung Jisung dibuat. Kalau tidak ada kesalahan, kenapa Yuna tidak mau menatapnya?
"Kalau emang ga ada, ngapain lo ngehindar sampai ga mau lihat gue? Karena tegurannya Haechan-hyung?"
Pertanyaan Jisung tepat sasaran, soalnya Yuna langsung saja membuka selimut dan memutar badannya.
Membuat muka bertatapan langsung dengan muka Jisung. Yuna malah makin gugup yang ada. Kira Yuna si Jisung tuh berdiri di bawah, ternyata di tangga kasur.
"Ya Tuhan! Ini masih ada sisanya. Makanya lo jangan main kabur aja, kan ga beres gue bersihinnya," ucap Jisung saat menyadari masih ada bekas mayonaisse di ujung bibir Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
runner wannabe | yunasung ✔
Fanfictionsepenggal kisah Jisung dan Yuna yang bekerja keras menggapai mimpi di usia muda, dan dengan caranya takdir mempertemukan mereka di persimpangan #1 on nctzy | 20.04.21 #1 on shinyuna | 21.09.17