Seperginya Jisung dan Jeno, Lami mengajak Yuna untuk memasuki kamarnya di lantai atas.
Yuna langsung merebahkan tubuhnya di kasur Lami. Efek pegal karena tidur di mobil masih terasa hingga sekarang. Rasanya melegakan ketika punggungnya bertemu dengan kasur empuk.
Lami sendiri berjalan menuju mejanya untuk meletakkan laptop terlebih dahulu, baru menyusul rebahan di samping Yuna.
Yuna lalu memeluk Lami erat, membuat si empu kamar kesusahan bernapas saking eratnya pelukan Yuna.
"Yuna!!! Ga bisa napas gue," keluh Lami sambil tertawa.
"Biarin! Gue kangen banget sama lo!" Pekik Yuna.
"Iya tapi ga gini juga meluknya," seru Lami.
Setelah beberapa saat, barulah Yuna melepas pelukannya pada Lami. Lalu duduk di samping tubuh Lami yang masih rebahan.
"Lo jahat tahu ga sih? Abis keluar dari SM lo sama sekali ga ngehubungin gue. Sahabat macem apa lo?" Omel Yuna.
Lami hanya tertawa mendengar omelan Yuna. Salahnya dia juga sih ga ngabarin apa-apa, wajar kalau sahabatnya ini jadi marah.
"Iya maaf. Gue keluar dari SM kan sibuk pindah sekolah dari Seoul ke Busan, ga sempet hehehe. Senpet pun belum tentu lo bales, lo kan tambah sibuk sekarang," ucap Lami.
"Eh? Iya juga ya. Eh tapi ga bisa lo alibi bilang gue sibuk, dasar sombong," cibir Yuna.
"Enak aja ngatain gue sombong. Lo juga ya, kalau emang kangen ya lo dong telepon duluan," balas Lami mencibir.
Yuna hanya tersenyum mendengar penuturan Lami. Iya juga ya, kenapa Yuna tidak terpikir untuk langsung menghubungi Lami. Padahal kan ada nomor kontaknya di handphone.
"Hehehe,"
"Ketawa lagi lo,"
"Ya maaf, gue sibuk hehehe,"
"Sekarang aja ngaku lo sibuk. Tadi ngomongnya gue ga boleh alibi karena lo sibuk," balas Lami dengan tatapan tajam, namun setelah itu kembali melunak dan tertawa karena melihat senyuman Yuna.
"Eh mumpung lo ke sini, kita ke pantai yuk. Deket loh dari rumah, jalan kaki nyampe. Sekalian lihat sunset," ajak Lami sembari mengarahkan telunjuknya ke arah jendela, memberitahu bahwa matahari sebentar lagi akan terbenam.
"Boleh!!! Udah lama gue ga pantai. Sekarang aja yuk!!!" Pekik Yuna riang.
"Ya udah, gue ganti baju dulu," ucap Lami yang kini berjalan menuju lemari pakaian.
"Okay!" Balas Yuna riang, tanpa menyadari perubahan ekspresi Lami yang tertuju padanya.
'Lo memang bodoh Shin Yuna!'
Setelah Lami berganti pakaian, keduanya pun keluar rumah dan berjalan menuju pantai. Hanya perlu waktu 10 menit bagi keduanya tiba di pantai. Masih banyak orang yang berada di pantai, sepertinya juga ingin menyaksikan matahari terbenam di ujung barat.
"Lam, duduk sana yuk," ucap Lami sambil menunjuk ke salah satu spot yang masih kosong, tidak diduduki oleh siapapun.
Yuna berlari terlebih dahulu. Mendudukkan dirinya di hamparan pasir pantai, lalu memejamkan matanya perlahan. Menikmati angin pantai yang menyegarkan. Selama ini Yuna terlalu sibuk bekerja dan berkegiatan di tengah kota, sehingga sangat susah baginya menikmati semilir angin seperti saat ini.
"Lo kayak seneng banget bisa ke pantai," celetuk Lami yang sudah duduk di samping Yuna.
"Hmm, sumpek tau di kota. Udah sibuk, ga ada waktu juga buat sekedar jalan. Ke sungai Han aja jarang banget," ungkap Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
runner wannabe | yunasung ✔
Fanfictionsepenggal kisah Jisung dan Yuna yang bekerja keras menggapai mimpi di usia muda, dan dengan caranya takdir mempertemukan mereka di persimpangan #1 on nctzy | 20.04.21 #1 on shinyuna | 21.09.17