Cap 18

2.2K 158 17
                                    




Happy reading



Tidak ada hal yang lebih menyedihkan dari pada melihat orang yang paling dicintai tengah terbujur kaku dengan selang oksigen dan infus yang membantunya bertahan.

Dan itu lah yang dialami Mean,Sudah hampir seminggu Plan belum juga bangun dari tidurnya.

Mean tidak tau apa yang terjadi yang dia tahu hanya saat itu Phi nya menelpon nya dan meminta maaf sambil menangis dan memberitahu Plan nya berada dirumah sakit.



Mean menatap sendu kearah Plan tangan nya mengelus lembut wajah Plan dipandangi nya perut rata Plan.
Air mata kembali menetes di wajah tampan Mean.

"Sayang .. Mau sampai kapan kau tidur,maaf kan Phi naa jangan hukum Phi seperti ini.."

Mean sungguh terpukul sudah hampir satu minggu pula Mean tidak pernah meninggal kan rumah sakit.
Mean jarang makan bahkan tidak mandi.
Dia takut plan nya bangun dan tidak melihat dia.

"Maaf kan Phi na...Phi mohon bangun sayang..,aku dan anak kita membutuhkan mu sayang"

Mean kembali menangis,dokter Plan adalah pria istimewa Plan memiliki rahim.awal nya Mean tidak percaya akan perkataan dokter saat memberitahukan bahwa Plan nya hamil.

Tapi kenyataan nya adalah Plan nya sedang mengandung anak nya.
Buah hatinya.

Harus nya Mega merasa sangat bahagia saat ini, karena Plan mengandung anak nya.
Tapi untuk apa semua ini jika kenyataan nya Plan nya tidak sadarkan diri.

"Phi mohon naa...bangun sayang"

Mean tidak bisa membayangkan bagaiman jadinya jika dirinya harus hidup tanpa Plan.

Kondisi Plan sendiri sudah mulai membaik tapi entah mengapa Plan belum mau membuka matanya.




"Beristirahat lah Bos..biar kan aku yang menjaga nya"Alin masuk dengan membawa makanan.

"Tidak Phi...bagaimana aku bisa pergi Plan marah pada ku dia belum mau membuka matanya"

"Tidak Bos Plan tidak mungkin marah pada mu dia hanya sedang tidur dan sebentar lagi dia kan bangun"Alin mencoba menghibur Mean.

Mean adalah bos nya tapi Plan sudah seperti adik baginya.
Dan bisa dia pastikan jika Plan melihat Mean nya tidak terurus dia yakin Plan pasti memarahinya.

"Aku takut jika aku pergi Plan akan semakin marah dan dia akan pergi dari ku.."Mean kembali meneteskan air mata.

Dipegang dengan lembut tangan Plan perlahan dikecup nya tangan kekasih nya.

"Sayang...jika kau bangun Phi janji akan menuruti semua permintaan mu..phi janji asal kan kau mau membuka mata mu sayang."

Alin merasa tersentuh bos nya yang Dikenal kejam dan tidak berperasaan kini begitu rapuh dihadapan seorang Plan.

Tanpa disadari keduanya Saat ini Tin sedang memperhatikan mereka.
Segulir bening menetes di wajah tampan nya.

"Maaf kan Phi Plan...Phi salah"

Tin tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.awalnya dia hanya ingin menggunakan Plan sebagai alat balas dendam nya.
Tapi justru dia terjebak dengan perasaan nya sendiri.
Tin jatuh cinta pada Plan dan terobsesi pada Plan.

Tapi saat melihat Plan yang terbujur kaku dengan darah yang mengalir dari pergelangan nya membuat Hati Tin sakit.
Tin sadar sampai kapan pun Plan tidak mungkin akan memilih nya.

Tin dengan putus asa membawa tubuh Plan kerumah sakit terdekat.
Tin seperti orang gila berteriak" di dalam rumah sakit dengan pakaian penuh darah dan Plan yang berada di gendong nya.


Senja (Meanplan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang