10. Bertemu

287 19 5
                                    

Zahira berani bersumpah bahwa ia benar-benar terkejut saat melihat keberadaan seseorang di Halte Harmoni saat ini.

Hey ini benar-benar gak mungkin! Pria itu memakai hoodie berwarna hitam dipadukan celana abu-abu dan ransel yang masih menghisi punggungnya.

Zahira mempertajam penglihatannya hingga akhirnya pandangan mereka bertemu.

Pria itu juga terkejut, lalu beberapa detik kemudian senyumnya mengembang. Ia mengangkat tangan kanannya sebagai penanda lalu berlari kecil kearah Zahira.

Zahira semakin melebarkan matanya. Dia ngapain nyamperin jir! Segera Zahira memalingkan wajahnya, berbaris rapi layaknya orang yang mengantri.

Satu tepukan mendarat di bahu Zahira, siapa lagi? Jelas pria itu.

"Zahira?" Panggilannya. "Hey girl! Lo beneran Zahira kan?"

Zahira mengangguk kaku. "Iya gua Zahira."

Pria itu bertepuk tangan takjub dengan takdir yang baru saja ia lewati. "Ko bisa ya?"

"Apanya?"

"Kita ketemu. Takdir emang seindah itu ya?"

Zahira berdecak pelan. "Bukannya skenario lo?"

"Skenario gue?"

"Iya, lo, Devan."

Mampus!

"Wow! Double kill!"

Zahira refleks menatap sekitar. Suara Devan tadi cukup keras. Awas saja jika mereka jadi pusat perhatian, Zahira tidak suka.

"Lo udah penasaran dan akhirnya tau nama gua?" Tanyanya kelewat pede. Zahira mengerutuki ucapannya yang kelepasan tadi.

"Ck, apasih geer banget jadi orang," sahut Zahira ketus namun pelan.

Devan terkekeh ringan. "Akuin aja si, jangan ngelak terus. Gapapa ko--"

"Isss! Brisik. Dah pergi sana," usir Zahira seraya mengalihkan penglihatannya.

Devan menatap sekitar, kemudian memajukan wajahnya mendekati gadis itu. Sekarang ia bisa melihat wajah gadis itu secara keseluruhan. Cantik.

"Yakin gua pergi? Lo sendiri kan? Udah mau maghrib loh."

Zahira yang tadinya sempat menahan napas refleks mundur satu langkah lalu berdehem pelan. Ia menatap sekitar juga keadaan luar yang memang semakin sore.

Zahira tidak menjawab. Ia malah menatap Devan hingga pria itu kembali bersuara.

"Yaudah, gue... Balik?" Devan mengangkat kedua alisnya seraya tersenyum. "See you."

Spontan Zahira memegang tali tas pria itu, hingga mereka kembali bertatapan.

"Lo... Balik kemana?"

Zahira serius bertanya karena jujur ia menjadi lebih tenang saat mengetahui ada orang yang ia kenal ditempat asing ini.

"Kenapa?" Tanya Devan dengan suara berat dan terdengar serius. Zahira menunduk, merasakan jantungnya berdegup kencang.

Devan menatap tali tasnya yang digenggam gadis itu. Dan sekarang, ia mengerti.

Devan memegang kedua bahu Zahira dari belakang, lalu memutar tubuh gadis itu untuk baris lurus ke depan. Kini, Devan sudah berdiri di belakang gadis itu.

Zahira yang baru sadar situasi refleks menoleh kebelakang, namun bahu gadis itu kembali diputar untuk tetap menghadap kedepan.

Devan memajukan wajahnya dan berbisik tepat ditelinga Zahira.

Zahira (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang