12. Akrab

248 22 2
                                    

Devan dan dua orang temannya tengah berjalan kearah Zahira. Jelas mereka akan bertemu. Devan sudah tersenyum jahil sekarang, tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

Zahira yang bingung harus bereaksi seperti apa memilih menunduk dan menggandeng tangan Icha. Terus berjalan sampai sepasang sepatu berwarna hitam berhenti tepat di depannya.

"Zahira?"

Duh, ingin menghilang saja rasanya saat ini. Belum sempat bereaksi terdengar suara bisikan dari teman pria itu.

"Bro, emangnya dia kenal?"

Teman di samping kirinya pun ikut berbisik.

"Lu jangan sok kenal jir, malu maluin."

Zahira menangkap raut wajah Devan. Pria itu semakin melebarkan senyumnya sekarang.

"Yakali ada yang gak kenal gua," ujarnya kelewat pede.

Zahira menghembuskan napas malas, menarik tangan Icha dan berkata, "sorry, gak kenal. Permisi."

Dilewati begitu saja, membuat Devan melotot tak percaya. Sungguh hilang sudah wibawanya sebagai siswa tampan di sekolah ini.

Kedua teman laknatnya tengah tertawa sekarang. Devan yang kesal akhirnya mengambil langkah besar pergi dari sana.

Zahira tetaplah Zahira. Si perempuan tertutup, jutek dan aneh. Lihat saja di ekskul rohis nanti. Mereka pasti bertemu lagi.

*****

Ekskul rohis untuk pertama kalinya resmi dimulai. Masjid lantai dua yang sejuk nan luas sudah resmi menjadi basecamp mereka.

Ekskul dimulai dengan doa dan menyanyikan sholawat Assalamu'alaika. Setelah itu Kak Rehan, alumni yang di tunjuk sebagai pembimbing ekskul ikut mengisi pembukaan.

"Ekskul rohis ini gak dibentuk untuk siswa siswi yang paham agama aja, gak dibentuk untuk siswa siswi yang ilmu akhiratnya tinggi. Tapi rohis dibentuk untuk menumbuhkan generasi remaja yang ber-akhlakul karimah, tumbuh dalam nilai-nilai islam, juga berprestasi."

"Jadi kalo ada temen kalian yang bilang 'wah masuk rohis, pasti anak alim ya? Pinter agama ya?' itu kurang tepat. Karena tujuan rohis ini, biar kita sama sama belajar, membangun diri kita menjadi pribadi yang dekat dengan agama, meskipun kita sekolah di sekolah umum."

"Jadi jangan pernah merasa sombong, merasa tinggi atau justru merasa paling rendah. Karena disini kita sama sama belajar. Paham?"

"PAHAM KAK."

"Kakak juga yakin, pasti ada ko anak bandel yang masuk rohis, mantannya banyak bahkan sekarang punya pacar. Hayo ngaku?"

Anak-anak rohis seketika tertawa dan saling menunjuk. Karena nyatanya, memang ada saja yang seperti itu. Karena kita sama sama sedang berproses. Tidak ada yang lebih baik disini. Semua belajar.

"Gapapa, yang punya pacar kita doakan semoga cepet putus, aamiin?"

"AAMIIN!"

"Wah parah."

"Yaa panik panik."

Zahira (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang