Ya muqallibal qulub tsabittni 'ala diinik
"wahai Dzat yang maha membolak balikkan hati, tetapkanlah aku dalam agamaMu."
....
Zahira, anak tataboga yang memilih seorang laki laki untuk di jadikan sahabatnya.
Tidak ada yang salah memang, kalian akan...
Gadis dengan piyama coklat beranjak malas mematikan alarm di hp, sekaligus mencabut pengisian baterai.
Ia kembali duduk ditepi kasur seraya mengumpulkan nyawa. Menatap dirinya dari pantulan kaca lalu tersenyum tipis.
Lihatlah muka bare face dengan rambut hitam acak-acakan saat ini. Zahira bergegas memulai kegiatannya hari ini yang diawali dengan mandi. Selepas mandi, ia sholat lalu bersiap-siap datang ke sekolah sebelum jam setengah tujuh pagi.
Pagi yang sejuk. Ia mulai memakai gamis yang telah disiapkan dari malam, dipadukan dengan pashmina berwarna abu-abu yang ia lilitkan seperti model pashmina kebanyakan.
Kemudian ia duduk di depan cermin rias lalu mulai melakukan ritual morning skincare routine. Setelah wajahnya terasa lembab dan mampu terlindungi dari sinar matahari, gadis itu mengaplikasikan cushion diseluruh wajah, menambah sentuhan bedak tabur menggunakan brush andalannya, lalu step terakhir yaitu memakai lipcream dengan warna pink alami.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalu ia bergegas merapikan tempat tidur, mematikan AC dan lampu, memakai kaos kaki dan jam tangan, mengambil tas dan ponsel yang tidak boleh terlupakan.
**
15 menit perjalanan akhirnya gadis itu sampai di sekolah. Saat memasuki lapangan, terlihatlah 2 bis sekolah dan anak-anak rohis yang sudah sebagian kumpul di koridor.
Zahira yang sangat excited tiba-tiba melambatkan langkahnya saat banyak pasang mata yang berlalu lalang menatap dirinya dengan intens.
Zahira menatap gamisnya dengan cepat lalu mengaca di layar hitam ponsel. Tidak ada yang salah. Dia juga tidak salah kostum karena kesepakatannya mereka boleh memakai pakaian bebas, yang sopan. Lalu kenapa orang-orang banyak yang memperhatikan segitunya?
Saat sampai di koridor, Zahira mengucapkan salam.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam.." jawab mereka yang sudah datang lebih dulu. Tadinya mereka tengah sibuk berbincang-bincang. Tetapi saat kedatangan Zahira, suasana berubah menjadi sunyi.
Zahira tersenyum canggung.
"Duduk, Ra," ajak anggota lain, ramah.
Zahira mengangguk namun matanya sedang mencari seseorang.
"Devan kemana coba? Masa jam segini belom dateng?" Batinnya mengeluh.
Baru saja ia berniat untuk menelfon, terdengar suara pria yang memanggilnya.
"Zahira?"
"Eh, ka--- eh... Devan?"
Zahira sedikit terkejut saat melihat Ka Yusuf dan Devan tengah jalan berdampingan menghampirinya.