Hidup itu bukan cuma tentang kata orang, namun juga tentang kendali mereka.
Ada yang bilang, setiap orang adalah kapten. Merekalah orang yang berhak memegang kendali pada diri masing-masing. Dan itu benar. Namun bukan berarti kita menutup telinga dari ucapan orang lain, yang memberitahu kita bahwa didepan ada badai, di arah timur awan mulai menghitam, dan di arah selatan es akan mencair.
Ada saatnya orang lain juga ikut andil dalam memegang kendali hidup kita.
Seperti saat ini. Seluruh siswa siswi kelas sepuluh yang tengah duduk rapi di aula. Mereka seperti anak polos. Hanya diam, mendengar arahan, dan mengikuti perintah seperti permainan saat ini.
Tidak semua dari mereka mau. Batin mereka seperti sudah muak bahkan bodo amat. Tetapi kembali lagi, saat ini kendali mereka ada pada OSIS.
"Jadi, sekarang kakak kasih challenge ke kalian. Nama challenge nya adalah 'samping kanan saya adalah...' cara mainnya kalian cukup hapalin nama panjang orang disamping kanan kalian, hapalin nama idola dan motto hidupnya. Gampang kan?"
"Yah.." Keluh mereka malas.
Begitupun Zahira. Gadis itu menghela napas jenuh seraya menyandarkan badan ke sandaran kursi.
Zahira menoleh kesamping kanannya, yang pas sekali saat itu juga orang tersebut menoleh ke Zahira. Mereka berdua tersenyum canggung lalu kembali menatap kedepan.
Tuh kan. Zahira tuh paling gak bisa dipaksa kenal dan terbuka seperti ini. Apalagi membagikan nama idola dan motto hidupnya, buat apa?
Orang disamping Zahira kini berbeda, bukan anak berkebutuhan khusus seperti kemarin.
"Waktunya hanya lima menit,"
"Yah.." keluh mereka lagi membuat anak-anak OSIS sedikit jengkel.
"Kalian bisa denger dulu gak? Bisa gak ngehargain orang yang lagi ngomong didepan?" Ucap seorang perempuan yang menjabat sebagai sekretaris OSIS dengan mimik wajah yang kesal.
"Kita tau kalian cape pengen istirahat, sama kita juga. Tapi tolong hargain. Ngomong didepan tuh gak mudah. Belum lagi ngatur seratus sembilan puluh orang yang kerjaannya ngeluh mulu kaya kalian. Cape."
Keadaan mendadak hening. Banyak dari mereka yang mengunci mulut dan menunduk.
Zahira pun ikut diam sambil berargumentasi didalam otaknya. "Baru juga dua kali ngeluh, perasaan dari tadi pagi pada nurut-nurut aja ko. Kesannya berlebihan gak si?"
Setelah hening cukup lama, akhirnya seorang pria yang menjabat sebagai ketua OSIS kembali bersuara.
"Oke, kita lanjut ya? Mau cepet-cepet istirahat kan?"
"Mau kak," jawab mereka pelan.
"Mau gak? Kalo gak mau gapapa."
"Mau kak!"
"Kurang semangat, MAU GAK?"
"MAU KAK!"
"Bagus," puji sang ketua OSIS seraya memamerkan senyum manisnya. Senyumnya ituloh, bikin nular. Banyak cewek-cewek yang ikut menahan senyum saat berkesempatan melihat indahnya ciptaan tuhan yang begitu tampan dan berkharisma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahira (TAHAP REVISI)
Teen FictionYa muqallibal qulub tsabittni 'ala diinik "wahai Dzat yang maha membolak balikkan hati, tetapkanlah aku dalam agamaMu." .... Zahira, anak tataboga yang memilih seorang laki laki untuk di jadikan sahabatnya. Tidak ada yang salah memang, kalian akan...