Fifteen

993 75 4
                                    

Seokjin menuruni anak tangga satu-persatu dengan langkah terpaksa menuju ruang keluarga mereka.Dimana sudah terlihat Ayah dan Bundanya sedang duduk berdua sambil meminum teh.

Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil Seokjin melangkah mendekati kedua orang tuanya dan dengan sengaja dirinya menyempil di tengah Ayah dan Bundanya.

"Wahh kebetulan banget nih Seokjin haus"-Ucap Seokjin seraya meneguk habis teh Ayahnya tersebut.

"Hyaa kebiasaan banget sih ni anak"-Kesal Ayahnya.

"Hehehe, nanti dibuatin bunda lagi.Santuyy"-Katanya.

"Besok kamu ke bandara jemput adek"-Kata Ayahnya.

"Serius? Kampret tuh anak kenapa ga kabarin gw sama sekali"-Kesal Seokjin.

"Kata Lisa dia ngambek sama kamu, salah kamu sendiri ga pernah bales chat dari dia"-Kata Bundanya.

"Heheheh aku kan sibuk bun akhir-akhir ini"-Alasan Seokjin.

"Ngeles aja, sana pergi ganggu orang pacaran tuh ga baik"-Ucap sang Ayah.

"Gayanya pacaran mulu, inget tuh umur ayah ma bunda, udah punya dua anak juga.Seokjin pokonya ga mau ya punya adek lagi!"-Kesal Seokjin lalu pergi meninggalkan orang tuanya.

"Hyaaa"-Kesal sang Ayah.

"Udah! Inget anak sendiri"-Kata istrinya.

Ponsel yang berada digenggaman Seokjin bergetar tertera di layar ada panggilan masuk.Seokjin segera mengangkatnya.

Den tolong-?

Maaf ni siapa ya?-Jin.

Ini Bibi Den, tadi bibi denger suara vas bunga jatuh ke lantai dan sekarang Non Joohyun ga mau bukain pintu.Aden bisa kesini? Saya takut Non Joohyun kenapa-napa-Ucap sang bibi dengan nada parau.

Baik bi, aku kesana sekarang-Jin.

Jantungnya berdegup kencang, Seokjin langsung berlari ke atas kamarnya untuk memakai jaket dan celana jeansnya.Dirinya langsung menyambar kunci motor dan berlari menuruni anak tangga.Tetapi langkahnya terhenti.

"Mau kemana bang malem-malem gini?"-Hanya Ayahnya.

"Umm..ada urusan penting yah pokoknya.Aku pergi dulu"-Jawabnya.

"Susunya ga diminum dulu sayang"-Teriak sangat bunda.

"Buat Ayah aja"-Jawab Seokjin sembari berlari.

Motor sport hitam milik Seokjin membelah jalanan Ibu kota dengan sangat kencang.Yang anda di pikirannya sekarang adalah keadaan Joohyun.

Sesampainya di rumah Joohyun ia segera masuk.Sekeliling Seokjin sunyi baik di ruang tamu dan ruang keluarga rumah Joohyun.Seokjin segera menaiki anak tangga menuju lantai 2, tepatnya ke kamar Joohyun.Pandangan Seokjin sekarang bertemu dengan bibi dan lelaki tua yang menurutnya adalah supir Joohyun.

"Den daritadi Non Joohyun ga mau bukain pintu kamar, bibi takut"-Ucap bibi yang masih setia mengetuk pintu kamar Joohyun.

"Joo, ini gw Seokjin.Gw mohon sama lu buka pintunya"-Seokjin sudah memohon dan mengetuk pintu Joohyun tetapi tak ada jawaban dari cewek itu.

Akhirnya tak ada cara lain Seokjin harus mendobrak paksa pintu kamar Joohyun.Dirinya takut terjadi apa-apa disana.

"Bi cepat hubungi dokter pribadi saya, nih hpnya"-Ucap Seokjin sebelum mendobrak pintu tersebut.

Bibi pun akhirnya menghubungi dokter tersebut dan menjauh bersama sang supir dan Seokjin yang sekarang ancang-ancang untuk mendobrak pintu itu.

Brak

My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang