3 hari setelah survey, kelompok ayina berkumpul lagi di kantin bude. Semua anggota hari ini datang termasuk cewek yang gak datang 2 kali pertemuan begitu juga dengan cowok.
Mereka membahas hasil survey 3 hari yang lalu.
"Bagaimana?" tanya ifan.
"Hasil survey kemarin kami ke kantor kepala desa nya bg terus melihat tempat yang bakal kita tinggalin, ada pilihan sih buat tempat tinggal kita. Cewek cowok gabung di satu tempat bg, di posyandu atau bagaimana?" jawab putra.
"Yaelah itu cuma satu pilihan" sahut sintia.
"Ya maksud aku ada pilihan tu ya dari kaliannya mungkin ada saudara atau yang kalin kenal tinggal disana" jawab putra lagi.
"Memang kita tinggal dimana? Nama tempatnya?" tanya satu orang cewek yang terlihat imut mungkin tingginya hanya sedada ayina.
"Hmmm nama kamu siapa?" tanya askiatul lembut.
"Aku lia, prodi bahasa inggris" jawab lia.
Ah dia wanita yang sudah 2 kali pertemuan absen.
"Kalau gak salah nama tempatnya desa kampung bunga" jawab arumi.
"Itu di tempat paman lia tinggal, rumahnya ada disana"
"Beneran lia?" tanya putra antusias.
"Bener, tapi paman lia udah lama gak tinggal sana. Udah sekitar 4 bulan jadi rumahnya dikontrak tapi belum ada yang ngontrak"
"Wah bisa jadi pilihan bagus tu" sahut putra lagi.
"Coba aja tanya paman lia dulu, kalau bisa besok atau lusa biar kita survey lagi dan bilang ke pak zuki" tengah ifan.
"Boleh, nanti lia tanyain"
"Nah tempat tinggal kan udah ni, coba list barang yang kita perluin selama disana kecuali barang sehari hari ya" ucap bg ifan.
Ayina hanya menyimak dan mengangkat tangan jika ada barang yang bisa ayina bawa.
Selama diskusi, tyo terlihat lebih aktif dari kemarin, ia juga lebih bersemangat. Entah kenapa mata ayina tidak berhenti tertuju pada tyo, seolah matanya terkunci hanya pada sosok tyo.
Dan hampir 1 jam lebih mereka berdiskusi siapa saja yang akan membawa barang barang. Diskusi pun selesai.
Ayina memilih untuk tetap dikantin dan disana ada lia, putra, dan tyo. Lagi lagi tyo duduk didepannya membuat mata ayina tidak dapat beralih ke yang lain.
"Lia.." mengulurkan tangannya.
Ayina terkejut lalu menyambut uluran tangan lia dan tersenyum.
"Ayina..prodi PR"
Lia tersenyum.
"Na..." panggil putra.
"Hmmm?" jawab ayina.
"Ada yang manggil tuh" tunjuk putra ke belakang ayina.
Ayina menoleh ke belakang dan menemukan boy melambaikan tangan kearahnya, lalu boy berjalan menuju ayina.
"Pacar?" tanya putra kepo.
"Bukan, sahabat" ucap ayina acuh.
Sejujurnya ia bosan ditanya masalah hubungannya dengan boy, apa mereka sebegitu keponya dengan hubungan seseorang?
"Teman apa demen?" goda putra.
"Udah ah put, kepo amat sih" balas tyo menengahi.
Ayina hanya menatap tyo sekilas namun mata mereka tak sengaja bertabrakan membuat mereka sama dama canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
G R A C I A S ! !
FanfictionSetelah bertahun tahun, kau kembali? Untuk menetap atau pergi lagi?