Nembak

0 0 0
                                    

"Na aku mau ngomong" ucap boy saat mendapati ayina tengah duduk dengan santai diruang tv.

Hari ini adalah hari minggu dimana papa dan mama ayina beserta ayuna pergi membeli kebutuhan sehari hari yang sudah habis. Ayina memilih untuk tinggal dirumah saja karena lelah habis mengerjakan tugasnya semalaman membuat ia tertidur jam 4 pagi.

Mendengar boy yang ingin berbicara padanya dan sudah duduk terlebih dahulu disampingnya ayina menjawab.

"Ngomong aja, biasa juga ngomong duluan gak pakai permisi" jawab ayina masih fokus ke tontonannya.

"Aku cuma mau bilang kalau aku mau nembak cewek" balas boy sambil menunduk.

Satu kata yang menjelaskan raut wajah ayina saat ini yaitu TERKEJUT. Bagaimana tidak? Setelah sekian lamanya boy menjomblo akhirnya ia jatuh cinta membuat hati ayina tak tanggung senangnya. Ia senang akhirnya sahabat nya itu mau membuka hati untuk perempuan lain.

Karena selama ini yang ayina tau, setiap ada perempuan yang menyukai boy pasti boy selalu menghindar atau menolaknya secara langsung. Ayina tak tahu alasan apa yang dimiliki boy mengapa hampir lebih 3 tahun ia menjomblo sampai saat ini.

Yang ayina tahu, boy hanya tidak mau ribet urusan perempuan. Lalu apa ayina dimata boy? Apakah ayina cowok? Atau malah ia mengganggap ayina bukanlah seorang manusia?.

Ayina reflek memeluk boy yang berada disampingnya.

"Kapan? Dan dimana?" tanya ayina ketika melepaskan pelukannya.

"Apanya?" jawab boy bingung dengan pertanyaan ayina.

"Ya nembaknya, mau kapan dan dimana?" kesal ayina.

"Belum tahu" jawab boy acuh.

"Yaahh dasar gak romantis pantesan aja gak pernah dapat pacar. Nih ya aku saranin mending kamu nembak nya entar malam deh terus pilih tempat di restoran mewah atau romantis gitu dan jangan lupakan soal bunga karena ya pas kamu nembak nanti kamu harus nembaknya pakai bunga ditambah coklat" jawab ayina antusias.

"Malas ah, nembak biasa aja. Lebay banget kayak gitu"

Mendengar jawaban boy, ayina reflek memukul lengan boy dengan kencang membuat sang empunya mengaduh kesakitan.

"Nih ya dimana mana cewek tu selalu terpukau sama cowok yang romantis apalagi nembaknya kayak gitu, langsung keterima kamu mah"

"Aku pikirin lagi deh lagian aku juga gak tau restoran romantis di kota ini"

"Kudet amat sih pantesan aja jomblo 3 tahun, tolong ya boy jangan lihatkan kejombloan kamu yang berkarat itu"

"Ya mau gimana, udah kenyataan juga"

"Yaudah nanti aku bantuin cari ya"

Merekapun akhirnya asyik mengobrol.

*-*-*

Sore ini ayina memilih berada dikamarnya setelah membantu membereskan barang belanjan mamanya lalu pergi mandi.

Ia mengecek hapenya yang sangat sepi, sejujurnya ia merindukan tyo. Sejak tadi malam saat tyo mengatakan ia akan pergi ke suatu daerah yang jarak tempuhnya setengah hari itu dari kotanya, tyo menghilang bagaikan ditelan bumi.

Ayina tak mendapati kabar tyo sejak tadi malam sampai sore ini. Ia sudah menghubungi tyo namun telponnya tidak aktif, wa nya pun juga tidak aktif sejak tadi malam. Ia sedikit merasa khawatir pada keadaan tyo.

Ayina merasa sudah seperti pacar tyo saja yang menunggu kabar kekasihnya itu. Tapi kenyataan menyadarkan ayina jika ia tidak memiliki hubungan apa apa dengan tyo namun perlakuan tyo selama ini terhadapnya bisa membuat ayina berprasangka salah terhadap hati tyo.

G R A C I A S ! !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang