Minggu Pertama

0 0 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama, ayina dan kelompoknya melaksanakan kegiatan kkn. Agenda hari ini cukup padat, dimana mereka akan bertemu sapa dengan lurah, camat, rt, rw dan beberapa penduduk disana.

Agenda mereka dimulai pukul 10.15 pagi, semua anggota berjalan kaki dari camp cewek ke kantor lurah yang untungnya tak jauh dari camp mereka.

Saat perjalanan, ayina berdampingan dengan ika dan askiatul. Ayina terus menatap kedepan dimana tyo dan sintia berjalan berdampingan.

"Cemburu na?" tanya ika usil.

Ayina hanya diam dengan tetap menatap kearah tyo dan sintia, ada perasaan cemburu yang timbul dihatinya. Mengapa tyo jadi lebih dekat dengan sintia dan mengabaikan dia?.

Tadi malampun saat selesai makan malam, tyo selalu merayu sintia dan dekat dengannya sedangkan ayina? Tyo seolah tak pernah mengenal ayina, ia dianggap angin lalu keberadaannya oleh tyo.

"Na kalau cemburu mah bilang aja sama tyo biar kamunya gak tersakiti juga" ucap askiatul.

Ayina menghela nafas dan menundukkan kepalanya.

"Benar na daripada makan hati terus kan selama satu bulan setengah" sambung ika.

Ya, ayina sudah menceritakan semuanya pada ika. Mulai dari awal kedekatan mereka berdua hingga bagaimana ayina bisa mempunyai rasa terhadap tyo. Tapi satu hal yang tidak ayina ceritakan, tentang dia yang menyatakan cintanya duluan pada tyo.

Ia hanya malu menceritakannya, takut diejek dan dianggap bodoh oleh teman temannya. Makanya ayina menyembunyikannya walaupun ayina tau tyo tidak akan memberitahu siapapun soal itu.

"Aku bukan siapa siapa tyo" balas ayina masih menunduk.

Baik askiatul maupun ika hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban ayina, memang benar apa kata ayina jika ia bukan siapa siapa tyo dan tyo berhak untuk memilih berteman atau suka pada siapa saja.

Hanya saja, itu pasti tidak akan baik bagi ayina nantinya jika melihat tyo terus dekat dengan sintia. Sintia sendiri tidak tahu sampai saat ini tentang bagaimana hubungan ayina dan tyo.

Askiatul ataupun ika tak pernah menceritakannya pada siapapun sesuai permintaan ayina karena ia tak mau tyo marah karena selama ini sepertinya tyo menutupi kedekatan mereka dari teman teman kkn yang lain kecuali askiatul dan ika.

"Hati kamu yang gak baik nanti nya na" ucap ika sambil mengelus bahu kanan ayina.

"Tak apa ka lagian sepertinya tyo nyaman kayak gini, aku yang harus ngerti. Aku bukan siapa siapa tyo, aku gak berhak larang dia dekat sama siapa aja karena itu bukan hak aku. Biarlah hati aku sakit ngelihat dia dekat dengan sintia karena itu adalah resiko yang aku tanggung jika mencintai seseorang yang belum tentu cinta sama kita" balas ayina.

Ika dan askiatul pun memilih diam dan mengelus bahu ayina mencoba memberikan ketenangan.

*-*-*

Hampir seharian mereka berkeliling kampung untuk bertemu sapa dengan warga disini dan sekarang mereka memutuskan untuk pulang camp karena hari yang sudah mulai sore.

Sampai dicamp, mereka istirahat sebentar sebelum akhirnya salah satu dari mereka mandi duluan tapi ketika memasuki rumah, ayina melihat sintia bersandar dibahu tyo. Ia memang urutan terakhir yang masuk kedalam rumah bersama ika dan askiatul.

Ika dan askiatul yang berada dibelakang ayina berhenti karena melihat ayina yang juga berhenti lalu mata mereka ikut tertuju kemana arah mata ayina memandang dan setelah tahu apa yang dipandang ayina, ika dan askiatul menghela nafas.

"Yok na jalan, pegel ni berdiri mulu" ucap ika mencoba mencairkan suasana.

Tyo yang mendengar ucapan ika mendongak menatap ayina yang juga sedang menatapnya, tyo melemparkan senyum pada ayina tanpa diketahui yang lain sedangkan ayina tak membalas senyuman tyo. Ia hanya tetap fokus menatap tyo tanpa berkedip.

G R A C I A S ! !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang