Bab 2

2.5K 173 6
                                    

Mila berlari memasuki lift dan beberapa orang sudah menunggunya di pintu masuk

"Anda tidak boleh masuk nona",ucap salah satu pegawai ayahnya

"Kau tidak punya hak untuk melarang ku masuk, minggir atau kau akan menerima akibatnya",ucap Mila

Namun beberapa orang itu hanya diam seolah-olah ucapan Mila tidak ada artinya

"Aku paling tidak suka mengulang setiap ucapan ku ... Menyingkirlah atau aku tidak akan sungkan",ucap Mila

"Apa kalian tidak mendengar ucapannya?",ucap sebuah suara yang tidak lain milik kakeknya

"Tapi dokter kepala meminta kami untuk menjaga nona Mila tuan",jawab mereka

"Menjaga? Apa kau tidak tau apa yang sedang terjadi di dalam sana? Ibu anak ini sedang berjuang dan bisa-bisanya kalian menahannya. Menjauhlah atau aku pastikan kalian akan kehilangan pekerjaan",ucap kakek Mila

"Masuklah Mil",ucap Wijaya pada cucunya

Mila pun bergegas masuk dan berdiri dalam diam ...

"Apa yang kamu lakukan disini?",ucap Gunawan pada putrinya

"Opa mengijinkan Mila untuk masuk dan melihat kondisi mamah",jawab Mila sekenannya

Kakinya gemetar hebat saat melihat para dokter berusahalah menyelamatkan sang mamah namun beberapa terlihat mulai putus asa

"Kondisinya semakin memburuk dok, apa kami harus terus melakukannya?",ucap salah satu rekan Gunawan

Gunawan tidak bereaksi ia tetap diam di saat semua orang sedang menunggu perintah darinya, Mila hanya menatap sang papah lekat ekspresi sang ayah benar-benar membuatnya bingung

"Hentikan ... Aku tidak ingin istri ku semakin menderita",ucap Gunawan

Seluruh orang di ruangan itu menatapnya dan beberapa dokter yang tadinya berusaha mengembalikan kesadaran mamah perlahan-lahan berhenti, mereka menjauh dan memberikan tempat untuk para keluarga berduka

"Apa yang kalian lakukan? KENAPA KALIAN BERHENTI? TOLONG DOKTER TOLONG MAMAH KU!",ucap Mila sambil menangis namun para dokter itu hanya diam dan menatapnya kasihan

"Pah ... Kenapa papah mengentikan semuanya, pah mamah pasti bisa bertahan ... PAH, KENAPA PAPAH HANYA DIAM? KENAPA PAPAH MEMBIARKAN MAMAH PERGI BEGITU SAJA! Kenapa pah kenapa",ucap Mila

Tangis Mila pun pecah seketika dan ia memeluk erat tubuh sang mamah

"Jangan tinggalkan Mila mah ... Mila tidak bisa hidup tanpa mamah...",ucapnya lirih

"Biarkan mamah mu pergi dengan tenang Mil",ucap Gunawan

Mila menepis tangan Gunawan dan menatap sang papah tajam, Mila pun memilih untuk diam karena dalam keadaan marah ia tau benar saat ia mulai bicara mungkin dia tidak akan bisa mengontrol ucapannya

"Biarkan dia berduka Gunawan, biarkan Mila menunjukan penghormatan terakhir pada ibunya",ucap Wijaya

Gunawan memilih untuk meninggalkan ruangan itu dan menenangkan diri di ruangannya, hubungan yang tidak terlalu baik membuatnya enggan untuk berada di tempat yang sama dengan pria tua itu

"Menangis lah bila itu membuat suasana hati mu jadi lebih baik",ucap Wijaya

"Mamah tidak menempati janjinya opa, mamah bahkan pergi meninggalkan Mila begitu saja",ucap Mila dgn suara bergetar

"Semua ini sangat menyakitkan untuk kita tapi lihat lah mamah pergi dengan senyum di wajahnya. Opa yakin mamah mu sudah tenang di sana",ucap Wijaya

Life Without loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang