Selamat membaca, jangan lupa komen dan vote nya!
-
Keadaan kembali menjadi normal. Dimana Isabella dan aku kembali kedalam fase belajar beradaptasi dengan status kita sebagai saudara tiri slash mantan. Aku merasa lebih tenang dibanding melihat nya bersedih setiap kali dia melihat ku. Tapi sekarang dia terlihat lebih baik. Tidak ada mata lelah seperti dia telah kehilangan jam tidur nya, tidak ada tatapan kosong, tidak ada bekas tangisan di mata nya, tidak ada lagi keheningan diantara kita.
Di sini dan di sana Isabella akan menyapa balik kepada ku, dia akan membalas senyuman ku, dan dia bahkan akan tertawa akan lelucon ku.
Walaupun itu hanya terjadi jika aku yang memulai nya...
Terkadang aku masih melihat nya menahan diri untuk tidak melanjutkan percakapan kita, seakan sebagian dari diri nya masih tidak menyukai kedekatan ku di sekitar nya.
Aku harus bisa menyadarkan nya bahwa aku tidak akan pernah bermaksud menyakitinya. Tidak pernah, tidak sekarang, dan tidak akan pernah.
Tapi aku tahu aku sendiri tidak bisa menjamin hal itu setelah aku melihat apa yang telah aku lakukan pada pergelangan tangan nya. Apa yang dia katakan malam itu adalah sebuah metafor yang dia pakai untuk menjelaskan padaku bagaimana aku menyakiti nya. Dan aku mengerti sekarang. Walaupun aku tidak berniat, aku masih bisa menyakiti Isabella.
Salah satu pekerja Isabella bernama Peter berulang tahun di hari jumat itu, aku dan beberapa pekerja nya Isabella sedang berada di taman. Aku membantu mereka bekerja disana sambil menunggu Isabella datang dengan kue yang sedang dia siap kan di dapur. Kami merahasiakan kejutan ini dari Peter yang mungkin bahkan tidak mengingat bahwa hari itu adalah hari ulang tahun nya.
Lalu tak lama kemudian Isabella muncul dari pintu rumah belakang dengan senyuman yang selalu mencerahkan ruangan di mana pun dia berada. Jantung ku berdetak kencang hanya melihat senyuman nya, dan hal itu membuat ku ikut tersenyum senyum walaupun kue di tangan nya bukan untuk aku.
"Happy birthday, Peter!" Semua orang termasuk aku dan Isabella berteriak mengaget kan Peter yang sedang memberi minum Oreo dari air mancur kolam.
Peter melihat ke sekeliling nya dan tertawa disaat dia tersadar bahwa kejutan itu diberikan untuk nya. Raut di wajah nya memancarkan kebahagiaan yang sangat menghangatkan hati, tidak heran jika Isabella sangat dekat dan peduli pada mereka. Mereka adalah orang orang tua yang membutuhan kegiatan dan juga pekerjaan demi kesehatan dan penghasilan mereka.
Peter berterima kasih pada Isabella dan mulai memotong pisau tersebut untuk dibagi bagi kan. Mereka semua terlihat sangat bahagia dan itu terjadi karena Isabella.
Aku tidak bisa berhenti menatapi wajah nya dari tempat aku berdiri. Sesekali Isabella melihat kearah ku untuk memeriksa keadaan ku dan yang kulakukan hanyalah tersenyum kearah nya.
Aku duduk di sebuah ayunan dan tak lama kemudian Isabella datang menghampiri ku dengan dua piring kue di tangan nya "ku harap kamu suka kue rendah gula" kata nya disaat ia memberikan ku kue itu
Aku menerima kue itu dan melihat nya duduk di samping ku. Kami makan di dalam ketenangan, tak seorang pun ada yang berbicara. Aku ingin memulai tetapi satu satu nya yang ingin ku bicara kan padanya adalah salah satu topik yang aku yakin tidak ingin dia bicara kan
Setelah beberapa saat kemudian Isabella mempersilahkan diri nya untuk pergi tetapi aku kehilangan kontrol terhadap tangan kanan ku yang sekarang sedang menahan baju kodok Isabella. Isabella melihat kearah ku dengan tatapan bingung nya.
"Boleh kah aku bertanya pada mu?" Tanya ku
Isabella terlihat hawatir untuk sesaat seakan dia telah memprediksi hal ini akan terjadi dan di sisi lain dia masih tidak siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Breakup (girlxgirl)
Romance18+ (girlxgirl) TAMAT (18/04/20) Lanjutan cerita dari "Senior Year" Kematian Allison memberikan dampak yang besar kepada orang orang di sekitar nya. Termasuk Emily dan Isabella. Hubungan mereka berakhir tak lama setelah Allison pergi dari kehidupa...