Aku meninggalkan seseorang yang mencintai ku terlepas dari banyak kesalahan ku yang tampaknya tak termaafkan. Aku meninggalkan seseorang karena takut. Ketakutan adalah pengaruh yang sangat kuat, juga iblis yang menyamar. Kata kata yang ku ucapkan dan tindakan yang ku lakukan adalah belati. Semua yang telah ku lakukan pada Emily adalah pembantaian brutal dari hati yang penuh kasih. Murni dan cantik. Kesempurnaan. Bumi ini memiliki banyak keindahan, harta melebihi impian terliar mu. Tapi tidak ada yang sebanding dengannya.
Dalam sakit hati ini matahari tidak akan bersinar, kicau burung berlalu seolah olah melodi tidak bisa meluncur di udara seperti dulu. Tapi sesungguhnya, aku lebih suka melupakan kenyamanan daripada menyaksikan orang yang ku sayangi membenci ku.
Dalam perpisahan hubungan ini, cintaku pada nya tetap ada, karena hatiku yang mungkin dianggap dingin dan kejam oleh nya dapat mencintainya tanpa batas. Dan meskipun kita bergerak bersama yang lain, mengikuti tantangan yang dibawa oleh masa depan kita, aku harap Emily merasa bahwa cinta ku tetap milik nya. Aku merasa diberkati atas waktu yang kita miliki, untuk cinta yang kita bagikan, dan yang terbaik dan terburuk dari nya akan tetap ada di hati ku. Jadi, meskipun aku bepergian dengan orang lain, aku tetap sangat mencintai Emily.
"hey babe, aku nitip Allison- Izzy... Kamu gapapa?" Violet melepaskan sabuk pengaman nya seraya turun dari mobil ketika dia melihat wajah ku yang mungkin terlihat tidak begitu seperti biasa nya. Mungkin dia melihat kesedihan di wajah ku? bagaimana aku tidak heran jika yang ku lakukan seharian adalah menangis.
Allison tidak memperhatikan ku, dan langsung turun dari mobil nya sambil berteriak dengan antusias nya ke dalam rumah "aunt Emily! Oreo!"
Aku memeluk diri ku disaat aku mendengar nama nya dari Allison yang masih mencari Emily di dalam rumah.
Violet datang menghampiri ku disaat aku tidak berani membalas tatapan nya.
"Izzy? Ada apa?"
Aku masih terdiam menatapi rumput di bawah kaki ku. Lalu tak lama kemudian Allison datang menghampiri ku dengan wajah polos nya "aunt Izzy, dimana aunt Emily? aku mau ajak ke rumah pohon..."
Violet menghampiri anak nya "Allison kamu bisa naik sendiri"
"tapi aku mau aunt Emily, mommy."
Violet terlihat seperti dia telah mengerti apa yang telah terjadi disaat dia terus berusaha mengalihkan perhatian Allison dari nama Emily.
Lalu aku berusaha tersenyum pada keponakan ku "aunt Emily udah gak tinggal disini lagi"
Allison dan Violet terdiam di hadapan ku. Mungkin kedua nya sedang berusaha membaca arti dari perkataan ku.
Allison menunduk disaat dia mulai mengerti "aunt Izzy dan aunt Emily berantem?" ketika tidak ada sepatah kata yang dapat terucap dari bibir ku, Allison menutup kedua mata nya dengan tangan nya, berusaha menghentikan air mata. "kenapa orang besar selalu melakukan ini?" tanya nya dengan suara kecil
Aku meneguk saliva ku disaat aku tak sanggup melihat Allison bersedih karena keputusan yang telah aku ambil. Selama beberapa bulan terakhir, aku dan Emily telah menjaga Allison seperti kita orang tua kedua nya. Dan tak kusangka bermain rumah rumah an bersama mereka akan meninggalkan jejak yang menyakitkan di hati ku.
Aku menghampiri Allison, aku ingin memeluk nya tetapi ketika aku di dekat nya, Allison mengambil langkah mundur dan melihat ku dengan tatapan sedih nya seakan aku telah menghianati nya. Kedua mata nya yang dulu selalu berbinar binar kini terbanjiri air mata. Bibir nya yang selalu membawa senyuman untuk kita kini menusuk hati ku dengan ke cemberut an nya. Dan aku yang menyebab kan semua itu.
Allison lari ke dalam rumah meninggalkan ku sendirian bersama Violet
"shit." kutuk Violet disaat Allison sudah tidak ada di sekitar kita "kamu gapapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Breakup (girlxgirl)
Romance18+ (girlxgirl) TAMAT (18/04/20) Lanjutan cerita dari "Senior Year" Kematian Allison memberikan dampak yang besar kepada orang orang di sekitar nya. Termasuk Emily dan Isabella. Hubungan mereka berakhir tak lama setelah Allison pergi dari kehidupa...