Chp. 19, Bleeding Heart

3.2K 228 36
                                    

Silahkan membaca!

Jangan lupa komen dan vote!

-

Pada pagi ini, awan meredakan cahaya siang menjadi manis yang lembut. Bahkan aku bisa merasa nyaman di bawah selimutku dalam cahaya musim panas yang kuat. Awan awan bergerak seperti samudera, menunjukkan warna biru di tengah abu abu merpati ke putih putihan, gaya perak yang berombak keluar untuk menghiasi langit. Membuat ku malas untuk pergi meninggalkan rumah untuk bertemu Ritha dan Wanda di hari itu.

Kita akan melakukan beberapa survey lokasi tanah dan gedung untuk membuka usaha yang baru. Bukan seperti usaha yang lama. Seperti yang terjadi pada perusahaan ku, melakukan penagihan tidak lah semudah yang kita fikirkan. Kita bisa memakai banyak cara, tapi tentu pada akhir nya aku tidak akan menemukan kenyamanan jika aku bergantungan pada kemampuan masyarakat untuk membayar utang mereka.

Kali ini aku akan mempertaruh kan beberapa persen harta ku untuk membuka usaha minuman anggur. Kenapa? karena aku sanggup. Aku telah tersadar bahwa aku bukan seorang pembisnis yang profesional karena  aku bukan orang yang mementingkan uang diatas segala nya. Jadi, kenapa aku tidak memilih usaha yang lebih menyenangkan?

Ritha benar benar membantu ku, bahkan disaat aku memutuskan ikatan ku dari pemegang saham perusahaan lama ku, Ritha tetap berada di samping ku dan mendukung jalan ku. Dia lebih dari seorang asisten, dia adalah seorang teman yang baik.

Aku ingin Isabella juga mendapatkan peran di dalam usaha baru ku, tetapi aku tidak mau usaha ini menjadi permasalahan di dalam hubungan kita, jadi aku akan memisahkan Isabella dari semua ini.

Wanda adalah satu satu nya pemegang saham yang menerima keputusan ku untuk memisahkan diri dari usaha gelap ku. Dia bahkan yang membantu ku bebas dari semua kontrak yang telah mengikatku. Aku tidak tahu bagaimana dia melakukan nya, tetapi sekarang aku dapat membangun usaha mandiri ku.

Tapi sesuatu masih menganggu ku, yaitu perjanjian antara Wanda dan aku. Wanda ingin aku melibatkan diri nya di dalam usaha baru ku. Aku tidak tahu apa yang membuat dia yakin bahwa menaruh uang nya pada ku akan memberikan nya keuntungan, tetapi dia ingin terlibat.

Isabella juga masih tidak begitu suka dengan keputusan ku, tapi dia memilih untuk menjadi orang yang lebih dewasa dan membiarkan ku melakukan apa yang ku mau. Aku menganggap ini sebagai hal yang wajar, karena jika aku melihat Isabella pergi bersama salah satu dari mantan nya, aku pun akan merasakan hal yang sama. Malah jauh lebih buruk.

Aku menghampiri Isabella yang sedang memetik bunga di taman nya, dia memakai topi pantai bulat untuk menghindari air hujan yang ia takuti akan datang. Dan seperti biasa nya, dia memakai baju kodok yang sekarang warna nya jauh lebih cerah dari yang biasa dia pakai, kuning. Aku tersenyum melihat nya. Bekerja di taman tidak begitu memberikan nya pilihan dalam ber fashion.

"kamu terlihat seperti buah lemon" Sapa ku dengan ejekan

Isabella melihat ku sinis, menunjukan sisi dingin nya disaat mata indah nya melirik ku, "sudah bosan kah kamu hidup?"

Aku tersenyum lalu memeluk nya dari belakang "aku tidak bilang kalau aku tidak suka lemon, ya gak?"

"hm... kurasa kamu benar. Kali ini kamu ku maaf kan... " jawab nya

Aku tertawa lalu memutarkan tubuh nya agar aku bisa melihat wajah nya. Isabella terlihat bingung ketika aku mengambil gunting yang ada di tangan nya dan melepaskan sarung tangan nya.

"kamu ngapain si?" tanya nya menahan tawa disaat aku menaruh semua peralatan nya diatas meja.

Aku hanya tersenyum kepada nya disaat aku menggenggam tangan kiri nya dengan tangan kanan ku dan menaruh tangan kanan nya diatas bahu kiri ku. "aku mau berdansa bersama mu" jawab ku sebelum tubuh ku bergerak ke kanan dan ke kiri menuntun tubuh Isabella untuk bergerak bersama ku

After Breakup (girlxgirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang