JALAN-JALAN

58 1 0
                                    

Sesampainya mereka di Kawasan Monumen Bandung Lautan Api, Alip mencari lahan parkir yang khusus untuk mobil. Seperti tempat wisata pada umumnya Monumen Bandung Lautan Api juga ramai pengunjung, apalagi mereka berkunjung diwaktu weekend.

Pengunjung yang datang mayoritas adalah keluarga besar, anak-anak sekolah yang sedang outing class, mahasiswa-mahasiswa, dan juga orang-orang lokal. Bangunan yang terkenal di Jawa Barat ini buka 24 jam setiap harinya. Berlokasi di Taman Tegallega Bandung, jalan Bkr, Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat.

"Jam berapa sih ini? Kok udah panas?" tanya Vian sambil mengelap keringat yang mengalir di dahinya.

"Ini jaaaam... jam berapa lip?" tanya Aldhi yang sok-sokan mau jawab sambil liat tangan padahal dia nggak pake jam.

"Baru jam 9 nih. Masa udah panas?" ledek Alip ke Vian.

"Haus banget aku, pengen yang seger-seger."

"Cari yang jual es krim yuk an." ajak Yanto.

"Yaudah yuk, sekalian cari makan, laper lagi nih." jawab Vian sambil mengusap-usap perut besarnya.

"Yaelah... ini perut apa kantong ajaib doraemon sih? Longgar amat deh perasaan." ledek Yanto sambil tertawa menepuk perut Vian.

"Oke deh, kalian berdua silahkan cari es krim sama makan sekalian sambil jalan-jalan muterin monumen, nanti jam 11 aku tunggu di sini lagi sama Aldhi." jelas Alip.

Kemudian Vian dan Yanto pergi berdua untuk mencari penjual es krim sekalian mereka jalan-jalan mengelilingi monumen.

Sementara itu, Alip dan Aldhi hanya duduk di DPR (di bawah pohon rindang) dekat Taman Tegallega. Dilanjutkan lagi cerita soal pernikahan Aldhi yang tinggal menghitung hari. Ternyata, Aldhi masih bingung soal pernikahan ataupun hubungan cinta yang langsung resmi. Soalnya, dari dulu kalo Aldhi itu deket sama cewek pasti nggak pernah jadian, cuma baper-baperan habis itu yaudah, gitu aja nggak pernah serius.

Alip berinisitif untuk menenangkan pikiran Aldhi yang sedang kebingungan masalah pernikahan. Walaupun, Alip juga belum pernah menikah. Alip menenangkan Aldhi dengan tausiyah-tausiyah tentang pernikahan yang didapatnya dari akun hijrah cinta di instagram.

Tahap demi tahap, Aldhi pun mulai mengerti masalah pernikahan yang akan dia hadapi beberapa hari lagi.

"An, itu ada yang jualan es krim, ke sana yuk." ajak Yanto dengan semangat karena mereka sama-sama haus.

Mereka berdua pun mendekati mobil si penjual es krim keliling. Sesampainya mereka disana, dipesanlah 3 es krim paling enak pesanan Vian dan 1 es krim jumbo pesanan Yanto. Sambil menunggu antrian, mereka melihat-lihat sekitar monumen. Mereka mempunyai rencana lagi selain membeli es krim dan makan. Rencananya, mereka juga sekalian mencari cewek cantik di area monumen.

"Yan, sekalian cari cewek yuk. Trus nanti diajak kenalan."

"Minta nomer whatsappnya."

"Tanya akun instagramnya."

"Woaah, siap deh pokoknya. Eh itu, es krim pesananmu udah." kata Yanto sambil menepuk bahu Vian.

"Ini mas." Kata masnya penjual, "oh iya mas, hatur nuhun ya mas." Jawab Vian sok pake Bahasa Sunda. Tak lama kemudian, setelah pesanan Vian, pesanan Yanto pun juga sudah diterimanya.

Kota Bandung juga dikenal dengan kecantikan gadis-gadis mudanya. Maka dari itu, Vian dan Yanto berencana untuk mencari gadis-gadis geulis Kota Bandung.

Saat perjalanan mencari tempat makan, mereka bertemu dengan 2 orang cewek yang lagi duduk sambil ngrobrol seru-seruan. Langsung aja tuh si Vian sama si Yanto mendekat ke arah 2 cewek tersebut. Dengan pandainya, Vian berupaya modus menggunakan es krim yang ada kedua tangannya.

Perfect TimeWhere stories live. Discover now