LIMA

9K 638 89
                                    

DOUBLE UP NIH!!!

Banyakin komentar pokoknya gamau tau!!!!

💦

SEBULAN sudah Raja magang di kantor. Lebih tepatnya lelaki itu magang di kantor ayahnya.

Tidak ada yang tahu bahwa karyawan magang ini adalah anak dari pemilik perusahaan itu. Raja sengaja meminta hal itu kepada sang ayah karena ia pengen merasakan perjuangan dari nol, benar-benar dari nol.

Hari ini segala pekerjaan diselesaikan Raja lebih awal. Ia meregangkan otot-ototnya yang kaku karena terlalu lama duduk.

"Udah selesai Ja laporan Lo?" Tanya rekan magang nya yang bernama Dion.

"Udah." Jawab Raja. "Lo sendiri gimana? Jangan males-males nanti makin lama kelar skripsi Lo." Raja tertawa melihat wajah kusut Dion.

"Elo tumben banget cepet selesainya, padahal jam pulang kerja masih 2 jam an lagi."

"Sengaja. Gue ada urusan." Kata Raja tersenyum penuh arti.

"Halaaah sok sok an misterius Lo." Gelak Dion.

Raja tertawa. Tiba-tiba ponsel di sakunya berbunyi. Ternyata yang menelpon adalah Bryan.

"Hallo, kenapa Yan?"

"Lo disuruh ke ruangan ayah, sekarang."

"Ngapain?"

"Sini aja cepetan "

"Yaudah iya sabar."

Cowok dengan kemeja yang lengannya terlipat sampai siku itupun bangkit dari kursinya. "Yon, gue cabut duluan ya."

"Oke bro."

Raja berjalan melewati kubikel lantai 3 tempat ia bekerja menuju lift di sudut sana. Ia menekan tombol 23, tepat dimana ruangan orang yang paling penting di perusahaan ini berada.

Di lantai 23 ini hanya ada 2 ruangan dan salah satunya ruangan milik CEO nya.

Raja masuk tanpa mengetuk pintu kaca tersebut terlebih dahulu. "Ayah." Sapanya kepada Ilyas, sang ayah yang duduk di kursi kebesarannya.

"Kenapa manggil Raja kesini? Ada laporan yang salah?" Tanya nya. Ia melirik Bryan yang duduk santai di sofa. "Mana Mikhayla Yan?"

Mikhayla adalah anak pertama Bryan yang baru lahir 3 bulan yang lalu. Ya, Abang nya ini sudah menikah kurang lebih satu setengah tahun yang lalu dan sudah dikaruniai seorang anak perempuan yang menggemaskan.

"Ada tuh dirumah sama mami nya." Sahut Bryan.

"Kenapa Lo gak bawa kesini? Kangen gue sama ponakan comel gue itu." Ucap Raja.

"Dia masih kecil kampret."

Raja mendengus kemudian berjalan duduk di samping Bryan.

"Ja." Panggil sang ayah lagi. Ilyas menurunkan kacamatanya dan menutup laptopnya.

"Kenapa yah?"

"Ayah lihat, selama kamu magang disini kinerja kamu baik."

Raja tersenyum bangga. Ia menyenggol lengan Bryan. "Lo denger tuh Yan!"
Abangnya itu hanya berdeham pelan.

"Kamu tahu kan bentar lagi ayah bakalan pensiun polisi?"

Raja mengangguk.

"Ayah mau kamu secepatnya gantiin posisi ayah buat mimpin perusahaan." Ucap Ilyas.

Our JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang