Luhan pun segera menyerahkan kipas tangan Jungkook ke Jungkook dan Jungkook pun memegang erat kipas itu sembari menempelkan nya kedadanya. Jungkook pun sudah tidak merasakan panas lagi di tubuhnya dan retakan di dadanya pun menghilang. Luhan segera menolong Jungkook dan membantunya berdiri.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA ANAKKU?? KALIAN INGIN MEMBUNUHNYA?? " Bentak Luhan pada kelima anak Tingkat 5 itu.
Mereka hanya bisa diam. Mereka pikir Luhan ssaem tidak bisa membentak karena selalu menasihati muridnya dengan nada lembut tetapi menyeramkan juga sekarang.
"Pergi ke aula hukuman sekarang. " Luhan.
Mereka pun langsung berlari pergi ke aula hukuman. Sudah 6 kali mereka membully Jungkook dan yang ke 7 ini mereka ketauan. Luhan pun memeluk putra bungsu nya sambil menangis. Ia gagal menjaga putranya. Jungkook pun hanya diam memejamkan matanya menetralkan cahaya yang ada ditubuhnya yang membuat suhu tubuhnya naik. Bukan demam, tubuhnya seperti terbakar. Ia tersiksa dengan tubuhnya sendiri karena tubuhnya ringkih dan Jindan nya yang lemah.
"Maafkan ayah Jungkook! Ayah gagal menjaga mu. Maafkan ayah! " Luhan.
Jungkook masih diam tetapi didalam hati ia berkata tidak masalah.
"Ayo kembali ke asrama. Istirahat ya! " Luhan.
"Tidak ayah. Aku ada kuis dari Minseok ssaem. Aku tak apa. Nanti biar aku minta bantuan Taehyung hyung atau Taeyong hyung untuk menetralkan panas tubuh ku. Ya? Ku mohon ayah! " Ucap Jungkook lirih.
"Baiklah. Tapi setelah kelas selesai istirahat, jangan berburu. Mengerti? " Luhan.
"Mengerti" Jungkook.
Luhan pun mengantarkan Jungkook ke kelas nya Jungkook. Karena kelas baru akan dimulai 1 jam lagi, jadi didalam kelas belum ada murid sama sekali kecuali Jimin dan Taehyung. Taehyung yang menyadari ada Luhan pun berdiri dari tempat duduknya dan membungkuk memberikan salam hormat pada Luhan. Luhan pun mengangguk dan melirik ke arah Jimin yg duduk melamun dengan raut sedih. Taehyung pun menepuk pundak Jimin dan Jimin pun kaget lalu melihat kearah yang Taehyung pandang.
Jimin pun berdiri dan membungkuk lalu meminta maaf.
"Maafkan saya ssaem! " Jimin.
"Tak apa. Jika ada masalah jangan melamun ya? Bicarakan dengan sahabatmu. " Ucap Luhan dengan lembut.
Luhan pun menuntun Jungkook duduk di bangkunya yang berada di belakang Jimin.
"Taehyung. Bisa tolong netralkan suhu tubuh Jungkook? " Luhan.
Taehyung pun mengangguk. Ia kembali mendekati Jungkook, menarik tangan Jungkook dan menyalurkan energi spiritual pada punggung tangan Jungkook karena dipunggung tangan pangkal pembuluh darah spiritual berada. Setelah netral Taehyung berhenti dan kembali ke tempat duduknya.
"Terima kasih hyung" Jungkook.
Taehyung membalasnya dengan anggukan.
"Ayah, apa mereka akan ayah hukum? " Jungkook.
"Tentu saja! Mereka sudah hampir saja membunuhmu dan ayah biarkan begitu saja? Tidak mungkin Jungkook. Jimin Taehyung tolong jaga anak nakal ini. Jangan sampai keluar dari kelasnya. Aku titip dia" Setelah berkata demikian Luhan pun pergi dari kelas Jungkook menuju ke aula hukuman.
"Jungkook sebenarnya kau kenapa? " Jimin. Jungkook pun menceritakannya dari awal hingga akhir. Jimin pun terkejut. Jimin kira kipas tangan Jungkook hanya aksesoris biasa. Ternyata lebih dari itu. Taehyung pun diam-diam iba terhadap Jungkook walaupun wajahnya masih datar.
Tiba-tiba Jaehyun dan Yugyeom serta satu teman Yugyeom datang ke kelas Jungkook. Jaehyun pun membungkuk pada Taehyung dan Jimin lalu menghampiri Jungkook.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan [End]
Fantasyketika sebuah keterpaksaan dan keikhlasan menjadi persamaan dalam membangkitkan aura kebencian demi sebuah kebaikan, saat itulah genangan air turun dari mata mereka. kehilangan sesuatu yang ingin mereka hilangkan menimbulkan rasa penyesalan terdalam...