Kegundahan tengah melanda hatinya. Ia sempat mendengar pembicaraan yang menusuk hatinya. Awalnya ia hanya ingin menikmati angin senja di atas pohon maple. Tapi, ia tidak sadar jika dibawah pohon maple ada seorang remaja yang duduk sambil melamun. Awalnya ia ingin mengusir pemuda itu tetapi ia tidak jadi saat pemuda itu mulai menangis. Ia terdiam melihat remaja itu menangis. Tiba-tiba datang satu remaja lagi, tetapi si remaja tidak menyadari kehadiran temannya.
Kemudian ia mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Tidak, dia tidak menguping. Suara mereka memang terdengar.
"Jimin hyung! Kapan disini? " Tanya si remaja pertama.
"Baru saja" Jimin.
Remaja (Jungkook) itu pun mengangguk dan kembali menatap kearah langit yang mulai menggelap.
"Cerita! " Jimin.
Jungkook tampak menatap Jimin heran.
"Ceritakan keluh kesahmu Jungkookie! " Jimin.
Jungkook terdiam. Ia (Sehun) juga ikut penasaran dengan keluh kesah adik tak dianggapnya itu. Sehun memperhatikan mereka dari atas pohon.
"Aku tau kenapa Sehun hyung membenciku! " Jungkook.
"Kenapa? " Jimin.
"Karena aku lemah. Hyung tau kan jika nilai materi ku rata-rata. Hyung juga tau jika ilmu pedang ku lemah. Hyung juga tau jika aku selalu lupa mantra jimat tiba-tiba. Aku tidak pantas jadi adiknya Jeon Sehun. Aku cacat. " Jungkook
Sehun termenung. Ia memang membenci adiknya tetapi bukan itu alasannya. Alasan itu salah satunya tetapi yang utama bukan itu.
"Aku tidak bisa melindungi diriku sendiri, aku tidak bisa mengandalkan pedangku sendiri. Bahkan aku mencemarkan nama baik sekte Jeon dengan memohon pada klan kecil. Sungguh memalukan" Jungkook.
"Bahkan saat Sehun hyung melihatku dibully ia hanya melihat saja. Mungkin ia senang melihat orang yang ia benci sengsara " Jungkook.
"Sehun hyung melihat? " Jimin.
"Ya. Hanya melihat. Sebenci itu kah ia padaku? Apa karena aku lemah? Apa karena aku menyusahkan? Apa karena aku cacat? Mungkin iya. Bagaimana pun juga aku tetap menyayangi nya. Aku yakin ada sedikit kepedulian di dirinya. Aku yakin itu. " Jungkook.
"Seharusnya kau tidak merasa paling lemah Jungkook! " Jimin.
Jungkook menatap heran. Apa maksud dari perkataan Jimin?
"Maksudnya? " Jungkook.
"Diatas langit masih ada langit. Tentunya dibawah tanah masih ada tanah. Yang kuat masih ada yang lebih kuat, dan yang lemah masih ada yang lebih lemah. " Jimin.
Jungkook semakin penasaran dengan apa yang Jimin ucapkan. Sehun juga.
"Kau tidak lemah Jungkook. Kau hebat. Kau kuat. Kuat bukan dalam ilmu pertahanan saja tetapi kuat menyembunyikan kesedihan yang kau rasakan dari kecil. Kau jenius membohongi orang lain dengan berkata tidak papa. Yang lemah disini aku! Kau tau kenapa? " Jimin. Jungkook pun menggeleng polos.
"Karena aku tidak memiliki sihir seperti mu. Kau mungkin lemah saat memainkan pedang tetapi kau bisa mengandalkan sihir mu. Sedangkan aku, aku hanya bisa menggunakan pedang dan senjata lainnya tanpa bisa menggunakan sihir" Jimin.
"Tunggu. Bagaimana bisa? " Jungkook
"Mine elemen menguasai logam. Mengubah logam menjadi senjata. Hanya itu yang ku bisa. Tanpa logam aku tidak bisa berbuat apa-apa. Bayangkan Jungkook jika suatu saat nanti kita dalam masalah dan tidak bisa menggunakan pedang sekalipun itu pedang spiritual, apa yang bisa aku lakukan? Hanya diam melihat orang bertarung? Hanya itu? " Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan [End]
Fantasyketika sebuah keterpaksaan dan keikhlasan menjadi persamaan dalam membangkitkan aura kebencian demi sebuah kebaikan, saat itulah genangan air turun dari mata mereka. kehilangan sesuatu yang ingin mereka hilangkan menimbulkan rasa penyesalan terdalam...