20

1.9K 200 22
                                    

Padahal waktu penerbangan Yoongi tinggal dua puluh menit lagi, namun Mina tetap mengawasi. Tentu saja itu membuat Jimin frustasi, ia ingin menahan kepergian Yoongi namun tak mungkin juga itu artinya ia harus kehilangan mina dan juno.

Yoongi hanya menatap kosong, hatinya sedang bergelut. apakah keputusan yang ia ambil ini benar, meninggalkan Jimin-pria yang sangat ia cintai. Sebelum lahirnya juno ia bisa sedikit egois namun sekarang ia seakan tidak sampai hati mementingkan egonya sampai harus menghancurkan hati ibu dan adiknya. Setelah ini ia benar-benar tidak akan bertemu dengan sang pujaan lagi, ini adalah perpisahan ya perpisahan. Hampir saja yoongi menjatuhkan air matanya, sungguh dadanya sangat sesak.

"jaga dirimu baik-baik, sehat selalu nak" mina memeluk erat tubuh yoongi untuk mengucapkan salam perpisahan

Tubuh Jimin sudah bergetar sedari tadi karena menahan tangis, bagaimana tidak. Perpisahan ada didepan matanya, ia akan kehilangan Yoonginya.

Jimin mendekat dan merengkuh tubuh ringkih itu dan mendekapnya sangat erat sampai bisa saja tubuh yoongi remuk saat itu juga

Yoongi mendengar isakan dalam jimin, ia tau yoongi tau Jiminnya menangis, apa yang harus ia lakukan. Ia hanya melirik ke juno yang kini sedang menatapnya juga

Yoongi membalas pelukan Jimin dan mengusap punggung tegap itu

"tak usah khawatir papa, yoonie akan baik-baik saja"

Mulut Jimin mendekat ke telinga yooni dan berbisik "aku akan menyusulmu sayang"

Yoongi mengigit bibir bawahnya guna menahan tangisannya, is tidak ingin menangis, ia menggelengkan kecil kepalanya berkali-kali





Play sweet night by v

Yoongi menatap keluar jendela pesawat, air matanya tak berhenti merembes melihat kenyataannya sekarang ia harus pergi, harus meninggalkan cintanya. Mungkin iya sangat berat tapi dalam fikirannya ia berfikir mungkin ia bisa melupakan cinta terlarang itu, namun fikiran dan hati sama sekali tidak sinkron, sesak sangat sesak sampai rasanya yoongi ingin menusuk jantungnya agar bsia berhenti merasakan sesak.









"Mas kenapa diam terus dari tadi?" mina mengikuti Jimin yang sedang menggendong junp untuk masuk kerumah, mina bingung kenapa Jimin tidak mengeluarlan suara apapun sejak dari bandara

"kau mengusir anakmu sendiri mina"

"itu keinginannya sendiri bukan, kenapa jadi aku?"

"kalau kau tidak berfikiran macam-macam dia tidak akan pergi"

"bagaima—"

"sudah cukup, aku sudah cukup pengap dengan segala tuduhanmu itu" Jimin segera menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar untuk membaringkan juno









"aarrghhh capek juga bokongku duduk terus dipesawat, akhirnya sampai juga" Yoongi menatap gedung aartemen dengan sendu, bukan masalah apartemen yang tidak terlalu mewah namun karena ia sadar ia akan melanjutkan hidupnya disini,ya sendirian.

Setelah sekitar dua jam yoongi membenahi apartemen miliknya akhirnya sekarang ia bisa merebahkan tubuh lelahnya, ia ingin tidur namun lagi-lagi air matanya merembes menjelajahi pipi gembulnya.

Yoongi bisa dibilang sangat dimanja oleh orang tuanya, dan sekarang ia harus tinggal sendiri di negara lain apa dia bisa, bahkan ia sama sekali tidak bisa berbahasa inggris bagaimana nanti di kampus.











"yoon apa sudah sampai? Bagaimana apartemen pilihanku sayang? Kau pasti akan nyaman. Universitas yang ku pilih juga kampus terbaik yang ada dilondon, aku akan mengirimi uang setiap sebulan sekali atau satu minggu sekali? Kau sampai dengan baik kan sayang?"


"aku sampai dengan baik,pa"

"aku akan segera menyusulmu"

"i think, you need to stay at home"

"ahh kau khawatir kekasihmu kena corona ya"

"apa-apaan sih" yoongi memanyunkan bibirnya namun juga tersenyum karena kelakuan Jimin

"ya, walaupun virus itu sudah mereda aku tetap khawatir. Jadi jangan kesini"

"karena kau tidak akan menemukanku disana Park" Yoongi mematikan ponselnya dan melemparnya ke tembok

"aku mencintaimu Park Jimin" yoongi menangis berjam-jam sampai akhirnya ia terlelap karena semua yang ada pada dirinya sudah sangat lelah











"papa papa papa, juno bahagia sekali malam ini" anak berumur empat tahun itu menatap ayahnya berbinar

"kenapa boy? Hm? Coba katakan pada papa apa yang membuatmu bahagia sayang" Jimin mengelus rambut anak bungsunya dengan sayang

"karena makan malam bersama mama dan papa, ini adalah makan malam terindah bagi juno. Juno ingin seperti ini setiap malam, bahkan setiap hari" Dengan ekspresi yang lucu juno berbicara dengan sangat antusias membuat siapa saja yang melihatnya akan ikut merasa gemas

Jimin mengecupi pucuk kepala putranya "Tapi sayang bukankah lebih lengkap bahagianya kalau kak yoon juga ada disini"

"mas hargai dong rasa bahagia jagoanmu itu, kau membuatnya bersedih"

Juno hanya menekuk bibir mungilnya kebawah dan akhirnya Jimin terkekeh dan mengusak kepala juno karena gemas

"kkkk kita akan sering melakukan ini bertig-gga sayang" Jimin tersenyum simpul dan mereka bertiga melanjutkan acara makan malamnya.




"ahh shit— badanku" Yoongi terbangun dan merasakan sakit ada badannya, bagaimana tidak ia tidur dengan pakaian yang sangat tidak nyaman. Pusing kepalanya sangat berat akibat menangis terlalu lama, akhirnya ia memutuskan untuk berendam air hangat lalu pergi untuk makan, sial perutnya kosong dari semenjak ia pergi kesini.

.

.

.



Jimin berkali-kali menghubungi ponsel Yoongi namun jawabannya tetap sama, 'nomor yang ada tuju sedang tidak aktif' Jimin tentu khawatir padahl tadi sore masih bisa chatan kenapa sekarang tidak bisa dihubungi

Jimin merasakan ada tangan melingkar keperutnya.

"mas ayo masuk, angin malam tidak baik untuk kesehatan" Mina menyandarkan diri kepunggung tegap suaminya

"Yoongi tidak bisa dihubungi"

Mina tersenyum miring "anak baik" ucapnya dalam hati

"mungkin dia kelelahan sayang, atau mungkin ponselnya lowbat"

Jimin mengangguk dan hanya itu alasan yang logis, namun tetap saja ia memikirkan Yoongi terus menerus.





.
.
.

"pizza,chicken purin,kimchi,soda untung disini ada restoran korea. Bagaimana bisa aku tidak memakan makanan korea" Yoongi memakan makanan yang ada dihadapannya dengan lahap, ia bosan ia mengancurkan ponselnya begitu cepat harunya ia tidak menuruti ibunya, besok ia akan ke mall dan membeli ponsel baru.






TBC
Yeayy update lagi mumpung lagi dikarantina jadi lebih enak buat ngetik wkwk

im sorry ma [pjm+myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang