{21}

352 24 0
                                    

Hari telah berganti minggu dan kini ulang tahun Neva tinggal seminggu lagi, ke 6 putri pewaris kekuatan elemen itu sudah berada di kerajaan mate mereka masing - masing. Hanum yang tengah mengendalikan air untuk menyiram tanah yang nanti nya akan tumbuh bunga ban indah.

Wush!

Pyar!

Air itu bagaikan hujan dan menyebar kesuluruh halaman di depan nya.

" Sempurna!" pekik nya.

Lalu tiba - tiba ada tangan kelar yang melingkar di pinggang nya dan tentu ia sudah kenal pelaku nya.

" Aidan... Kaget deh! Kebiasaan banget tahu!" ucap Hanum ketus, tapi tetap menikmati kehangatan mereka.

" Gak bisa ngilangin kebiasaan ku kalau kayak gini he he he..." jawab Aidan sambil menempelkan dagu nya di pundak Hanum sehingga Hanum bisa merasakan hembusan nafas Aidan.

Lalu seorang pengawal datang, seketika Hanum melepas pelukan Aidan, pengawal itu menuduk dan mendapatkan tatapan tajam dari Aidan serta tatapan malu dari Hanum.

" Ma-maaf pangeran, di depan ada saudara - saudara putri" lapor pengawal itu.

"Mereka! Oh yaudah sekarang kamu bisa balik" hampir ia melupakan kalau pengawal di depan nya ini mendapat tatapan membunuh dari seseorang yang ada di samping nya.

" Mari saya permisi pangeran, putri" pengawal itu pergi.

" Ayok, kita temui sepupu - sepupu aku" kata Hanum menarik tangan Aidan. Yang di tarik pun pasrah.

Mereka sampai di ruang keluarga dan sudah ada sepupu - sepupu Hanum beserta pasangan mereka duduk sambil bercanda.

" Hanum!" sapa Zafyra mengalihkan perhatian semua orang di sana, Zafyra bangkit di susul yang lain lalu mereka memeluk Hanum bergantian kecuali para lelaki karena mendapat tatapan tajam dari Aidan.

"Tumben kesini?" tanya Hanum.

" Kenapa? Gak boleh gitu kita kesini?" kata Adara.

"Masih pedas aja omongan lo Dar", sahur Bella.

"Laiya, gue kan tanya baik - baik", kata Hanum.

Tiba - tiba seorang prajurit datang menghampiri mereka dengan tergesah - gesah.

"Lapor! Pangeran... Kaum iblis, menyerang kita..... Mereka bekerja sama dengan kaum pemberontak", kata prajurit tersebut.

Deg!

Seketika jantung semua pangeran yang ada di sana menjadi tidak karuan. Mereka saling menatap.

"Apakah ramalan itu akan terjadi?" mundlink Aidan

"Semoga tidak akan terjadi" jawab Raka

"Sekarang kita ke perbatasan" Hanum ingin berlari tapi tangan nya di crkal oleh Aidan.

"Apa maksud kamu Aidan? Kita harus cepat! ", kata  Hanum.

"Kami yang akan pergi, kalian semua tetap disini jangan keluar...." kata Aidan.

"Tapi -"

"Turuti saja, ini demi kebaikan kita",

Akhir nya Hanum mengangguk. Keenam pangeran itu pun pergi setelah mengambil alat perang mereka dan bergegas menuju perbatasan.

Ramalan...
Flashback on...

Claras dengan sisa tenaga nya terus melawan sampai akhir nya....

"Akh!", darah keluar dari lengan nya.

Ke enam raja yang sedang berperang langsung menghabiskan musuh nya dan menghampiri Claras.

PUTRI ELEMEN (Tamat) <Revisi Ulang>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang