{23}

369 21 1
                                    

6 bulan 1 minggu kemudian...

Tak terasa waktu begitu cepat, Hanum dan juga sepupu - sepupu  nya sudah seminggu keluar dari rumah sakit. Sebenarnya mereka heran, kenapa mereka tidak mengingat kecelakaan yang mereka alami.

Tapi mereka tidak memikirkan nya yang terpenting adalah menjaga Bella karena ia tidak dapat melihat, Hanum jadi sedih kenapa harus Bella? Kenapa bukan dirinya? Tapi itu semua takdir.

Sekarang mereka sedang berada di tokoh roti milik Mereka. Ya! Mereka membangun tokoh roti untuk kegiatan mereka agar tidak menganggur, karena mereka belum boleh mengerjakan pekerjaan kantor mereka. Mereka juga sudah tidak bersekolah, karena iq mereka yang diatas rata - rata, jd mereka langsung mengikuti ujian akhir dan lulus...

"Bella, jika lelah duduk saja" kata Hanum memperhatikan Bella yang sedang membersihkan meja.

Entahlah, ia merasa Bella seperti tidak buta bahkan Bella melakukan pekerjaan dengan benar, hanya saja mata nya tak pernah berkedip dan dokter bilang kalau Bella buta.

"Gak papa kok Num, gue bisa dan nggak lelah... Lagian tokoh hari ini sepi ya? Kok nggak terdengar hiuk periuk pengunjung?" jawab Bella sekaligus bertanya.

"Mungkin mereka lagi nggak kepingin makan roti" jawab Hanum.

Kling!

Suara bel yang ada di atas pintu berbunyi, menampakkan seorang pria tampan tetapi memiliki kulit putih pucat.

Bella dan Hanum beranjak pergi, sedangkan Cloe memberikan daftar pesanan dan mempersilahkan pria itu duduk.

"Ini daftar menu tokoh kami, ingin di bawa pulang atau di makan disini?" tanya Cloe

Pria itu diam, sambil mengedarkan pandangan nya mencari sosok yang sempat tertangkap netra nya tadi.

"Emmm... Saya bawa pulang aja, pancake sama roti maryam" jawab nya tanpa menatap Cloe.

"Oke, tunggu sebentar pesanan anda akan segera datang" jawab Cloe, pergi menuju dapur.

"Eh! Orang itu aneh, dia kayak nya cari sesuatu?" kata Cloe waktu berpapasan dengan Adara yang bertugas membuat kue.

"Aneh gimana?"

"Dia kayak nya mencari seseorang, terus muka nya kayak nggak asing gitu"

"Perasaan lo mungkin, eh pesanan nya apa... Buruan gue bikin nih"

"Eh iya..."

Neva yang bertugas di bagian kasir semula tidak peduli kepada pria yang hanya duduk sendirian itu, tetapi saat Bella keluar menuju arah nya, pria itu memperhatikan Bella, dengan tatapan campur aduk. Atau mungkin hanya perasaan nya saja?

"Gue duduk disini ya?" tanya Bella.

"Iya, temenin gue... Mending lo duduk disini sama gue, eh! Hanum kemana?" jawab Neva,sesekali melihat pria yang sedang menatap ke arah nya ralat-lebih tepat nya ke arah Bella dengan tatapan sama.

"Lagi beli bahan kue, buat besok... Untung aja hari ini nggak ada pelanggan, cuman beberapa bahan nya hampir habis" jawab Bella.

"Oh, untung aja..." entah kenapa Neva menjadi was - was, pikiran nya kemana - Mana ia takut orang itu punya niat jahat.

"Nev, perasan gue tiba - tiba campur aduk" kata Bella, memainkan tongkat nya.

"Kenapa? Lo nggak enak badan? Atau, ada yang sakit" entah kenapa Neva dan juga sepupu Bella yang lain menjadi overprotektif terhadap keadaan Bella.

"Enggak... Bukan gitu, tapi, aneh aja... Tiba - tiba gue ngerasa rindu akan sesuatu, tapi nghk tahu apa... Rindu seseorang yang ngisi kekosongan gue... Tapi, nggk tahu siapa" jawab Bella.

"Mungkin lo lagi nggak enak badan kali, lo istirahat ya... Pulang, gue khawatir sama lo" jawab Neva.

Bella mengangguk dan segera berdiri.

"Gue pulang aja kali, mungkin gue perlu istirahat..." kata Bella mulai mengarahkan tongkat nya.

"Bentar gue telpon supir dulu" kata Neva, menelepon supir pribadi keluarga nya.

"Oke tunggu dulu ya... Nanti juga dateng supir"

"Gue mau nunggu di depan"

"Eh, iya.. Gue anterin yok"

Neva pun menggandeng Bella, mereka berjalan keluar. Tapi, saat sampai di depan pria tadi.

MINE

Deg!

Jantung Bella seketika beetdetakn, ia otomatis menghentikan langkah nya.

"Kenapa Bell?" tanya Neva.

"Nggak.. Tadi kayak ada yang bilang kata 'MINE'... Lo denger nggak?"

"Nggak, daritadi nggak denger apa - apa" Neva melirik Pria yang sedang duduk tepat disamping Bella.

"Udah yok Bell, kek nya pak Sapto  udah ada di depan" mereka pun bergegas kedepan.

Tanpa mereka sadari pria tadi tersenyum, ia mengucap syukur berkali - kali karena dapat melihat sosok yang sangat ia sayangi.

*********

Hanum berjalan dari kasur dengan membawa beberapa bahan kue.

Bugh!

"Aduh" tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang ada di depan nya, karena tadi fokus melihat kantung belanjaan nya.

Orang itu memakai pakaian serba hitam, ia mengulurkan tangan nya,bernua membantu Hanum.

Hanum menerima ukuran tangan nya, ia menggrenyit saat merasakan sesuatu yang tidak asing saat menyentuh tangan seseorang yang ada di depan nya.

"Maaf"

Deg!

Jantung Hanum berhenti, suara itu tidak asing di telinga nya... Siapa orang di depan nta itu? Ia tidak bisa melihat wajah nya, karena masker dan juga topi hitam yang menutupi nya.

"Oh ya... Seharus nya gue  yang minta  maaf, kan gue yang nabrak lo... Maaf ya, gue buru - buru" Hanum segera mempercepat langkah nya.

"Sampai kapan, harus bersabar... Cobaan yang kita alami terlalu lama, tapi ku pastikan... Takkan ada lagi duka setelah ini" kata sosok itu menatap punggung Hanum yang makin lama makin hilang.

********

Hanum sampai di tokoh, ia segera menghampiri Adara.

"Nih bahan nya, tokoh sepi banget? Mana yang lain?" tanya Hanum.

"Oh, Bella pulang... Neva tadi di panggil mama nya, terus Cloe... Tuh dia tidur, Zafira nggak tahu tuh bocah daritadi nggak kelihatan" Adara menunjuk soffa panjang yang memang disediakan di dapur.

"Adara, Hanum!" tiba - tiba Zafyra datang dengan tergesah - gesah.

"Zafyra, ada apa?" tanya Adara dan Hanum bersamaan.

"Nggak papa tadi gue, cuma ngerpank kalian... Ha ha ha" Zafyra tertawa tebahak - bahak.

"Kirain ada apa, eh iya... Tadi gue nabrak seseorang... Terus, suara nya kayak nggak asing gitu"

"Siapa emang nya yang lo tabrak?" Tanya Adara.

"Oranglah"

"Ya tahu, maksud Adara itu... Siapa orang nya, kayak gimana?" Zafyra memperjelas.

"Tumben lo ngerti Ra?"

"Gue udah pinter yee sekarang"

"Orang nya tuh tinggi, cuman gue nggak tahu wajah nya..."

"Mungkin perasaan lo aja Num, udah yok... Kita pulang, sepi nih tokoh... Jangan lupa bangun tuh Cloe, nyenyak banget tidur nya" Adara merapikan peralatan nya di bantu Hanum, sedangkan Zafyra berusaha membangunkan Cloe yang tertidur sangat nyenyak.

Hay guys, sorry banget batu bisa Up.. Habis nya Uthor nggk ada ide, terus males nglanjutin...

Maaf ya :)

PUTRI ELEMEN (Tamat) <Revisi Ulang>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang